#17 Gonna Jump

1.1K 46 5
                                    

Aku membelalakkan mata mendengarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku membelalakkan mata mendengarnya. Yang terbesit di pikiranku adalah kak Gavin. Ya, abang kelasku itu pasti akan melihatku menjalankan hukuman. Aku malu sekali membayangkannya.

..............
*Jangan lupa nyalakan lagunya ya:)

●●●●●

Aku berjalan menuju koridor lantai dua yang masih saja ramai. Beberapa kakak kelas terlihat sedang bermain Truth or dare sambil lesehan di lantai lorong. Ada juga yang bermain bola di lorong. Terlihat sangat seru. Aku secara reflek menunjukkan seulas senyum.

Setelah kebingungan mencari toilet akhirnya aku menemukannya. Aku berdiri tepat berada di depan dan menaruh sebuah ember berwarna merah di sebelahku. Aku memasuki toilet tersebut. Akupun menyempatkan menggunakan earphone yang dengan sengaja kusembunyikan di balik baju seragamku dan tertutup dengan helaian rambut agar tidak kelihatan.

Aku memutar sebuah lagu berjudul 'Gonna Jump'. Single milik JKT48 itu menjadi salah satu lagu favoritku. Lagu itu menjadi penyemangatku ketika aku terpuruk dengan nasibku sebagai stalker.

Aku menatap kaca wastafel, memandangi wajahku sendiri dan menghayal bagaimana nanti nasibku ketika menjadi Cleaning Service dadakan di sekolah ini. Aku menunjukkan seulas senyum dan menyemangati diriku sendiri.

-○○
'Buang gengsi lo jauh jauh. Kalau lo nggak melompat sekuat tenaga dan menunjukkan diri lo, maka perasaan lo ga akan tersampaikan.'

-Mellysha.
-○○

●●●●●

Melly mengambil sebuah sapu di ujung koridor dan mulai membersihkan sisi sisi koridor lantai dua. Dengan semangat ia menyapu dan berkali kali mengucapkan permisi dengan sopan kepada kakak kelas yang sedang duduk beristirahat dan abang abang yang sedang bermain game ataupun bola kaki.

Sesekali ia mengusap dahinya yang berkeringat dan juga menetralkan pernapasannya yang mulai menggebu karena kelelahan. Ia berhenti lalu memandang kebelakang dan melihat lantar koridor yang sudah bersih disapu. Setelah beberapa menit ia sudah selesai menyapu koridor.

'Kriiiiiiiiing...'

Melly terdiam sebentar dan membatin.

'Oh.. udah masuk ya.'

Terlihat para siswa berlarian menuju kelas. Melly memandangi kelasnya yang berada di lantai tiga. Ia terkejut melihat Shifa berdiri disana, menyemangatinya dengan menunjukkan kepalan tangannya yang diangkat keatas dengan bibir yang seolah mengatakan

'Semangat Melly'

Melly mengangguk dan tersenyum melihat kelakuan Shifa. Kemudian ia berlari menuju toilet tadi. Ia sampai dan mencari ember yang tadi telah di letakkannya di depan toilet.

Melly kebingungan kenapa embernya tidak ada. Ia mengerutkan dahi dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Ia tampak berpikir dan kemudian panik. Apa yang harus ia lakukan jika ember itu hilang. Apa harus meminta ember lagi dengan bu Ratna? Tentu saja tidak mungkin. Yang ada hukumannya semakin memberat.

Stalker Jadi PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang