#37 Galau

79 10 2
                                    

Haloooo semuanya 

Ada yang kangen nggak? Nggak ya?

Maaf ya baru bisa update lagi. Kalo kalian suka sama work ini please tinggalin vote dan jangan lupa komentar ya. Biar ngga sepi-sepi amat, gitu. Omelin si Gavin kek atau apa. Hehew-

Woke, selamat membacaaa^^


"Fer, makasih ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fer, makasih ya. Sorry ngerepotin."

Kini Melly dan Fero sedang berada di halaman rumah Melly. Fero memutuskan untuk mengantar Melly pulang karena sepulang sekolah tadi ketika ia melihat gadis itu berjalan, wajahnya sangat lesu. Jadi Fero berinisiatif untuk mengantarnya. Kebetulan juga gadis itu sedang tidak membawa motornya.

"Iya, Mel. Sama-sama. Santai aja sama gue mah." Jawab Fero sembari terkekeh ringan. "Kalo lo ada butuh apa-apa bilang aja sama gue." Lanjutnya yang dibalas anggukan dengan Melly.

"Iya."

"Yaudah, gue balik dulu."

Melly tersenyum. "Hati-hati."

Fero mulai melajukan motornya. Meninggalkan kediaman Melly. Gadis itu berjalan gontai masuk ke rumah. Benar-benar sedang tidak berada dalam mood yang bagus. Risa yang melihat itupun bingung. Kenapa gadis semata wayangnya ini tampak galau?

Risa berjalan menyusul putrinya yang baru saja mendudukkan diri di atas sofa ruang tengah. Bermodalkan kekepoan, Risa bertanya kepada Melly. Walaupun ia sedikit takut. Putrinya itu bisa saja mendadak galak jika sedang tidak dalam mood yang baik.

"Kamu kenapa, Mell?" Tanya Risa.

"Hm? Ngga papa, Bun." Jawab Melly lesu.

Nggak papa? Memangnya wajah lesu begitu biasa dibilang nggak papa? Bohong besar. Anak paud pun juga tahu kalau Melly tidak sedang baik-baik saja.

"Bo'ong, ah. Mukanya aja kusut begitu. Gimana mau nggak papa." Kata Risa.

Melly mengusap tengkuknya. "Lagi ngga enak aja hawanya."

Risa mendelik. Ia memikirkan sesuatu. Seketika matanya melebar saat menemukan seseorang dalam pikirannya.

"Gavin nih pasti."

Sungguh, ibu yang sangat peka

Kini giliran Melly yang mendelik. Ia menatap Risa horror. "Lah, apaan sih, Bun. Nggak ya. Jangan tau-tauan gitu. Ntar jadinya fitnah." Ujar Melly ngegas.

"Yakin fitnah?" Ujar Risa menggoda.

Gadis itu mendengus lelah. "Aku masuk kamar dulu, Bun."

Gadis itu berdiri dan beranjak meninggalkan ruang keluarga. Risa yang melihat itupun tersenyum geli. Melihat gerak-gerik putrinya itu mengingatkan dengan dirinya di masa lalu.

Stalker Jadi PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang