10.17
Melly masih memikirkan kejadian barusan. Dia masih mengingat wajah Fero yang tadi menolong dirinya.
Kebetulan sekarang adalah pelajaran Seni budaya. Pelajaran yang tidak terlalu membosankan ini tetap saja tidak dapat memberi semangat Melly untuk belajar. Padahal biasanya dia sangat betah belajar pelajaran ini. Tapi kali ini berbeda.
Melly memutuskan untuk minta izin dengan Bu Aisyah untuk ke toilet. Lalu ia bergegas pergi ke toilet berhubung materi kali ini adalah praktek menyulam perkelompok.
Melly sampai di toilet dan segera mencuci wajahnya yang tampak lesu.
Setelah agak lama Melly berdiam di toilet, ternyata Melly disusul dengan kedatangan Feli dan Shifa yang membuatnya terkejut."lo-lo ngapain nyamperin gue?? "tanyanya.
"yaiyalah, soalnya lo izin sama bu Aisyah udah lama banget. Jadi kita khawatir sama lo Mell" Ucap Felli.
"Gue gatau Fell, Fa. Gue masih kepikiran masalah tadi itu. Ternyata itu tu anak baru yang elo bilang tadi malam."
"ya, gue juga baru tahu Mell. Menurut gue cowok itu gentle banget."Shifa menjawab sambil terkekeh.
Saat selesai mencuci muka, Melly dan teman temannya pun keluar dari toilet wanita dan segera bergabung dengan kelompoknya masing masing.
●●●
'Kriiiiinggg'bel pulang sekolah berbunyi. Melly memutuskan untuk pulang duluan karena ia harus mengantarkan papa mamanya yang harus pergi ke Singapore untuk menangani bisnis keluarganya.
Melly berjalan dengan terburu buru hampir seperti orang berlari namun tiba tiba ia mendapat telpon dari Pak Jery, supir pribadi Melly.
"Halo, Melly kamu tidak usah buru buru ya, soalnya penerbangan papa dan mamamu di delay sekitar 5 jam. Kalau mau ajak teman temanmu ke rumah dulu juga tidak apa apa" Pak Jery mengabari Melly.
"Ohh oke pak, terimakasih infonya"
"Sama sama Melly" Pak Jery menutup sambungan telpon.
Melly kembali berjalan. Menelusuri kolidor sekolah yang masih lumayan ramai karena banyak kakak kelas yang sedang melakukan piket kelas maupun kerja kelompok.
Kali ini Melly berada di lantai dua. Ia melirik lirik bagian bawah dan tanpa sengaja ia melihat sekilas beberapa anak laki laki yang sedang bermain bola di lapangan.
Matanya menyipit memperhatikan satu persatu. Siapa saja yang ikut bermain ditempat itu.
Melly berhenti berjalan sejenak dan menempelkan badannya sambil memegang pegangan pagar pembatas lantai dua supaya tidak terjatuh.
Melly memandang secara detail dan ia melihat mereka adalah kumpulan para laki laki kelas X4 dan Melly juga melihat ada Fero disana. Sosok tinggi dan gagah terlihat dimata Melly.
Melly terus memandangi Fero kemanapun Fero melangkah. Postur tubuh tegapnya membuat Melly terpesona.
"Hoi, katanya mau balik nganterin Nyokap Bokap, trus ngapain lo masih disini?? "
Melly terkejut dan reflek melihat kebelakang. Ternyata Shifa yang dari tadi juga memperhatikannya.
"i-iya Fa, tadi pak Jery ada nelpon gue, katanya penerbangannya di- delay sekitar 5 jam Fa. Jadi masih bisa santai. Oh iya kan malam ini lo masih mau nginep kan?? Baliknya sama sama gue aja ya. Tapi nanti pas gue nganter bokap nyokap gue, lo di rumah aja ya"Ujar Melly.
"Okeee siiip"Jawab Shifa.
Mereka pun berjalan di koridor berdua.
•••
Mereka berdua sudah sampai di lantai dasar. Menuju halaman depan sekolah yang otomatis melewati lapangan.
Terlihat anak anak tadi masih bermain di lapangan sekolah. Tiba tiba Melly melirik Fero yang baru saja mencetak gol. Fero balas memandang Melly tetapi Melly langsung membuang muka ke arah sebaliknya.
Ahasil Fero tidak memperdulikan kehadiran Melly dan melanjutkan permainan sepak bolanya.Lagipun Melly juga tidak ada rasa dengan Fero selain rasa terkagum akan prilakunya yang mau meminta maaf dan menolong Melly seperti itu. Rasanya laki laki seperti itu sangat jarang ia temui bahkan dikelas sekalipun.
.
.
.
.
.
.
.
○Continue.....
"Rasanya kalo anak cowok dikelas memang rata rata nggak tau diri ya.... awkoawkoawko....
😂😂😂
Terimakasih telah membaca. Jangan lupa tinggalkan vote ya...
"Arigatou"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Jadi Pacar
Genç Kurgu"Lo tu jutek banget sih kak" Melly tak habis pikir dengan cowok yang saat ini berada di hadapannya. Gavin, cowok yang mencuri perhatian Melly sejak pertama bertemu itu sanggatlah cuek. Lebih tepatnya cuek dengan wanita, tak terkecuali dengan ketua g...