╔══ ✰ ══ ✮⭐✮ ══ ✰ ══╗
A L P H A – 21
╚══ ✰ ══ ✮⭐✮ ══ ✰ ══╝
Raya bergerak gelisah, hatinya tidak tenang, pikirannya kacau. Berkali-kali ia melirik ponselnya, namun tak ada kabar dari Aldo ataupun anak Taraka lain, membuat Raya menghela napasnya lelah untuk ke sekian kalinya.
"Kak, udah ada kabar dari abang?" tanya Raya pada Joanna, yang kini menatapnya. Joanna lantas melirik ke arah ponselnya yang tergeletak di meja, menggeleng pelan.
"Duduk, Ray. Jangan khawatir," ujar Neta yang sebenarnya mulai merasakan kantuk. Gadis itu bersandar pada sofa ruang tamu dan memejamkan matanya.
"Kalian masuk ke kamar aja, ada kamar kosong di sini. Istirahat, nanti aku kabari kalau Aldo udah telepon."
Neta membuka matanya, menegakkan tubuhnya. "Di mana?"
Joanna tersenyum, ia bangkit, hendak mengantar Neta menuju kamar tamu. Namun, urung niatnya ketika getaran tercipta dari ponsel yang tergeletak di atas meja. Raya yang tengah berjalan mondar-mandir pun lantas menghentikan langkahnya dan mendekat ke arah Joanna. Terpampang nama Aldo di sana.
"Halo?"
"Loudspeaker, Kak," bisik Raya hampir tanpa suara. Joanna mengangguk, menyanggupi permintaan Raya.
"Anak-anak biar di sana dulu, ya, Ann. Markas nggak aman. Kita diserang. Bakal aku jemput kalau keadaan udah baik-baik aja."
Raya terkejut, begitupun Neta dan Aby yang langsung bangkit berdiri. Sedangkan Joanna, membuka mulutnya sebagai respon ketercengangannya.
"Halo? Ann? Kalian baik-baik aja? Kok diem?"
Joanna tersadar dari keterkejutannya. Ia hendak menjawab pertanyaan Aldo, namun Raya langsung merampas ponsel di tangannya. Gadis itu terlihat pucat.
"Halo? Abang? Abang nggak apa-apa? Yang lainnya gimana?"
"Tenang, Ray. Kamu cukup di sana aja. Abang nggak bisa bicara banyak-banyak karena harus beresin kekacauan markas. Tenang, ya? Kalau ada apa-apa langsung kabari Abang."
"Jawab dulu! Abang nggak apa-apa?"
"Iya. Abang tutup, ya?"
Raya mengangguk, meskipun Aldo tak akan melihatnya di seberang sana. Ia memberikan ponselnya kembali kepada Joanna, kemudian duduk di sofa.
"Tutup, Al. Aku bakal jagain anak-anak di sini. Hati-hati."
Sambungan terputus. Menyisakan keheningan dan kekhawatiran yang menggebu di antara mereka. Raya, gadis itu memang mendengar sang kakak yang mengiyakan pertanyaan mengenai keadaannya itu, bahwa Aldo baik-baik saja. Namun, telinga Raya masih normal, ia sedikit mendengar—walau samar—erang kesakitan dari seberang telepon. Entah suara siapa itu, Raya tidak tahu.
Joanna menghela napas, ia duduk di samping Raya, diikuti Neta dan Aby yang kembali pada posisi semula. "Sudah malam. Jangan khawatir, mereka pasti bisa jaga diri," bujuk Joanna mencoba menenangkan Raya.
"Lo tahu, kan? Anak-anak Taraka itu kuat. Mereka pasti baik-baik aja, kok," timpal Aby kali ini.
"Ayo tidur, udah ngantuk banget." Kali ini dari Neta, gadis itu memang terlihat sangat mengantuk, terbukti dari ia yang menguap beberapa kali seraya mengucek matanya. Hal itu, membuat Joanna terkekeh. Neta lucu.
"Ya udah," final Raya setelah mengembuskan napas kasar. Joanna tersenyum hangat, menuntun Raya berdiri, dan mengantarkan tiga perempuan Taraka menuju ke kamar tamu untuk beristirahat.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Alpha┆Mark Lee
Romance❝Lepas gelar Alpha, atau dia mati di tanganku.❞ 「 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐞𝐧𝐭 𝐰𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠 」 harsh words, murder, violence, death, etc. ©2020, shani.