╔══ ✰ ══ ✮⭐✮ ══ ✰ ══╗
A L P H A – 20
╚══ ✰ ══ ✮⭐✮ ══ ✰ ══╝
Aldo menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah minimalis. Lebih tepatnya, rumah kekasihnya, Joanna. Ia menoleh ke samping, di mana Raya terdiam dengan pandangan kosong ke depan. Aldo menghela napasnya kasar, lalu melirik ke kaca tengah untuk melihat Neta dan Aby yang juga hanya diam.
“Ayo. Kita udah sampai,” ujar Aldo menyadarkan tiga gadis Taraka itu. Neta dan Aby mengangguk, lalu melepas seatbelt-nya dan bersiap untuk keluar, namun mereka menunggu aba-aba dari Aldo terlebih dahulu.
“Dek, jangan ngalamun.” Raya terbuyar dari lamunannya setelah tangan kekar Aldo menyentuh pucuk kepala Raya. “Ayo turun.”
Aldo menoleh ke kanan dan ke kiri, setelah memastikan semuanya aman, ia memberikan kode kepada ketiga perempuan itu untuk turun. Mereka pun turun dari mobil Aldo dan masuk ke halaman rumah Joanna setelah Aldo membuka gerbangnya.
Menekan bel sebanyak dua kali hingga akhirnya pintu terbuka, memunculkan Joanna dengan pakaian rumahan yang santai. Dokter cantik itu tersenyum, manis sekali. “Sudah sampai? Ayo masuk.”
“Aku langsung, ya, Ann. Titip anak-anak,” pamit Aldo pada Joanna ketika perempuan itu hendak berbalik.
“Buru-buru?”
“Banget. Aku nggak bisa tinggalin markas lama-lama.”
Joanna yang paham betapa sibuknya Aldo saat ini hanya mampu mengangguk mengerti. “Hati-hati. Mereka aman sama aku. Kabari kalau ada apa-apa.”
Aldo balas mengangguk. “Hm. Harusnya aku yang bilang gitu.”
Kini tatapan Aldo beralih pada tiga perempuan Taraka yang berdiri berjejer. Aldo merasa seperti seorang Ayah yang tengah menitipkan anak-anaknya pada ibunya. “Neta, cuma lo yang pandai main senjata api. Jaga di sini dan jangan sampai putus sambungan sama Taraka, terutama gue dan Dewa. Kabari langsung kalau ada apa-apa.”
Neta mengangguk paham. Aldo pun pamit undur diri untuk kembali ke markas, guna mengurus ‘barang’ yang hendak Taraka setorkan ke klien mereka malam ini—Dragon.
Sebelum berbalik, Aldo menyempatkan mengusap surai Joanna kecil dan mengecupnya lembut, membuat Aby dan Neta hampir memekik melihat kejadian di depannya. Bagaimana tidak? Mereka jarang sekali melihat sisi Aldo yang lembut selain dengan Raya. Sedangkan sekarang, di depan mata mereka berdua, mereka melihat betapa lembutnya Aldo memperlakukan wanita, menghormatinya. Benar-benar pria idaman.
──── ✧《✩》✧ ────
“Lo udah pastiin semuanya?” tanya Nathan seraya mengembalikan kardus ke tempat semula.
“Udah. Tenang. Kalian aman kalau nggak putus komunikasi sama gue,” jawab Dewa seraya meminum sekaleng cola.
Nathan mengangguk, ia kembali mengecek satu koper berisi ‘barang’ yang baru saja datang dari penyuplai untuk anak-anak Dragon. Memastikan kembali bahwa tidak ada sedikit pun kesalahan. Harapan Nathan untuk malam ini hanya satu, baik-baik saja. Ia sedang malas bertarung, jika boleh memilih, ia ingin bermalas-malasan dengan kasur seharian ini setelah dihadapkan masalah besar tentang misi dari Na dan hilangnya Raya. Namun apa daya? Ia tak bisa menolak perintah.
Pintu gudang terbuka, memperlihatkan Aldo yang mungkin baru kembali setelah mengantar tiga perempuan Taraka ke rumah Joanna. Pria itu melepas jasnya dan menyampirkannya pada pundak miliknya. Ia berjalan sesantai mungkin menghampiri Nathan dan Dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Alpha┆Mark Lee
Romance❝Lepas gelar Alpha, atau dia mati di tanganku.❞ 「 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 𝐰𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠 」 harsh words, murder, violence, death, etc. ©2020, shani.