Ch. 2.3 - Selamat Datang

1K 112 1
                                    

Wuuhuuu!!! I'm back! ^^

Sebelumnya author mau bilang, untuk ke depannya Kimberly Academy bakal update setiap tgl 5, 15, 25 setiap bulannya (kalo telat mungkin 2 atau 3 hari dari tanggal itu)

Oke, back to the story!

Happy Reading!!! 📖📖

🍃🍃🍃
Semalaman aku tidak bisa tidur karena kejadian kemarin dan tiga kata yang terus menghantui ku, 'Aku ini apa?'

Aku, mamah, dan Pak Gio telah membuat kesepakatan. Aku akan pergi ke akademi dan meninggalkan sekolah SMP ku besok pagi dan takkan kembali lagi kesini. Pak Gio bilang sih ini demi keselamatanku. Aku tahu tiga bulan lagi aku harus menghadapi ujian akhir tapi aku harus melewatkannya. Aku bahkan tidak sempat pamit pada Yuri karena harus cepat. Aku sedih karena tidak mendengar perkataannya untuk tidak keluar rumah. Jika tahu begini, aku akan menghabiskan waktu lebih banyak menelepon Yuri dan mengobrol dengannya. Tapi semuanya sudah terjadi, tidak ada yang perlu disesali.

Keesokan harinya...
Aku hanya membawa satu koper dan satu ransel. Sekali lagi aku memandangi setiap inci kamar ku. Kamar yang penuh dengan memori dan rumah yang akan dirindukan. Aku belum tahu kemana tujuanku akan pergi tapi aku memiliki dugaan kuat bahwa aku takkan kembali kesini dalam waktu dekat.

Aku menarik koper ku turun ke ruang tamu. Aku bahkan tidak sempat untuk sarapan terakhir bersama mamah. Mamah malah ingin aku cepat sampai ke akademi dengan aman.

"Jangan khawatir, Dhea. Dia akan aman" ucap pak Gio menenangkan mamah. "Sebelum tahun ajaran baru tiba, Kim akan tinggal denganku. Dia akan ku beri pembekalan yang cukup untuk belajar di akademi itu" lanjut beliau. Pak Gio menatap koper hitam yang kubawa disamping ku. "Hanya itu?"

"Ini lebih dari cukup" jawabku. "Bapak bilang kebutuhan ku sudah terpenuhi disana"

"Memang benar" pak Gio memeluk mamah dan membawakan koperku ke mobilnya. Pagi ini pak Gio sama sekali tidak mengganggu ku dan ia pergi keluar memberikan privasi untuk ibu dan anak ini.

"Mah jangan menangis lagi" aku mengusap pipi mamah yang tak berhenti basah karena air matanya. Mamah menggenggam tanganku dan memeluk ku.

"Temukan keluarga mu, Kim. Mamah tahu kau tidak dibuang tanpa alasan"ucap mamah. Dan mamah lagi-lagi membahas apa yang telah pak Gio katakan kemarin malam. "Semoga saja" gumamku.

Mamah mengantar ku sampai depan pintu. Kami saling melambaikan tangan sampai aku masuk kedalam mobil. "Sudah siap?" tanya pak Gio melalui cermin mobil. Aku mengangguk padanya dan ia menjalankan mobilnya.

Kami tidak saling bicara sampai mobil melaju di jalan besar. Aku hanya melihat pemandangan disamping mengingat mungkin ini akan jadi yang terakhir.

"Jadi...." pak Gio mulai mengajak ku mengobrol. Dan sekali dia berbicara, maka obrolan ini takkan berhenti, pikirku. ".... Bagaimana perasaanmu?"

"Sejujurnya, agak janggal. Apalagi mengingat nama akademinya" jawabku.

"Hahaha.... Memangnya kenapa? Tidak ada yang salah dengan nama akademi nya" Pak Gio malah tertawa. Tapi seharusnya dia tahu alasanku karena Pak Gio mengenali ku cukup baik apalagi aku anak gebetannya.

"Lalu, Bagian mana yang tidak kau pahami?"

"Semuanya" jawab ku singkat.

"Baiklah. Aku akan menceritakan dari awal" pak Gio menarik napas sebelum ia kembali bercerita. "Aku tidak tahu darimana asalmu, tapi ada kekuatan besar yang terlacak dari dalam dirimu, Kim. Dan anehnya lagi, aku sebagai peri pelacak bisa merasakan aura sihir putih dan hitam darimu dalam skala yang besar"

"Aku tetap tak mengerti" jawabku.

"Intinya adalah, Kim kau seorang peri. Tapi aku tidak tahu kekuatan apa yang kau miliki. Ada sihir hitam yang kuat dari dalam dirimu, tapi aroma mu seperti 'peri putih'. Sejauh ini hanya itu yang bisa ku katakan" ucap Pak Gio.

"Apa menurut bapak ini berhubungan dengan orangtua ku?" tanya ku lagi. Dan pak Gio dengan tenang menjawab semua pertanyaan ku dan mengemudi dengan santai.

"Mungkin saja. Bisa jadi ibumu berasal dari keluarga peri hitam dan ternyata ayahmu adalah peri putih, atau sebaliknya dan kekuatan mereka berdua menjadi satu dalam dirimu. Sederhana nya sih kau mungkin berdarah campuran. Tapi bapak rasa itu tak mungkin"

"Kenapa?" tanya ku heran.

"Selama ini, 'peri putih' dan 'peri hitam' atau disebut Black Shadow selalu bertentangan. Kita, 'peri putih', lebih memilih untuk menggunakan kekuatan kita untuk hal yang baik sedangkan Black Shadow yang kebanyakan keturunan peri hitam dan pengikut aliran hitam, selalu ingin menguasai bumi untuk menjadikan manusia sebagai budak. Tetapi untuk bisa ke bumi dengan satu pasukan sekaligus, Black Shadow harus melewati satu portal dimensi terbesar yang setiap penjaganya dijaga oleh peri putih terkuat. Jadi, Black Shadow harus mengalahkan peri putih dahulu sebelum bisa pergi ke bumi"

"Bagaimana yang menyerang ku kemarin? Dia pasti dari Black Shadow, kan? Kenapa dia bisa ada disini?"

"Sayang, ku bilang untuk satu pasukan. Jika hanya satu orang, baik Black shadow atau bukan, dia pasti bisa ke bumi dengan mudah"

Mengobrol dengan Pak Gio membuatku ngantuk, terlebih aku tidak tidur nyenyak kemarin malam. Pak Gio bertanya padaku apakah ada pertanyaan lain yang ingin ku tanyakan tapi aku tidak menjawab beliau dan lebih memilih untuk tidur.

🍃🍃🍃

"Kim, bangun. Kita sudah sampai"
Suara Pak Gio membangunkan ku. Jika aku tak salah dengar, kami sudah sampai. "Benar sudah sampai, pak?Kita sudah bukan di bumi lagi? Apa benar kita sekarang ada diCamel-Castella... Apa namanya ya pak?" tanya ku lupa dengan nama tempat kami sekarang ini.

Pak Gio tertawa mendengar pertanyaanku dan ia mengangguk."Bukan Castella, tapi Castadele . Kita ada didepan rumahku sekarang. Aku akan turunkan kopermu"

Pak Gio turun dari mobil dan menurunkan koperku yang ada di bagasi belakang. Aku ikut turun dari mobil dan kami berjalan berdampingan. Rumah Pak Gio lumayan besar, ada dua lantai dan halaman yang luas ditumbuhi bunga calla lili dimana mana.

"Pak, apa anda penggemar calla lili?" tanya ku pada Pak Gio.

"Hmm ya begitulah"

"Oh ya Kim. Mulai sekarang kau tinggal di rumah bapak sampai masuk ke akademi pada tahun ajaran baru. Mulai besok kita akan mencari tahu sihir elemenmu yang sebenarnya sekaligus menghilangkan aura peri hitammu karena... bla bla" jelas pak Gio mengoceh yang tak ku mengerti. Padahal kami baru sampai tapi dia sudah bicara banyak sekali. "Lagipula, aku sudah berjanji pada Dhea untuk menjaga mu"

"Ya ya ya.... Kau membawa ku kesini supaya bisa mengambil hati mamah" jawabku tak senang. Tapi pak Gio tak membalas perkataan ku, seperti biasanya.

🍃🍃🍃

Empat bulan pun berlalu....

Kami tiba didepan akademi pukul tiga sore. Pendaftaran ulang akademi baru saja dibuka jadi tidak banyak orang disini.

Aku mengikuti pak Gio yang turun dari mobil dan kami berjalan berdampingan. Samar-samar ku lihat beberapa bangunan tinggi dan besar berwarna warni didepan kami. Sepertinya akademi itu lebih luas dari perkiraan ku.

"Lihatlah" Pak Gio menunjuk gapura besar sekolah yang dari tadi tidak ku perhatikan. Gapura itu berwarna merah dan biru muda dengan glitter silver sehingga tampak elegan. Tapi semua keindahan itu tak bertahan lama saat aku membaca nama akademi nya yang membuat ku menelan ludah. Berapa kali dibaca dan disebutkan pun namanya tetap itu. Dan setiap kali aku membaca atau mengingat nama akademinya selalu membuat ku tidak nyaman.

Entah kebetulan atau tidak tapi nama akademi nya sama dengan namaku.

"Kimberly Patricia, selamat datang di Kimberly Academy"

🍃🍃🍃

Yeeaayyy! Akhirnya Kim tiba di akademi!
Petualangan Kim yang sebenarnya baru saja dimulai!
See u next time!👋

Salam hangat, Anemone.⚘

Kimberly AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang