Yuri mengeratkan pelukannya pada Sehun ketika keduanya sudah berbaring di tempat tidur mereka saat ini.
Baik Yuri maupun Sehun sama-sama belum terlihat memejamkan matanya. Keduanya hanya terdiam karena larut dengan pikiran mereka masing-masing.
Sehun berkali-kali mengusap belakang kepala Yuri dengan sangat lembut. Sementara Yuri semakin mendekatkan tubuhnya pada Sehun dengan mengeratkan pelukannya pada pinggang pria itu.
"Yuri.."
"Hm?"
"Kau yakin, kalau kau baik-baik saja? Aku bisa membereskan semuanya untukmu.", Tanya Sehun membuat Yuri menghembuskan nafasnya kasar lalu mengubah posisi menjadi duduk setelah melepaskan pelukannya.
"Eoh. Aku baik-baik saja. Ini bahkan bukan yang pertama kalinya. Asal kau tahu saja, tidak pernah ada yang bisa mengalahkan kekuatan mentalitasku.", Jawab Yuri yang terdengar sangat yakin dan wanita itu juga menggunakan nada bicaranya saat ia menyombongkan dirinya sebdiri namun Sehun tahu bahwa wanita itu hanyalah berpura-pura.
Yuri menatap Sehun yang terdiam dan tidak membalas perkataannya lagi. Ia sama sekali tidak bisa memperkirakan apa yang sedang dipikirkan pria itu sekarang. Namun entah kenapa ia sangat ingin pria itu berhenti memikirkannya sekarang.
"Sehun-ah.", panggil Yuri sambil meraih tangan Sehun juga menggenggamnya dengan erat.
"Hm?", sahut pria itu yang akhirnya mengangkat kepalanya untuk menatap Yuri.
"Tidak, hanya ingin memanggil namamu saja ", Jawab Yuri dengan senyumannya lalu keduanya pun tidur karena malam sudah semakin larut.
~
Keesokannya Sehun bersiap dengan setelan formalnya dibantu dengan para pelayan istana yang bertugas. Setelah selesai, ia menyuruh para pelayan untuk keluar dan meninggalkannya sendiri di ruangan itu.
Pria itu menatap pantulan dirinya di cermin cukup lama dan beberapa kali terlihat menarik nafasnya panjang.
Tak berselang lama sejak para pelayan meninggalkannya, seseorang mengetuk pintu ruangan itu.
"Masuklah."
Dohwan masuk setelah mendengar persetujuan dari Sehun dan ia bersiap untuk melapor pada pria jangkung yang ada di depannya.
"Bagaimana? Kau sudah memastikanya?", Tanya Sehun.
"Sudah, seperti yang kukatakan sebelumnya. Sumber kabar tentang nona Yuri berasal dari partai lawan Kwon Jiyong. Marena pemilu akan diadakan sebentar lagi, sepertinya mereka menggunakan cara kotor untuk menarik dukungan rakyat.", ucap Dohwan menginformasikan apa yang didapatkannya.
"Aish, brengsek. Kenapa harus mengorbankan kehidupan orang lain untuk kepentingan pribadi mereka?", gumamnya pelan.
"Entahlah, tapi yang kutahu banyak orang yang rela melakukan apapun demi kepentingannya.", balas Dohwan.
"Wangjanim, kau benar-benar akan melakukannya?", Tanya pria itu saat melihat Sehun sudah sangat siap sekarang.
"Hm. Aku akan melakukannya.", Balas Sehun dengan penuh percaya diri lalu kedua pria itu pun keluar dari ruangan itu menuju ke luar dimana mobil yang akan digunakan Sehun sudah disiapkan.
~
"Apa?! Sehun kemana?", Tanya Yuri terkejut ketika tiba-tiba Suho mendatanginya dan mengatakan Sehun akan melakukan siaran pers beberapa menit lagi.
"Dasar pria keras kepala itu. Sudah kubilang jangan lakukan apapun!", ucap Yuri dengan nada suaranya yang meninggi.
"Ini pilihannya. Oh Sehun, tidak ada yang bisa mematahkan keputusannya jika ia sudah memilihnya.", ucap Suho sedangkan Yuri terlihat memijat kepalanya yang terasa pening saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Been There, Done That (Completed)
FanfictionKisah yang menceritakan kedua insan di bawah pemerintahan monarki. Oh Sehun, merupakan sang pewaris tahta kerajaan dan Kwon Yuri, adik seorang anggota parlemen. "Kita semua pasti pernah mengalami hal yang sama setidaknya sekali dalam hidup kita."...