Ch.3.2 - Kelas Baru

923 106 0
                                    

Lanjut membaca!!!
📖

🍃🍃🍃

Makan malam tiba tapi Theo tidak berbicara pada kami sama sekali. Dia memang duduk disamping kami tapi tak satupun kata keluar dari bibirnya.

Saat makan malam, kami murid baru dapat kata sambutan kepala sekolah Kimberly Academy yang ikut makan bersama kami. Kemudian kepala sekolah berpesan pada kami agar berkumpul di arena pertandingan akademi besok memakai seragam pukul delapan pagi untuk upacara pembukaan dan penentuan kelas.

Setelah makan kami istirahat di kamar masing-masing. Tidak perlu waktu lama bagi ku untuk tidur malam. Kelelahan akibat tur Dan mungkin.

🍃🍃🍃

"Selamat datang, murid baru tahun ini" Ms. Asha, kepala sekolah Kimberly Academy mulai membuka suara. Ia sekali lagi menyampaikan kata sambutan diatas podium sihir yang dibuat nya dengan seluruh guru akademi tingkat satu berbaris dibelakang nya.

Aku tidak terlalu mendengarkan beliau karena aku terlalu sibuk mengagumi seragam akademiku. Kemeja putih dan rompi seragam bewarna silver yang berkilau, rok sepanjang paha bewarna silver dengan motif kotak-kotak bergaris merah, sepasang kaos kaki sepanjang betis dan pantofel silver. Semua warna nya selaras dan aku suka.

Bukan hanya itu saja, aku baru tahu ternyata seragam akademi ini disesuaikan dengan elemen sihir masing-masing peri. Hijau untuk elemen tanaman, biru muda untuk elemen air, merah untuk api, kuning cerah untuk holy (cahaya), silver untuk angin, coklat muda untuk tanah, biru gelap untuk petir dan beberapa warna untuk elemen langka seperti ungu untuk gravitasi, abu-abu gelap untuk logam, dan  cream sebagai penanda bahwa peri itu bisa berbicara dengan hewan. Peri ini biasanya tidak memiliki elemen khusus tapi kemampuannya memahami semua hewan, baik hewan biasa maupun hewan sihir cukup dikatakan langka. Begitulah kata Dan kemarin dalam tur.

Meski aku sedang mengagumi seragamku, aku tetap berusaha mendengarkan kepala sekolah dengan baik.

"Kimberly Academy telah berdiri puluhan tahun lamanya. Akademi ini telah menjadi tempat untuk mendidik peri muda menjadi peri unggul dan berkarakter yang akan memimpin Castedele kelak dibawah pimpinan kerajaan Grietta

"Selain mempelajari teori dan pengendalian sihir, kalian juga akan diajarkan cara bertarung dan bertahan diri di alam liar, membuat ramuan, menggunakan teknik penyembuhan dan membantu kalian memilih hewan sihir pendamping

"Tapi sebelum kalian memulai itu semua,..."

Sebelum kami memulai kelas, kami akan mengikuti satu tes untuk penentuan kelas. Kelas ini berfungsi untuk menentukan nilai kami tapi untuk teknik mengajar biasanya murid kelas dicampur secara acak.

Seketika lapangan pertandingan berubah terbagi empat. Satu tempat bisa menampung 60 murid untuk melakukan tes. Aku sendiri dapat lapangan C dengan Pak Gio sebagai guru tes.

"Aku gak nyangka kita bertiga bisa di lapangan yang sama" ucap Echa dengan aku dan Theo duduk disamping nya. Aku juga tak tahu kalimatnya itu menunjukkan ia senang atau sedang menyindir.

"Hahahaha aku juga" aku tertawa hambar. Entah kenapa aku tidak bisa senang.

"Tapi Kim... Kenapa seragam mu bergaris merah?" Echa bertanya mengenai warna seragam ku.

"Lha? Bukannya kau sudah tahu?" tanya ku balik pada Echa.

"Iya. Aku tahu warna seragam yang kita pakai mewakili elemen peri kita. Seperti seragam bewarna biru laut ku mewakili elemen air dan milik Theo berwarna hijau mewakili elemen tumbuhan"ucap Echa panjang lebar. "Tapi kebanyakan itu motif kotak rok siswi berwarna hitam. Kalo merah...."

Kimberly AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang