Happy Reading!!
🍃🍃🍃
Sekarang sudah pukul delapan malam dan aku masih sendirian di rumah. Aku baru saja menyelesaikan tugas fisika ku dan aku ingin membaca kembali catatan kimia ku terakhir kali, mengingat Bu Lani adalah guru yang suka mengadakan kuis mendadak.
Drrtt Drrt
"Ada telpon dari Yuri"
Yuri menelepon ku malam itu. Tanpa menunggu aku langsung mengangkatnya.Hai, Kim. Sedang apa?
"Hanya membaca buku. Kenapa?" tanya ku balik.
Wahhhh sedang baca novel ya? enak ya kalo jago fisika.. Hiks aku masih belum selesai nihhh... Ucap Yuri merengek melalui telpon.
"Jadi, ada yang tidak kau mengerti? Mungkin aku bisa membantu"Ucapku menawarkan bantuan pembelajaran.
Kami menelepon cukup lama dan aku berusaha membantu Yuri menyelesaikan setiap soal dengan penjelasan sesederhana mungkin.
Kim, apa ibumu di rumah? Tanya Yuri di sela diskusi kami.
"Mamah? Hmm dia belum pulang sih. Aku sendirian di rumah" jawabku.
Emang gak bahaya di rumah sendirian aja? Tanya Yuri.
"Lha? Kenapa memangnya?" Tanya ku balik.
Haah??? Kau nggak takut? Bukannya disekitar rumahmu banyak kriminal nya ya?
"Aku kan didalam rumah, jadi aman saja. Tapi jika aku keluar sendirian malam malam gini itu bahaya" jawabku.
Yaahhh... Saranku sih jangan keluyuran malam ini. Aku takut kau dalam bahaya. Ucap Yuri khawatir. Dan entah kenapa perkataan Yuri membuat ku tertawa.
Iihhh... Kenapa tertawa? Aku kan cemas. Lagi lagi Yuri merengek di telpon.
"Maaf deh maaf" jawabku. "aku tertawa karena kau orang kedua yang mengatakan itu padaku. Waah kalian semua cemas sama aku so sweet bangeettt"
Ih jijik. Gerutu Yuri. Memangnya siapa yang pertama? Tanya Yuri.
Aku tersenyum saat Yuri menanyakannya. Tapi aku yakin Yuri tidak tahu aku tersenyum sekarang.
Aku menceritakan tentang Theo yang membantu ku sore ini. Dan setelah mendengar cerita ku, Yuri terdengar cukup kaget karena Theo tidak biasanya perhatian seperti itu.
Aahhhh Kim aku cemburu nihhh... Yuri kembali merengek. Lalu aku mendengar suara adik Yuri memanggil nya dari telpon.
Sudah ya adikku manggil minta bantuin ngerjakan pr.
"Ya sudah. Aku juga mau makan malam dulu"
Kami mengakhiri panggilan dan tak lama setelah itu, Mamah pulang ke rumah diantar oleh Pak Gio. Aku bisa mendengar percakapan mereka di ruang tamu meski aku didalam kamar.
"Jadi, bagaimana?" tanya Pak Gio.
"Sulit bagiku untuk melepaskannya. Tapi jika Kim mau tidak apa" jawab mamah dengan sedih. Aku jadi bertanya-tanya apa yang sedang mereka bicarakan.
Aku keluar kamar dan turun ke ruang tamu. Ku lihat mamah dan Pak Gio sedang dalam obrolan serius. Aku duduk disamping mamah dan melihat matanya sedikit sembap."Mah, mamah habis menangis?" tanya ku cemas.
"Tidak, sayang" mamah merangkul ku dan mencium kening ku. "Mamah gak apa-apa"
"Jadi... Apa kamu mau ke akademi itu?" Tanya mamah. Aku cukup kaget saat mama menanyakan nya. Tampaknya pak Gio sudah menceritakannya pada mamah. Apa itu yang membuat mamah menangis? Apa mamah takut karena aku harus meninggalkannya?
"Kalo mamah sedih karena aku harus tinggal di asrama akademi itu, lebih baik aku tak kesana" jawabku.
"Tidak!" bentak mamah tegas. "Kau harus kesana!"
Untuk pertama kalinya, aku mendengar mamah membentakku. Dan pertama kali juga aku mendengar kebohongan dibalik kata kata beliau. Mamah tidak mau aku pergi.
"Aku gak akan pergi kalo mamah sedih begini"
"Tapi Gio bilang ini baik buat mu. Mamah juga tidak bisa menolak"
"Kenapa gak bisa nolak? Masih banyak sekolah lain selain akademi itu!"
Mamah menggeleng "Tidak. Akademi itu baik untuk mu kare-"
"Pokoknya Kim gak mau kesana kalo mamah jadi sedih!"
Selama empat belas tahun aku hidup, itu pertama kalinya aku membentak mamah. Dan malam Itu juga aku mengetahui sesuatu yang tidak ku ketahui.
"Kim, kau seharusnya tidak membentak ibumu!" Pak Gio yang mulai ikut campur semakin membuatku kesal.
"Anda jangan ikut campur!"
"Kim, kau mulai tidak sopan!"tegas mamah.
"Terserah mamah mau bilang apa!"aku bangkit dari sofa. "Untuk apa Kim masuk ke akademi itu jika hanya membuat mamah sedih"
Dan satu kesalahan besar ku malam itu. Aku yang terlalu emosi meninggalkan rumah dengan mamah dan Gio masih didalam.
"Kim, kau mau kemana?!"
Aku tidak memedulikan panggilan mamah dan tetap keluar.
🍃🍃🍃Sorry karena yang kali ini pendek. ^^
Terus tunggu kelanjutannya yaa.Salam hangat, Anemone⚘
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimberly Academy
FantasyUPDATE based on life's schedule ^^ Latar belakang yang misteri membuat gadis itu harus bersekolah di sebuah 'akademi'. Katanya, dengan masuk ke 'akademi' itu, dia bisa membanggakan ibu angkatnya yang telah merawatnya selama ini. Akan tetapi, ternyat...