Papa Kevin khawatir

1.1K 142 20
                                        

Dalam keadaan dada nya yg begitu sesak dan begitu menyakitkan. Kyla, tersenyum simpul dengan tulus melihat raut takut dan gelisah diwajah Zaell. Lelaki itu meremas cemas punggung tangan Kyla yg saling menimpa memeluk perut Zaell dari belakang.

Lelaki itu juga berusaha agar tak begitu gegabah mengemudikan stang motor dengan satu tangan. Meski sudah Kyla katakan ia bisa masih menahan rasa sakitnya hingga sampai.

Tapi, tetap saja lelaki didepan nya ini begitu keras kepala ingin memegang tangan dingin milik Kyla yg melingkar di tubuhnya. Ia sangat takut gadis bule nya ini jatuh. Lalu ia akan semakin diliputi rasa besalah dan kalut.

Lalu tak lama motor bebek bewarna coklat yg mereka duduki ini berhenti di depan rumah bewarna maroon. Kyla bingung, mengapa Zaell membawa nya disini.

Lalu tanpa aba-aba Zaell membuat tubuhnya melayang seketika. Yang benar saja! Lelaki ini menggendongnya tanpa izin.

"Zzhaell"

"Syuttthh" titah Zaell menyuruh Kyla diam. Tersirat ketakutan dimata tajam milik lelaki itu. Suaranya juga terdengar mulai dingin, meski sebelumnya lelaki itu selalu mengajak nya bercanda dengan kalimat yg sama sekali tak cocok dengan raut cool nya.

Tanpa memencet bel yg berada disisi kiri pagar. Zaell langsung nyelonong menendang pelan pagar hingga terbuka.

"Reno!" teriak Zaell ketika sudah sampai di depan pintu.

Ouuh ini rumah Reno!

"Reno!" teriak Zaell sekali lagi.

Ceklek..

Seketika pintu terbuka, mata Zaell langsung menghunus dingin pada Reno.

"Gue tau bunda lo dokter! gue—"

"Bb—baantu gue" lanjut Zaell dengan suara yg mulai menipis.

Reno hendak melayangkan pertanyaan, namun seketika urung saat baru menyadari ada seseorang yg berada digendongan sahabatnya ini.

Sepupu nya Leon!

"Masuk cepet!" titah Reno lalu mulai berlari menaiki tangga sambil berteriak memanggil "Bunda"

Sedangkan Zaell tanpa meminta izin pada Reno, ia mulai menurunkan tubuh lemas Kyla disofa ruang tamu.

Tubuh gadis om dugong nya ini begitu lemah. Tangan kiri nya masih memegang dada, wajah nya pucat tak terkecuali juga bibir, bahkan kelopak mata Kyla juga mulai meredup.

"Maafin gguee" lirih Zaell tak terdengar. Tangan nya mulai membelai lembut kening Kyla yg berkeringat.

Tak lama terdengar bunyi langkah kaki yg begitu tergopoh-gopoh. Tanpa melihat siapa itu, Zaell sudah tau bahwa yg sedang menuju kearahnya adalah Reno dan bundanya.

"Siapa yg sakit?" tanya Bunda Reno langsung.

Zaell langsung berdiri, ia menyempatkan mengusap wajahnya. Dan ketika ia memutar tubuh....

"Tolong Kyla tan—"

Mata Zaell terkunci. Begitu juga dengan seseorang yg ia tatap ini, wanita yg menyandang sebagai ibu dari Reno ini seketika menegang kala melihat mata tajam didepan nya ini.

Bang Rey.

---

Disisi lain. Kevin begitu gelisah menunggu diteras rumah nya, ia tak sendirian. Ada Caca yg menemaninya.


"Mas Kevin" panggil Caca dengan mata sendu. Kevin menoleh lalu berdehem seolah bertanya.

"Perasaan aku ga enak, apa perlu kita tanya bang Rey atau Putri? siapa tau Zaell bawa Kyla mampir dulu kerumah nya"

"Kita tunggu setengah jam lagi. Kalo Zaell belum bawa Kyla pulang, kita telpon Reynand" jawab Kevin tenang. Namun siapa tau? dalam benak sang Papa itu sedang berkecamuk gelisah.

"Mas.. setengah jam itu terlalu lama. Aku takut penyakit Ky—"

"Oke kita telpon Reynand"

Lantas setelah itu Kevin langsung masuk kedalam rumah untuk mengambil hp nya. Sedangkan Caca memperhatikan didepan sana berharap Kyla datang bersama Zaell.

"Maa"

Caca kaget lalu menoleh pada anak berumur delapan tahun disamping nya ini. Aditama Januarta.

"Lho kok Tama bangun sayang? Ga bisa bobo?" tanya Caca.

"Tadi Tama bangun karna kebelet mau pipis. Tama kekamar kak Lala tapi ga ada orangnya. Tama mau pipis minta ditemenin sama kak Lala" terang Tama sembari menggosok-gosok matanya.

Caca tersenyum tipis. Tama begitu dekat dengan Kyla, bahkan setiap baru bangun tidur yg ditanya selalu Kyla.

"Lho Tama, kok disini?" tanya Kevin yg baru saja datang sambil menenteng hp ditangan kirinya.

"Tama cari Kyla mas"

Mata Kevin menatap Tama dengan sendu. Ia jadi semakin gelisah, kemana Zaell membawa anak gadis nya sekarang? Kenapa sampai jam segini belum pulang.

"Tama mau ditemenin kak Lala" cicit Tama dengan mata yg membulat.

Tangan Kevin terangkat mengusap rambut Tama yg sedikit berantakan.

"Minta ditemenin sama mama dulu ya" ucap Kevin namun diberi gelengen oleh Tama.

"Kak Lala mana pa?"

"Emm mas.. aku temenin Tama dulu ke dalem. Nanti kalo Kyla udah dateng kasih tau aku mas. Kyla belum makan obat nanti biar aku yg siapin." terang Caca yg dibalas anggukan oleh Kevin.

Setelah beranjak nya Caca dan Tama, dengan cepat Kevin mengotak-atik hp nya mencari nomer Reynand.

"Halo. Assalamu'alaikum vin"

Kevin menghela nafas, mengatur nafas nya agar tak terdengar menggebu-gebu.

"Wa'alaikumsalam. Rey gue ga mau basa-basi" jawab Kevin dengan nada  dingin.

"Ha?"

"Zaell bawa Kyla dari tadi. Dan sampe sekarang belum pulang"

"Ohh itu, gue lupa bilang. Zaell masih sama Kyla kok. Kata Kyla dia kangen sama Putri"

Sontak pengakuan itu membuat dada Kevin meluruh tenang. Tapi ada sedikit keraguan mengingat ini sudah hampir tengah malam.

"Vin?"

"Ya, kalo bisa bilang sama Zaell bawa cepet Kyla pulang. Gue bener-bener ga tenang"

"Oo O–ooke"

"Gue tutup dulu"

Setelah sambungan telpon itu diputus. Kevin masih belum beranjak dari teras rumah. Ia memilih tetap menunggu Kyla, mendudukkan bokong nya dikursi rotan.







Papa khawatir sama Kyla.








Haaaaa setelah penghancur ayunan kemarenn. Tebak tuh siapa mama nya Reno?
Gaess jangan lupa vote sama komen yaaaaa! Nanti kalo dah rame baru kita lanjut lagi besok.


Salam cerammut<3

Dee_Aput

Zaell & KylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang