Sampai tiba tiba deru sebuah kendaraan berhenti dihadapannya. Melly memutuskan untuk tidak menoleh ke arah pemilik motor sport berwarna biru tersebut.
"Gue anter."
□□□□□□□□□□
"Hah?" Melly melongo melihat siapa orang baik yang bersedia mengantarnya pulang itu.
"Udah gausah sok ngasih tampang tablo gitu."*tablo(tampangblo'on)
"Eh?"
"Ck, yaudah kalo nggak mau gue cabut."
Cowok itu sudah menginjak gigi motornya lalu bersiap hendak pergi namun Melly menahannya.
"Eh, eh iya iya kak."
Tanpa pikir panjang Melly segera naik ke motor Gavin. Cowok itu sudah siap untuk menjalankan kendaraannya. Bagaimana bisa cowok itu tiba tiba menjadi sangat baik dengan Melly.
Melly tak henti hentinya tersenyum. Bahkan jika kelepasan ia akan tertawa. Ia melihat Ekspresi Gavin dari kaca sepion. Cowok itu tampak sangat serius, dan itu membuatnya tiga ratus persen lebih tamvan:vJalanan dikota saat ini terlihat seperti musim bunga sakura di Mata Melly. Sangat indah. Ia tak pernah merasakan suasana ini sebelumnya. Terlebih ketika ia digonceng dengan orang yang ia sukai. Gadis itu benar benar tak bisa mengulum senyumnya. Jika manusia bisa terbang mungkin Melly akan melambung setinggi tingginya dan meledak di udara *hahahahah
'Gilak, tinggi banget badannya. Musclenya keliatan lagi. Mimpi apa aku semalam ya Tuhan.'
Sampai suatu ketika Gavin hampir menabrak seseorang dan mengerem mendadak, membuat Melly menabrak punggungnya dan reflek memeluk tubuh Gavin. Melly sedikit was was, mungkin saja setelah ini ia akan dimarahi Gavin. Tetapi ternyata tidak. Gavin tetap diam dan Melly tidak melepaskan pegangannya. Ia sangat bahagia. Sejujurnya ia tak pernah merasa sebahagia ini.
"Lysha."
"Iya?"
"Rumah lo yang mana? Lo ga ngasih tau gue nomornya."
"Oh iya, aku lupa kasih tau alamatnya. Tapi kok kamu tau kalo ini kompleksnya?"
"Gue cek di formulir pendaftaran kemarin."
"Oooh"
'Eh, berarti dia merhatiin gue kan yakk... duh pengen ambruk. Oke gue geer banget!'
"Sha, yang mana?" Tanya Gavin mulai ngegas.
"Eh, itu yang nomor dua puluh tiga."
Gavin menghampiri rumah Melly dan Melly turun dari motornya. Melly sedikit menatap Gavin bingung.
"Kenapa?" Tanyanya dengan nada dingin.
"Eum.. itu... kok mau nganterin aku?" Melly bertanya sambil terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Jadi Pacar
Teen Fiction"Lo tu jutek banget sih kak" Melly tak habis pikir dengan cowok yang saat ini berada di hadapannya. Gavin, cowok yang mencuri perhatian Melly sejak pertama bertemu itu sanggatlah cuek. Lebih tepatnya cuek dengan wanita, tak terkecuali dengan ketua g...