Tak mungkin

1.3K 132 12
                                        

Mata sayu Zaell perlahan terbuka, yg pertama kali ia lihat adalah gadis manis bersurai pirang itu berceloteh tak jelas dengan mata yg menutup, namun ada air yg mengalir di sana.

Kyla menangis, berceloteh tak jelas dengan sesegukan. Masih dengan bibir yg tak diam, gadis itu mulai mengucek mata nya.

"Kkan—kann Kyla ga tau.. hiks.. tau gitu kky—kyla biarin Zaell pulang sama Zayn huaa"

"Zaazzael hiks... pake motor Jeki. Malah jadi—hiks.. jelek mukanya"

Bibir Zaell tak tahan tersenyum geli melihat pemandangan ini, biar Zaell tebak gadis didepan nya ini pasti sudah hampir satu jam menangis. Melihat lekungan yg mengembang dibawah mata Kyla.

"Ttapih Zayn itu jjahat hiks.. Kkylla—"

"Kkylla takut, Zayn apa-apain Zaell huaa"

Zaell tertegun, apa-apaan yg dikatakan Kyla? Maksudnya? Sungguh Zaell tak paham dikalimat bahwa Zayn akan melakukan sesuatu padanya.

"Papaaa" rengek Kyla masih menutup matanya. Zaell malah jadi pusing, padahal baru saja ia mendengar suara Kyla.

Jika ia sudah bangun dari tadi mungkin gendang telinganya sudah pecah. Oh iya, kemana Kyla yg mulai pendiam itu? Kenapa sekarang jadi kembali menjadi lebah begini?

"Udah.." ucap Zaell membuka suara dengan menepuk pelan punggung Kyla. Membuat gadis itu menegang dan langsung menghentikan tangisnya.

"Zzaell.." cicit nya sembari membuka mata. Bukan nya mereda, malah mata Kyla semakin menjadi-jadi mengeluarkan air mata.

Mencoba untuk duduk, Zaell meringis kala punggung nya ternyata begitu sakit. Meski begitu ia berhasil bersandar pada sandaran kasur miliknya.

Zaell kembali tersenyum geli melihat Kyla yg mulai memejamkan matanya dan kembali menangis.

"Hei udah dong Kyl.."

"Peluk sini, gue peluk mau ga?" sambung Zaell mencoba menarik tangan Kyla.

Kyla mengangguk, lalu lanjut menangis di dada bidang Zaell.

"Kenapa ga diem hem?" tanya Zaell gemmas karna sesengukan Kyla masih terdengar menderu.

"Kyla pikir Zaell mati" jawab Kyla polos.

"Heh mulutnya!" gerram Zaell bercampur gemmas.

Mana ada orang cuma ketabrak trotoar langsung mati, apalagi tabrakam itu pilihan Zaell sendiri. Paling tidak tubuh Zaell akan penuh rasa nyilu dan luka di anggota tubuh tertentu.

"Kyla takut.." cicit Kyla lagi dengan suara mengecil.

"Tadi pas Kyla kesini sama papa Kevin. Bunda Putri nangis"

Zaell tertegun. Bagaimana reakai sang bunda melihat nya dengan kondisi begini? Pasti Bunda nya menangis tak kalah lebih dari Kyla.

"Terus gimana tadi bunda?" tanya Zaell sambil mengusap rambut panjang Kyla yg masih menempel di dada nya. Bukan hanya penasaran, namun dengan begini tangis Kyla mulai mereda.

"Bunda bilang gini tadi. Rey.. si abang kenapa bisa gini rey, Zaell reyy Zaell. Gitu tadi, Kyla yg baru dateng sama papa juga ikut panik"

Zaell terkekeh, lucu sekali Kyla mencoba menirukan suara Putri.

"Terus papa Kevin mana?"

"Papa Kevin keknya capek nunggu Kyla yg nangis, jadi Papa Kevin pergi sama Zayn dan paman Rey buat liat tempat kejadian"

Zaell mengangguk mengerti, pasti mereka ingin menyelidiki bagaimana ini bisa terjadi.

Hanya satu pertanyaan yg masih belum terjawab dan tak mungkin Kyla tau.

Zaell & KylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang