#20 Orang baik:)

939 45 4
                                    

09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

09.15

Kali ini aku akan menghindar. Aku tidak akan menemui sosoknya. Ya, Fero. Orang itu hampir membuat kepalaku pecah memikirkannya. Bagaimana tidak? Ia menambakku tanpa aba aba di tempat yang sama sekali tak terduga.

"Isss apaan sih. Minggir!"

Aku duduk di sebuah bangku kantin lalu memesan satu porsi bakso.

"Kang.. Basonya satu yaa."

"Siap neng."

Kang Fathur membuatkan semangkuk bakso yang paling enak dilidahku. Bahkan mamang mamang diluar sana tak ada yang baksonya seenak kang Fathur.

"Makasih kang."

"Sama sama."

Melly melahap baksonya tanpa sadar ia sedang diperhatikan oleh seseorang dari ujung kantin. Laki laki itu memandang Melly dengan senyum samarnya.

••

"Ih punya gueeeee!!"
"Apasih lo. Gavin tu cuma punya guee!"
"Kak tungguin kak."
"Vinnnnn...."

Melly menoleh ke arah depan kantin dan melihat gerombolan anak perempuan yang sedang histeris. Sampai seseorang menyembul keluar dari kerumunan. Ia berusaha kabur membawa nampan berisi makanannya.

'Gavin.' Batin Melly.

Laki laki itu berjalan sedikit berlari menjauhi gerombolan perempuan itu. Dengan sedikit tergesa, hampir saja ia menabrak orang lain yang sedang berjalan.

Melly memandangi laki laki tersebut. Tubuhnya yang jangkung dengan balutan kemeja seragam putih yang dimasukkan ke dalam celana berwarna abu abu. Ditambah dasi abu abu yang menjulur panjang di dadanya. Menambah kesan keren dimata anak anak perempuan.

Melly terus memandanginya hingga tiba tiba pemilik tubuh itu menghentikan pandangannya tepat pada mata Melly. Membuat gadis itu segera membuang pandangannya dengan wajah yang bersemu merah. Ia tertangkap basah.

Melly terus menunduk sampai ia mendengar deru suara langkah yang kian mendekat. Membuat seolah ribuan kumbang terbang di perutnya. Senyumnya merekah, wajahnya memerah.

"Hai."

Melly mendongak sambil tersenyum namun sedetik kemudian senyumnya sirna begitu saja. Apa yang ia lihat tak sesuai apa yangbia harapkan. Yang berhadapan dengannya kali ini bukan Gavin, melainkan Fero.

"Ehkem."

Fero berdehem membuat Melly terbuyar dari lamunannya.

"Eh, i-iya ada apa?"

"Eum.. itu, bagaimana yang tadi malam?"

'Oh God'

Melly merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia lengah? Harusnya ia menghindari Fero hari ini. Sekarang ia harus bagaimana dengan situasi seperti ini. Shifa pun tidak bisa menolong saat ini karena ia sedang berada di perpustakaan bersama bu Anastasya.

Stalker Jadi PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang