“Apa bapak memanggil saya?”
Disaat aku dan Yuri hendak ke taman belakang, seorang siswa peri tanah meghampiri ku dan bilang pak Gio menunggu ku di jembatan Haezel. Jembatan Haezel adalah jembatan penghubung antara kampus dengan pintu masuk hutan sihir Castadele. Dibawah jembatan Haezel mengalir Sungai Auxery bewarna hijau kebiruan. Setahu ku jembatan itu jarang dilalui orang kecuali jika ada kegiatan yang dilakukan di hutan sihir seperti kelas berburu dan sejenisnya. Aku tidak tahu kenapa pak Gio memanggilku ke tempat seperti itu. Biasanya sih seseorang akan mengatakan hal yang penting saat dia meminta untuk bertemu di tempat sepi. Aku jadi bertanya-tanya apa memang yang ku pikirkan itu benar.
Pak Gio menyambutku dengan senyum lebar di wajahnya. “Bagaimana dengan sekolahmu?”
“Gak terlalu bagus” jawabku kesal. “Aku gak tahu banyak tanaman sihir disini dan resep ramuan di alkemia nya bikin pusing”
Pak Gio tertawa mendengar ocehanku. “Lama-lama kau pasti terbiasa”
“Rasaku tidak”
“Kau baru tiga minggu disini”
“Tiga minggu sudah cukup membuat ku muak”
“Bertahanlah sebentar lagi” pak Gio menasihati. “Minggu depan kau akan mengikuti Talent Fair, kan?”
Aku hampir melupakan nya jika pak Gio tidak mengingatkan. Setelah satu bulan bersekolah, biasanya siswa kelas satu diberi pilihan untuk mengikuti organisasi yang ingin mereka ikuti juga kelas tambahan seperti ekstrakurikuler. Danielle telah menjelaskan beberapa organisasi dan ekskul yang ada jadi aku bisa memilih lebih dulu sebelum hari pemilihan.
Dan masalahnya sekarang adalah aku masih belum memutuskan mau ikut organisasi dan ekskul apa.
“Kurasa organisasi dan ekskul gak cukup membuatku betah disini”
“Mungkin tidak” kata beliau. “Tapi aku yakin kau akan senang jika ku beritahu ini”
Pak Gio memberikan sebuah undangan hijau padaku dan aku membaca isinya: pameran hewan sihir kerajaan.
“Hewan sihir!” seruku saat membacanya mengingat aku sangat suka binatang. "Jadi ingat cerita bapak sebelum masuk ke sini deh! Hewan sihir itu bentuknya lebih imut dan cantik dari yang ada di bumi! Waahh... ini pasti seru, kan?"
“Mau ikut denganku?” ajak pak Gio.
“Tapi... bagaimana dengan izin keluarnya? Siswa kelas satu kan belum boleh izin keluar kampus secara pribadi” jawab ku.
“Tidak jika kau pergi bersama guru” jawab pak Gio. “Aku ingin kau mengenal cepat hewan sihir sebelum memasuki semester dua nanti. Kau tahu kan semester dua nanti kau harus memiliki satu hewan sihir yang kau dapat dari hutan sihir?”
Aku menoleh memandang hutan sihir Castadele yang penuh misteri. Kau tidak bisa melihat jelas kedalaman hutan itu karena ada kabut sihir yang mengelilinya. Hutan sihir hanya dibuka untuk siswa disetiap semester genap yaitu proses mendapatkan hewan peri. Hutan sihir sangat berbahaya karena banyak hewan sihir liar yang bisa membahayakan keselamatan orang kampus. Jadi gak heran kalo akses kesana sangat terbatas. Begitulah yang ku baca dari perpus.
“Tidak sembarang hewan bisa menjadi pendampingmu nanti” tegas pak Gio. “Ingat, kekuatan mu itu besarnya diatas rata-rata. Jadi, kau harus bisa memilih hewan sihir yang tingkat kekuatannya setara denganmu”
“Ya ya ya aku tahu” Bukan sekali dia mengingatkan ku mengenai hal itu. Yang aku harus menyembunyikan kekuatan ku lah atau aku harus mengontrol diri jika emosi agar kekuatan ku tidak lepas kendali dan bla bla bla segala ocehan nya mengenai kekuatan ku yang inti nya harus disembunyikan dari orang lain. Aku memang tidak terlalu paham alasannya tapi aku malas bertanya dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimberly Academy
FantasyUPDATE based on life's schedule ^^ Latar belakang yang misteri membuat gadis itu harus bersekolah di sebuah 'akademi'. Katanya, dengan masuk ke 'akademi' itu, dia bisa membanggakan ibu angkatnya yang telah merawatnya selama ini. Akan tetapi, ternyat...