#26 Kabur

190 15 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar ya teman teman:>
.
.
.

"Yang minum air dingin atau es, setelah istirahat kumpul dilapangan." ucapnya dan kemudian berlalu meninggalkan kerumunan kantin. Sontak seluruh penjuru kantinpun menjadi kembali riuh. Bukan karena senang, tetapi mereka ketakutan akan apa yang telah dikatakan Gavin. Secara banyak juga anak laki laki yang meminum minuman dingin bahkan ada yang sempat memakan ice cream.

"La, gimana iniii." Melly berbicara setengah berbisik. terlihat jika ia sedang ketakutan.

"Lu sih, udah dibilangin jangan minum air dingin masih juga bandel." omel Lala

'Mati gue'

.

.

.

Lima belas menit hampir berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima belas menit hampir berakhir. Kini waktunya Melly bersiap menghadapi seniornya itu. Bukan hanya dia, tetapi beberapa anggota yang melanggar juga akan menghadapi apa yang akan Melly hadapi. Debaran di dada Melly semakin cepat. Ia menatap jam tangan birunya, waktunya sebentar lagi. rasanya ia tidak mau kembali ke sekolah saja.

"Mell, udah selesai istirahatnya. Kuy balik." Ujar Lala yang terlihat santai. *yaiyalah kaga ngerasa ditegur sama Gavin mah santai ae:v

"La, gamau balik hueeeeee.." rengek Melly dibahu Lala.

" Ya lu nya sih dibilangin ngeyel. Ayok buruan ntar telat gue juga barabe." 

Lala menarik paksa Melly yang masih merengek sambil memeluk lengannya berjalan melewati kerumunan orang orang yang sedang makan disana. Beberapa anggota pun juga terlihat berjalan kembali kearah sekolah. Diantara mereka, terlihat cowok cowok yang bermuka cemberut. Sudah pasti alasannya adalah karena tadi mereka meminum minuman dingin. Rasa takut sedang menyelimuti diri mereka.

Melly dan yang lainnya sudah sampai di sekolah. Yang ada di pandangan gadis itu sekarang adalah Gavin yang sedang berdiri sambil bersedekap di lapangan yang berbeda dari tempat biasanya mereka melaksanakan latihan. Gavin memberikan isyarat dengan tangannya agar anggota yang terlibat masalah menghampirinya.

"Lalaaaa mampus gue Lalaaaaa." Melly menjerit dalam bisikannya. Membuat Lala terkekeh.

"Kabur aja Mell kalo ngga kuat. Tapi nanti aja. Sekarang lo ikutin aja dulu maunya itu senior. gampang ntar urusannya kalo sama gue." Bisik Lala.

Ternyata temannya itu pinter juga. Ide busuk milik Lala itu membuat Melly menghentikan rengekkannya dan spontan menunjukkan wajah penuh binarnya. 

'Wah, kalo Shifa tau bisa dijotosin gue, hehe tapi gapapa deh yang penting gue selamat.'

"Wah. beneran lo? oke kalo gitu gue kesana dulu." Seketika Melly ngacir pergi dari hadapan Lala.

Lala mengulum tawanya ketika melihat Melly dengan semangatnya pergi menuju lapangan yang lain. Lala memang niatnya hanya bercanda. Toh, nggak mungkin kan kalau Melly bisa kabur dari senior galaknya itu. Setelah kepergian gadis itu, Lala beranjak untuk bergabung dengan anggota yang lain.

Lala melihat sekelilingnya yang begitu damai. Rasanya sama seperti keadaan kelas  yang setengah dari jumlah total siswanya sedang dihukum. Tak ada senior dingin disini. Karena tentu saja Gavin sedang bersama Melly and the geng di lapangan lain.

Meanwhile....

'Apaan nih, masa gua cewe sendiri?!!! gila aja lo'

Melly sedari tadi hanya berdiri sambil misuh misuh. Karena di tempatnya saat ini tidak ada anggota perempuan. Lagi lagi ia harus bersama laki laki di barisan menyebalkan ini. 

Melly melihat sekitarnya dan tanpa sengaja menemukan Fazza dan Hansen disana. Sontak ia berlari menghampiri dua cowok itu.

"Woi, disini juga lo." Ucap Melly sambil mengangkat tangannya  menyapa mereka.

"Santai amat lo, mau dihukum ini pasti!" alih alih menyapa balik, Fazza malah ngegas.

"ya pastilah, apalagi kalo modelannya udah begini. Mana pada tegang, kan gue juga ikut ikutan." sahut Hansen.

Mereka bertiga berbincang ria 

sampai tiba saatnya hari pembalasan/gagaga

Sampai akhirnya Gavin menepukkan tangannya untuk meminta atensi para anggota, kemudian ia meminta mereka berbaris. Wajah sangarnya tak luput dari dirinya. Aura aura mencekam mulai menyelimuti barisan itu.

"Siapa yang nyuruh minum es?"

senyap, tak ada seorangpun yang berani menjawab pertanyaan Gavin.

"SIAPA YANG SURUH?!"

Semua anggota terkesiap karena mendengar bentakan Gavin.

"Siap tidak ada." Jawab anggota serempak.

" Tahu akibatnya jika minum es ketika sedang latihan?"

semua anggota terdiam lagi. Satupun tak ada yang mendongak menatap seniornya itu.

"Kepala menjadi pusing, Detak jantung melambat, badan tidak vit. Akibatnya latihan tidak maksimal. Bisa bisanya kalian melupakan hal itu. Bagaimana jika suatu saat akan ada perlombaan dan kalian masih bandel seperti ini?" Serunya.

"Push up tujuh puluh lima kali dan lari mengelilingi lapangan sepuluh kali, tanpa protes." lanjutnya.

seluruh anggota menatapnya terkejut. Kejam sekali seniornya ini. Semacam tak punya hati. Bisa bisanya tujuh puluh lima kali. Biasanya juga paling lama lima puluh. 

Dengan ogah ogahannya seluruh anggota mencari posisi untuk push up dan kemudian dimulai dengan dihitung bersama sama.

..

Kegiatan push up sudah selesai. Kini waktunya berlari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh putaran. Melly mendengus kesal. Napasnya sudah terenggal enggal. Ia mencari Hansen dan Fazza yang sudah berdiri di ujung lapangan.

Setelah hitungan ketiga semuanya mulai berlari dengan cepat. Melly berlari sembari mengatur napasnya. Ia mulai ketinggalan yang lainnya secara ia adalah perempuan dan yang lainnya laki laki, tentu mereka memiliki tenaga yang lebih kuat dari pada Melly.

Sampai sudah di putaran ke enam. Gavin meninggalkan mereka sebentar karena urusan pribadinya. Melly mulai merasakan sesak didadanya, kakinyapun sudah serasa ingin rompol. Karena Melly sedikit lambat, maka rombongan cowok yang kini bersanding dengannya sebenarnya sudah satu lap lebih jauh dari pada Melly. Namun begitu hampir sampai di tikungan yang berbelok ke kanan, Melly malah berbelok ke kiri menuju gerbang keluar sekolah.

"Woi, mau kemana lo Jabrik!!" Umpat Hansen melihat Melly sudah berada di atas sepeda motornya.

"Balik." Jawab Melly singkat dan langsung tancap gas meninggalkan sekolah.

"Kampret! tungguin lu besok disekolah." ucap Hansen.

"Besok libur bre." sahut Fazza dengan lirikan jengah.

"Dih, nyambung nyambung lo  kek tiang listrik, cuih." Jawab Hansen yang menudian berlari lebih cepat meninggalkan Fazza.

Fazza menatap kepergian temannya itu dengan malas.

'Temen temen gue emang ga ada yang waras, kecuali Felix. Fix no debat.' -Fazza

•●☆●•
.
.
.
.
.
To be continue...

●●●●●●●
Nguehehe balik lagi gais,,
Semoga nggak bosen ya sama ceritanya Gavin Lysha/Melly:v

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya sahabat ✌😄






Stalker Jadi PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang