Ch. 15 - Baikan

660 86 0
                                    

Halo!!! Kembali lagi deh!! Udah nunggu, ya? Sori banget author telat 😔🙏🏻

Udah gak sabar baca kan? Kita lanjut aja ya!!!

Happy Reading!!!

🍃🍃🍃

"Cepatlah. Aku gak bisa lama-lama"

Awalnya sih aku kaget saat Dylan bilang Theo ingin bicara denganku di atap gedung asrama. Padahal kami kan sekamar, kenapa repot repot memanggil ku kesini?

Theo berbalik dan menatap mataku. Aku balik menatapnya.

Tiga menit berlalu...

"Hei, kau yakin kita mau diam terus-terusan seperti ini?" Tanya ku jengkel sebab Theo cuma diam dari tadi.

"Bukannya kau yang ingin bertanya padaku, ya?"

Ah, akhirnya dia bicara.

"Aku disini untuk menjawabnya" lanjut Theo.

"Semuanya?"

Theo mengangguk.

Kami tahu kami bertengkar sebelumnya karena Theo menghindar dari pertanyaan ku. Sekarang, dia sudah mengiyakan dan memberikan ku izin.

Baiklah, kesempatan ini gak boleh ku sia-sia kan. Kapan lagi aku bisa bertanya sepuas nya seperti ini?

"Pertanyaan pertama" ucapku. "Kenapa kau gak menjelaskan padaku kejadian setelah aku pingsan? Ku dengar kau menyerap setengah kekuatan yang berlebih dalam tubuhmu. Apa tidak berefek buruk padamu?"

"Ah, yang itu" dia mulai menjawab. "Aku sudah biasa melakukannya. Lagipula, aku punya adik yang kekuatannya sangat berlebih untuk anak seusianya jadi aku sering menolongnya"

Aku baru tahu Theo punya seorang adik. Well, dia jarang menyinggung soal keluarganya. Aku pun juga tidak bertanya. Kuanggap Theo sudah menjawab pertanyaan pertama dari ku.

"Pertanyaan kedua" sambung ku.

"Bu Jyra itu peri penjaga yang menjaga portal dimensi yang ada di akademi kan? Bu Jyra menyinggung kejadian 15 tahun yang lalu di gudang waktu itu. Apa yang terjadi?"

"Mana aku tahu" tiba tiba dia menjawab ketus. "Aku kan baru lahir di tahun itu. Mana mungkin aku ingar"

"I, i, iya juga"

"Aku gak tahu pasti. Tapi ayah sering bilang dia tahu adanya guru lain yang membantu pelarian itu"

"Eh? Apa guru itu adalah pengikut Black Shadow juga?" Tanyaku kaget.

Theo menggeleng. "Tidak, tapi dia memang harus melakukan nya. Kata ayah sih guru itu masih mengajar disini"

"A, a, apa?!"

Aku kaget bukan main. Lagian dari arsip yang ku baca, guru itu langsung dikeluarkan.

Aku emang gak tahu apa pekerjaan ayahnya Theo, tapi masa' guru pengkhianat seperti itu dibiarkan bebas berkeliaran begitu saja?!

"Biasa aja kali" ucap Theo tak senang.

"Ta, tapi kan..."

"Aku tahu. Guru itu gak pantas lagi untuk ada disini, kan?"

"Tapi di arsip berita dari perpus..."

"Ah, Kau sudah membacanya, ya?"

Waduh. Aku malah keceplosan kalo aku sudah menyelidiki nya duluan.

Theo terkekeh mendengarnya. "Ternyata diam-diam kau mencari tahu, ya"

"Memangnya gak boleh?" Aku mendengus kesal tapi Theo cuma acuh tak acuh.

Kimberly AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang