#34 Novel Romansa?

129 16 6
                                    

Halo .... apa kabar?

lapak ini votenya sepi bgt yah: v

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya ya ^^

.

.

   .

"Kak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak .. gue ga maksud kok. Maafin gueeeee." Rengek Melly.

Gavin bergeming. Tak ada niat sedikitpun untuk menggubris ocehan Melly. Kini mereka sudah berada di dalam mobil Gavin. Ia memutuskan membawa Melly ke suatu tempat. Ia pun sudah meminta izin kepada ibu dan bunda Melly agar mengizinkan mereka pulang duluan.

Melly terus merengek dengan suara cemprengnya. Gavin merasa jengah, telinganya serasa akan meledak beberapa saat lagi. Ia menginjak rem secara mendadak, membuat kepala gadis itu bersapa dengan dashboard di depannya. Untung saja jalanan sedang sepi. Jadi tidak membahayakan pengendara lain.

"Awwww kakkkk !!" Pekik Melly.

"Lo diem atau gue turunin disini?" Ujar Gavin sinis.

Melly kicep. Dari pada ia pulang jalan kaki, lebih baik ia diam. Gavin yang melihat perubahan Melly akhirnya melajukan mobilnya kembali. Suasana menjadi sunyi. Tak ada satupun dari mereka yang berbicara. 

Selama beberapa menit Gavin mengendarai mobilnya, akhirnya mereka sampai pada sebuah Mall di pusat kota. Melly melongo. Kesambet apa seniornya itu membawa dirinya ke tempat ini. Apa mungkin Gavin akan mengantarnya masuk dan meninggalkannya di dalam?

"Turun!" Titahnya.

Melly melangkahkan kakinya secara perlahan. Mengingat Mobil Gavin yang tinggi ditambah ia yang sedang memakai sepatu high heels. Namun belum kaki kirinya menapak dengan sempurna di tanah, kaki kanan Melly yang masih berada di pinggir pintu terpeleset. 

Greeb ...

Gavin dengan sigap menangkap gadis itu. Kini Melly semakin merasa malu. Ceroboh sekali dirinya maki Melly dalam hati.

"M-makasih kak."

"Hm." Gavin hanya membalasnya dengan deheman.

Gavin menutup pintu mobil kemudan menuju pintu masuk mall diikuti dengan Melly di belakangnya. Beberapa pasang mata memandangi mereka dengan tatapan heran, lantaran mereka masih mengenakan pakaian formalnya.

'Bodo amat yang penting gue malunya sama-sama Kak Gavin, xixi.' Batin Melly

Ketika keduanya sudah memasuki area mall, tiba tiba Gavin memutar arah dan berjalan dibelakang Melly. Gadis itu mengernyit bingung. Apa maksud seniornya itu?

"Ngapain kak?" Tanyanya.

"Biar ngga kabur." Jawabnya datar.

Melly terkekeh. "Udah nggak bakal kabur ini loh kak." Melly ikut-ikutan berjalan ke arah belakang sehingga kini jalan berdampingan. namun belum ada sepuuh detik berlalu, Gavin kembali memutar langkahnya dan kembali berjalan di belakang gadis itu. Melly mendengus.

Stalker Jadi PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang