17.30
Keluarga Melly harus segera berangkat untuk mengantar ayah dan bunda Melly yang akan segera berangkat ke Singapore, karena pesawat akan terbang tepat pada pukul 19.00. Shifa hanya menyalami tangan Mama dan papa Melly di garasi rumah. Shifa tidak ikut untuk mengantarkan mereka.
Melly, ayah, dan bundanya sudah berangkat. Shifa dirumah Melly ditemani dengan Bi Siti.
"Nak Shifa, Bibi sudah siapkan makan malam buat Shifa ya dibelakang. Mari dimakan yuk"ajak Bi Siti.
"Oh iya Bi, makasih banyak lo ya, maaf Shifa ngerepotin bibi" Shifa menjawab dengan sopan.
"Ooh, ngga papa kok nak" bi Siti menjawab sambil tersenyum. Akhirnya Bi Siti dan Shifa pergi ke dapur dan makan bersama. Hanya berdua.
●●●●
21.30
Melly dan pak Jery akhirnya sampai di rumah lagi. Terlihat mata Melly yang sembab karena pasti habis menangis di bandara. Melly langsung berlari menuju kamar. Shifa yang masih duduk sambil ngobrol dengan Bi Siti pun langsung menyusul Melly sampai kamarnya.
"Mell, lo kenapa? Gue tahu kok rasanya kaya gimana, gue juga pernah ngerasain kali. Tenang aja cuma sebentar kok. Cuma 1 bulan kan?? Ya udah ngga papa. Lo jangan nangis lagi ya Mell"
Shifa menenangkan Melly yang perasaannya sedang tak karuan. setelah itu Melly mengangguk dan matanya tidak merah lagi. Ia memutuskan untuk belajar bersama Shifa. Setelah belajar, ia mendengarkan musik sampai ketiduran.
Melly terbangun dan melihat jam yang ada pada dinding kamarnya. Ia melihat bahwa sekarang adalah pukul 00.39. Ia membuka handphone nya lalu membuka grup sekolahnya. Ia melihat ada notifikasi bahwa Fero telah bergabung dengan obrolan sejak jam 00.06 lalu.
Melly menunjukkan senyum samarnya. Mata Shifa sedikit terbuka karena melihat ada cahaya silau di depan matanya. Ia melihat Melly yang sedang memainkan handphonenya lalu Shifa melirik jam dan ia pun terbelalak. Ternyata masih jam 00.40.
"Hoi Mell, ngapain lo?? Cepetan tidur. Besok masih sekolah tau, kalau lo bangunnya kesiangan gimana?? Kalaupun lo bisa bangun pagi tapi tidur lo ngga cukup gimana?? Cepetan tidur lagi ahh"
Shifa dengan kesalnya mengajak Melly tidur lagi.
"Iya deh iyaaa"Melly mengiyaan lalu Melly kembali berbaring.
Melly mengangkat selimutnya hingga kekepala. Memikirkan bagaimana hari harinya nanti tanpa ditemani ayah dan bundanya.
Ia hanya berharap suatu saat nanti akan ada seseorang yang dapat membuatnya bahagia. Sepenuhnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
○Continue...
*kira kira, apakah Tuhan akan mengabulkan harapan Melly??
Ikuti terus cerianya ya...
jangan lupa tinggalkan vote,
Terimakasih...Cndyy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Jadi Pacar
Teen Fiction"Lo tu jutek banget sih kak" Melly tak habis pikir dengan cowok yang saat ini berada di hadapannya. Gavin, cowok yang mencuri perhatian Melly sejak pertama bertemu itu sanggatlah cuek. Lebih tepatnya cuek dengan wanita, tak terkecuali dengan ketua g...