34

472 109 285
                                    

fren, sebentar

key, silakan dibaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

key, silakan dibaca

╔══ ✰ ══ ✮⭐✮ ══ ✰ ══╗

A L P H A – 34

╚══ ✰ ══ ✮⭐✮ ══ ✰ ══╝

Terlihat gusar, berkali-kali sudah ia mengecek jam di pergelangan tangannya, dan tak jarang pula matanya menatap pintu, menunggu seseorang yang ia cemaskan beberapa hari belakangan ini. Meskipun kesal, seseorang itu juga temannya. Sejenak, ia akan berusaha mengabaikan kekesalannya.

Bel masuk sudah berbunyi, bahkan perintah untuk melakukan upacara bendera sebagai rutinitas di setiap Senin sudah dikumandangkan, namun ... gadis yang ia nanti-nantikan kedatangannya tak kunjung muncul, membuat dirinya cemas bukan main.

Ia menoleh ke belakang, di bangku paling pojok, tempat Sano duduk. Raya tak ada, Sano pun tidak ada. Zara berpikir, apa kakaknya dan dua pengkhianat Taraka itu sudah memulai aksinya?

“Oh, God ... lindungi mereka.”

Zara ingin sekali menghubungi Raya, menanyakan kabar gadis itu. Tapi tidak bisa karena ponselnya berada di tangan Na Almara.

“Zar, lo nggak turun?” tanya Noni, si perempuan yang dibenci Zara setengah mampus.

“Sedeket apa kita sampai lo nanya gitu ke gue?”

“Dih, anjing. Gue mau baikan sama lo malah lo kayak gitu.”

“Ya nggak usah ngatain, lah, bangsat. Mau baikan kok kayak gitu.”

“Lo duluan, ya, yang mulai!”

“Diem lo! Gue lagi pusing!”

“Heh, macan betina! Nggak usah ribut pagi-pagi bisa, nggak? Cepetan turun, itu dari arah tangga udah ada bu Husna bawa sapu,” seru ketua kelas mereka, Rendi.

Noni dan Zara saling tatap, lalu menyibakkan rambut masing-masing, dan berlalu satu sama lain.

Upacara berjalan lancar seperti biasa. Di tengah-tengah upacara, Zara melirik ke kelas sebelah, dan tak mendapati batang hidung anak-anak Taraka atau Jihan dan Neta sekali pun.

Kecemasan Zara makin menjadi-jadi. Takut jika ada sesuatu yang terjadi. Pasalnya, Zara sempat mendengar rencana kakaknya dan dua pengkhianat Taraka itu semalam. Hari ini, mereka akan menculik Raya, menjadikannya sandra untuk memancing Taraka.

Jika tak salah dengar juga, Na akan menghabisi Taraka, tanpa sisa.

“Siaaaaaal, gue kudu gimana.” Zara cemas sendiri, wajahnya pucat pasi.

“Lo kenapa?” tanya Rendi yang berbaris di sebelahnya.

“Diem lo.”

“Astaga, Zar, lo jangan galak-galak kenapa, sih?”

[✓] Alpha┆Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang