30

487 104 363
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

╔══ ✰ ══ ✮⭐✮ ══ ✰ ══╗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

╔══ ✰ ══ ✮⭐✮ ══ ✰ ══╗

A L P H A – 30

╚══ ✰ ══ ✮⭐✮ ══ ✰ ══╝

Joanna menatap sendu kedua orang yang duduk di depannya. Sudah lima belas menit berlalu setelah pemeriksaan kesehatan Raya, namun sang dokter cantik itu belum juga mengatakan sepatah kata pun. Begitu juga dengan Aldo dan Raya, yang memilih diam menunggu Joanna berbicara. Meski dilanda penasaran, mereka lebih memutuskan menunggu.

Akhirnya, Joanna menarik napasnya dalam. Ia berkata, “Aku udah coba cari donor buat Raya, tapi belum ada.”
Tersenyum getir, Aldo tahu hal ini akan sulit.

“T-tapi kalian tenang aja, aku bakal berusaha lagi buat cari pendonor yang cocok buat Raya,” ujar Joanna cepat setelah mendapati raut wajah keputusasaan dari kedua insan di depannya. Lebih-lebih ketika ia menemukan rupa wajah Raya yang seolah hampir menyerah dengan hidupnya. Joanna tak tega. Bolehkan bertukar peran? Kalau boleh dan bisa, Joanna ingin melakukannya.

“Nggak apa-apa,” kata Raya sembari tersenyum, membuat Joanna mengumpat dalam hati.

Anak ini, bisa nggak sih nggak usah senyum? Dia yang senyum, dadaku yang nyeri.

Mau tak mau, meski dihujani sesak di dalam dada, Joanna memaksa tersenyum, ia meraih tangan Raya yang berada di atas meja. “Yang kuat, ya? Aku janji, kamu bakal dapet pendonor secepatnya. Jangan lupa obatnya diminum,” ujarnya.

Raya tersenyum, makin lebar, dan mengangguk.

“Harus? Apa gue perlu cari orang dan bunuh dia, supaya jantungnya bisa diambil buat Raya?”

Perkataan Aldo yang rancu membuat Joanna dan Raya mendelik sebal pada laki-laki itu. Bahkan, Raya sudah memukul pelan lengan Aldo. Joanna sendiri, tak menyangka jika kekasihnya akan berpikir sependek itu. Ini seperti bukan Aldo yang ia kenal. Joanna memaklumi jika pria itu merasa putus asa, tapi tidak begitu juga caranya.

“Abang jangan gila, ya!” seru Raya jengkel.

“Putus asa boleh, frustrasi pun nggak masalah, tapi jangan sampai kayak gini,” kata Joanna pada Aldo, hanya dibalas helaan napas dari pria satu-satunya yang berada di dalam ruangan ini.

[✓] Alpha┆Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang