"Lo tu jutek banget sih kak"
Melly tak habis pikir dengan cowok yang saat ini berada di hadapannya.
Gavin, cowok yang mencuri perhatian Melly sejak pertama bertemu itu sanggatlah cuek. Lebih tepatnya cuek dengan wanita, tak terkecuali dengan ketua g...
jangan lupa tinggalkan vote sama komentarnya yaa...
kalo banyak vote dan komennya kan jadi semangat buat nulis:>
selamat membacaaaaa
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini adalah sehari setelah insiden pemotretan seorang stalker yang lagi-lagi gagal. Sang terdakwa, kali ini sedang duduk termenung dikelasnya. Gadis itu kini sedang menatap lurus ke arah papan tulis tanpa menggubris teman-temannya yang sedang berghibah dibangku belakang.
"Woi, join kek." Sebuah tepukan kecil di bahu berhasil kembali menyadarkan Melly dari lamunannya. Gadis itu menoleh ke arah sampingnya. Shifa duduk disana.
"Gapapa, halu aja dulu. Merealisasikannya kapan-kapan." Ujar Melly.
Shifa berdecak. Tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya yang ajaib itu. "Udah istirahat nih. Kantin ga slur?" tanyanya.
"Skuy." Balas Melly.
Mereka beranjak dari bangku dan berjalan keluar kelas. Mereka menyusuri lorong untuk menuju ke arah kantin. Namun sebelum itu mereka memutuskan untuk mampir terlebih dahulu ke kelas Lala untuk pergi ke kantin bersama.
Kini Melly, Shifa, dan Lala tengah berjalan beriringan menuju kantin. Sesekali tampak ketiganya tertawa setelah salah satu dari mereka menciptakan lelucon dan obrolan santai. Mereka juga sempat menjadi tontonan para senior yang tengah berada di koridor.
"Cantik banget yg sebelah kanan."
"Petrus jakendor bro."
"Kenal aja belom, jamal!"
Shifa yang samar-samar mendengar bisikan-bisikan gaib senior sekolah itu lantas menahan tawanya. "Mell mereka belom tau aja sifat asli lo."