#31 Ibu

188 15 4
                                    

19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19.45

"Assalamu'alaikum."

Terdengar langkah kaki mendekat ke arah pintu utama dari dalam, dan tak lama terdengar bunyi decitan karena pintu yang hendak dibuka.

"Wa'alaikumsalam. Eh Gavin, udah lama nggak ke rumah." Sapa wanita paruh baya itu hangat.

"hm iya bi, maaf baru sempat mampir." Ujar Gavin sembari menunduk dan tersenyum canggung.

"Masuk nak." Gavin mengangguk dan berjalan masuk dengan menenteng koper hitamnya.

Gavin menerawang keadaan sekitar. Sunyi,  Hanya itu kata yang terlintas dipikirannya ketika ia mulai berjalan menelusuri lorong mansion mewah ini. Mansion yang sudah ia tinggalkan selama satu setengah tahun ini demi menghindari kenangan-kenangan menyakitkan, namun sayangnya kenangan-kenangan itu tak akan pernah hilang seutuhnya.

Gavin menghentikan langkahnya begitu ia sampai tepat didepan ruang keluarga. Dilihatnya ada seorang wanita tua yang sedang duduk merengkuh dirinya sendiri di hadapan sebuah meja. Sebuah foto berpigura berdiri di atas meja tersebut. Tak salah lagi dugaan Gavin. Wanita itu tengah menangis.

"Ibu."

Wanita itu menoleh. Mendapati anak semata wayangnya berdiri dihadapannya kini membuatnya menatap tidak percaya. Tatapan nanar yang diberikannya kepada Gavin sukses membuat hati Gavin mencelos.

Gavin berjalan perlahan meninggalkan kopernya menuju wanita itu. Sesampainya, ia ikut duduk,  merengkuh dan menyenderkan tubuh wanita itu di dadanya. Seketika rasa sakit juga menerjang dirinya. Ia berusaha untuk tidak menangis agar terlihat kuat di depan wanita itu.

"Ibu..."

"Hiks.. Ibu gagal..."

"Enggak bu.."

"Ibu gagal menjadi ibu yang baik untuk kalian." Serunya ditengah isakannya.

"Ibu jangan pernah berpikiran kaya gitu bu... Gavin minta maaf udah ninggalin ibu."

"Gavin, Rasya.... ibu gagal menjaga kalian... ibu ngga bergunaaa!" wanita itu memekik semakin larut dalam tangisannya.

Gavin semakin gencar memeluk wanita itu. ya, Anindita namanya. Wanita yang saat ini telah berusia empat puluh enam tahun itu adalah ibu dari Gavin.

Gavin tidak menyangka ibunya itu sering mengalami stress sejak satu setengah tahun yang lalu. Setiap hari Anindita akan mendekam di dalam kamar dan menguncinya ataupun terduduk di ruang keluarga sembari menangis.

Gavin membopong tubuh ibunya untuk duduk di atas sofa. Ia menyeka air mata ibunya yang sedari tadi tak berhenti menangis. Raut sendu terlihat jelas dari wajah Gavin. Sangat miris melihat kondisi ibunya seperti ini. 

Rasanya ia juga ingin menangis. Tapi jika ia ikut menangis, siapa nanti yang akan menenangkan ibunya?

"Ibu, jangan nangis lagi ya... Gavin udah pulang." Ujarnya. 

Stalker Jadi PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang