Yuri melepaskan tangan Sehun begitu saja saat mereka sampai di depan restoran lalu berbalik menghadap pria itu dengan jarak yang cukup dekat.
"Apa?", Tanya Sehun yang sudah mengambil langkah mundur menjaga jarak dari wanita yang sudah dicapnya sebagai orang aneh.
"Pinjami aku mobilmu.", Yuri menyodorkan tangannya meminta Sehun memberikan kunci mobilnya.
"Mobilmu?"
"Aku tidak membawanya.", Jawab Yuri yang semakin gencar mendekatkan telapak tangannya ke depan wajah Sehun supaya pria itu segera memberikannya.
"Tidak mau.", Tolak Sehun membuat Yuri berdecak sebal dan memutar matanya malas.
"Yakk, jika kau tidak memberikannya, aku bisa melaporkan keberadaanmu sekarang juga pada..", Ucapan Yuri terhenti saat sebuah kunci mobil sudah berada di tangannya, sontak Yuri langsung tersenyum puas karena rencananya berhasil.
"Dimana? Mobilmu?", Tanya Yuri karena tidak terdengar suara alarm mobil saat ia menekan salah satu tombol di kunci mobil itu.
"Jauh.", Jawab Sehun singkat sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada saat melihat wanita itu sibuk mencari keberadaan mobilnya.
"Jadi dimana itu?", Yuri menegaskan sekali lagi pertanyaannya itu dan setiap kata yang dikeluarkan dari bibirnya sengaja di buatnya penuh penekanan supaya sang lawan bicara mengerti betapa jengkelnya ia saat ini.
Sehun menghela nafasnya pelan lalu berjalan lebih dulu untuk menunjukkan keberadaan mobilnya sementara Yuri berusaha untuk menyamakan langkah lebar Sehun walau sesekali tertinggal sampai akhirnya mereka tiba di tempat dimana sebuah mobil mewah atas kepemilikan Sehun pribadi terparkir di pinggiran toko.
~
Sehun merutuki dirinya sendiri yang memutuskan untuk mengikuti wanita itu yang entah akan membawa mobilnya kemana.
Di balik kemudi, Yuri menatap lurus ke jalanan dengan mata yang fokus sementata Sehun sesekali menggertakan giginya takut di balik kursi penumpang karena Yuri melajukan mobilnya dengan sangat kencang dan bahkan tidak ragu untuk mengambil tukikan tajam.
"Kau sedang berlatih menjadi pembalap?! Hentikan mobilnya sekarang juga!", pekik Sehun karena wanita itu dirasa bisa-bisa membahayakan keduanya yang ada di mobil itu. Bahkan ia sempat terkejut ketika melihat speedometer mobilnya dan angkanya menunjukkan kecepatan dua ratus kilometer per jam.
"Tenangkan dirimu dahulu. Itu hanya emosimu sesaat.", Ucap Sehun dan sepertinya wanita itu tetap abai dengan tidak mengindahkan setiap perkataan Sehun namun tak lama dari itu Yuri sudah menghentikan mobilnya sekaligus hingga tubuh Sehun sedikit terdorong ke depan karena gravitasi.
Yuri langsung turun dari mobil itu dan berjalan menuju satu kursi panjang di ujung jalan yang berhadapan langsung dengan mercusuar lepas pantai, awalnya itu yang dipikiran Sehun namun ia langsung panik dan menyusul wanita itu yang sekarang sudah naik ke atas dinding pembatas antara laut bebas dan daratan.
"Yakk! Kwon Yuri!", Entah keberapa kalinya wanita itu mengabaikan peringatan Oh Sehun dalam kurun waktu dua jam bersama pria itu.
"Turun! itu berbahaya.."
"ARGHHH!", Sehun terdiam ketika Yuri mulai berteriak dengan sekuat tenaganya. Ini pertama kalinya dalam dua jam perjalanan, ia mendengar lagi suara wanita itu.
Setelah teriakan ketiga berakhir, Yuri berbalik dengan ekspresi wajahnya yang biasa. Belum turun dari tempatnya berdiri Yuri mulai berbicara pada Sehun di bawahnya.
"Selesai, puas? Aku terlalu cantik untuk mati muda.", Sehun sedikit tercengan melihat perubahan drastis wanita itu namun kemudian ia memutar bola matanya malas menyadari kegilaan wanita itu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Been There, Done That (Completed)
FanfictionKisah yang menceritakan kedua insan di bawah pemerintahan monarki. Oh Sehun, merupakan sang pewaris tahta kerajaan dan Kwon Yuri, adik seorang anggota parlemen. "Kita semua pasti pernah mengalami hal yang sama setidaknya sekali dalam hidup kita."...