Dohwan menghampiri Sehun yang sedang duduk sendirian di taman itu. Tidak lupa ia memberikan hormat singkatnya sebagai tanda kesopanannya pada Sehun.
"Bagaimana? Anda berhasil membujuknya?", Tanya Dohwan penasaran dan ia pun hanya menghela nafasnya pelan ketika melihat Sehun memberikan suatu gelengan kepala sebagai jawaban.
"Sebagai gantinya aku mendapatkan pukulan yang memang pantas aku dapatkan.", balas Sehun membuat Dohwan terkekeh pelan mendengar fakta bahwa wanita itu benar-benar memberikan Oh Sehun suatu pelajaran.
"Apa menyakitkan? Sepertinya Nona Yuri menguasai beberapa ilmu bela diri.", Tanya Dohwan sambil menerawang mengingat-ingat tentang ruangan olahraga Yuri yang berisikan banyak sekali alat-alat peraga bela diri.
"Benarkah? Tapi itu mungkin, pukulannya luar biasa.", Sehun menanggapi.
"Hm, kalau tidak salah ingat, ada tinju, anggar, beberapa alat taekwondo, dan sepertinya masih ada yang lain lagi. Anda tanyakan sendiri saja padanya.", Balas Dohwan lalu ia sekarang melihat ke arah Sehun yang tidak mendengarkannya namun justru malah termenung.
"Wanita yang sangat menarik.", ucap Sehun lalu menghela nafasnya dan ia pun beranjak dari tempat duduknya kini.
"Aku pergi dulu. Memohon untuk dimaafkan salah satu cara yang paling memungkinkan saat ini.", Ucap Sehun lalu berjalan melewati Dohwan.
"Kau pasti bisa, wangjanim."
~
Yuri saat itu sedang bersantai di dalam kamarnya sembari merapikan hiasan kukunya sambil menonton acara televisi yang sudah lama tidak ditontonnya karena kesibukkannya itu.
Sesekali ia tertawa karena lawakan atau lontaran percakapan asal di acara ragam yang sedang ditontonnya itu.
"Nona, wangjanim datang.", seorang pelayan yang biasa melayani Yuri masuk tanpa mengetuk pintu dengan wajahnya yang sedikit panik karena dia memang di tugaskan Yuri untuk memantau kalau-kalau Sehun datang.
Buru-buru Yuri mematikan televisi itu dan meninggalkan semua barang-barang yang tadi digunakannya untuk merapikan kukunya di atas meja juga beberapa camilan yang baru di makan setengahnya.
Wanita itu segera berlari ke arah tempat tidurnya dan menutupi tubuhnya dengan selimut untuk berpura-pura tidur.
Tak lama setelahnya Sehun masuk namun ia tidak langsung menghampiri Yuri melainkan melirik bekas-bekas aktivitas Yuri yang ia yakini baru saja ditinggalkan dengan terburu-buru.
Pria itu berusaha dengan keras menahan senyumnya lalu akhirnya berjalan menghampiri Yuri yang hanya terlihat kepalanya saja karena tubuhnya tertutupi sempurna dengan selimut.
Di dalam hatinya, Yuri merutuki Sehun yang datang begitu cepat padahal masih banyak yang ingin dilakukannya.
"Yuri, kau sudah tidur?", Sehun membuka suaranya walaupun ia tahu kalau wanita itu hanya berpura-pura tidur. Lalu pria itu segera bergabung ke atas tempat tidur dan Yuri terlihat membalikkan tubuhnya membelakangi Sehun.
Sehun terkekeh kecil melihat tingkah kekanak-kanakan wanita itu namun akhirnya ia melingkarkan tangannya di perut Yuri dan memeluk wanita itu dari belakang juga mempersempit jarak diantara tubuh keduanya.
Beberapa kali Yuri berusaha melepaskan tangan Sehun dari perutnya namun semakin ia berusaha, maka Sehun malah semakin mengeratkan pelukannya hingga akhirnya Yuri menyerah dan membiarkan Sehun tidur sambil memeluknya.
"Selamat malam dan semoga mimpimu indah. Aku mencintaimu.", bisik Sehun yang membuat Yuri membuka matanya dan ia juga bisa merasakan pelukan di perutnya semakin mengerat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Been There, Done That (Completed)
FanfictionKisah yang menceritakan kedua insan di bawah pemerintahan monarki. Oh Sehun, merupakan sang pewaris tahta kerajaan dan Kwon Yuri, adik seorang anggota parlemen. "Kita semua pasti pernah mengalami hal yang sama setidaknya sekali dalam hidup kita."...