Been There, Done That - 38. My Love

588 92 35
                                    

Sehun menghampiri Yuri yang saat ini sudah memasangkan gembok harapannya diantara gembok-gembok lainnya.

"Apa yang kau tuliskan disana?", tanya Sehun lalu ia meraih tangan Yuri dan memasukkannya ke dalam sakunya.

"Rahasia.", Jawab Yuri dengan nada bicaranya yang seperti mengejek Sehun sedangkan pria itu hanya mencibir wanita itu kesal.

"Kau menyebalkan.", rajuk Sehun membuat Yuri diam-diam mentertawai wajah kesal pria itu.

"Sebentar, aku pergi ke toilet dulu.", Yuri menepuk lengan Sehun pelan sebelum berlalu pergi ke tempat tujuannya meninggalkan Sehun seorang diri disana.

Pria itu menatap wanitanya sampai tidak terlihat lagi. Rasa penasarannya pun membuncah akan apa yang ditulis oleh Yuri. Ia pun mulai mencari gembok yang dipasang wanita itu di tempat sebelumnya ia berada.

Beberapa menit Sehun berkutat mencari, akhirnya ia menemukan gembok yang dipasangkan Yuri yang bertuliskan harapannya itu.

Sehun menghembuskan nafasnya berat dan tidak menyadari kalau Dohwan sudah berdiri di sebelahnya saat ini.

"Aku tahu harusnya aku menepati janjiku, tapi sepertinya aku harus mengatakannya.", Dohwan membuka suaranya membuat Sehun menoleh ke arahnya.

"Mengatakan apa?"

"Sebenarnya, tadi istrimu pingsan saat berada di perusahaannya.."

"Yakk! Kenapa kau baru memberitahuku sekarang?!", sela Sehun dengan ekspresi marahnya sekaligus kecewa pada pria yang ada di sebelahnya itu.

"Aku tahu aku salah dan aku minta maaf, tapi dia sendiri yang memintaku untuk tidak memberitahukanmu.", Balas Dohwan tidak terima dimarahi seperti itu.

"..karena aku merasa bersalah, makanya aku memberitahukanmu sekarang.", tambahnya untuk meredakan emosi Sehun saat ini.

"Apa kata dokter?"

Dohwan menjelaskan semua yang sempat ditanyakannya pada dokter tadi.

~

Yuri yang baru saja kembali dari toilet langsung menghampiri Sehun yang menunggunya di tempat yang sebelumnya.

"Malam semakin larut. Ayo kita pulang sekarang.", Ajak Yuri lalu tangannya merangkul lengan Sehun selagi mereka dalam perjalanan turun dari menara.

"Yuri.."

"Hm?"

"Tidak apa-apa untukku jika kita belum bisa memiliki anak saat ini. Kita masih cukup banyak waktu, jadi jangan terlalu memikirkannya. Kita pasti bisa memilikinya suatu saat nanti.", Ucap Sehun sedangkan Yuri memilih untuk bungkam dengan kedua matanya yang berkaca-kaca saat ini.

Langkah kakinya pun sudah terhenti sejak Sehun menyingung perihal anak itu dan ia memiringkan tubuhnya untuk menghadap ke arah Sehun.

"Benarkah? kau tidak kecewa padaku?", Tanya Yuri dengan suaranya yang parau dan air matanya pun turun membasahi wajahnya kini.

"Hm. Jadi, kau harus tetap menjadi Yuri yang kukenal, jangan merasa terbebani."

"Baiklah, akan kulakukan.", Balas Yuri dan ia membiarkan Sehun mengusap pipinya untuk menghapus air matanya.

Dohwan yang berjalan tidak jauh di belakang mereka terus saja mengawasi keduanya sambil sesekali mengedarkan pandangannya untuk memastikan tidak ada bahaya bagi pasangan itu.

Saat Sehun dan Yuri sudah masuk ke dalam mobil, ia segera masuk di kursi pengemudi dan membawa keduanya kembali ke istana.

Di tengah perjalanan, Sehun melihat Yuri yang tertidur sambil bersandar di bahunya, sepertinya wanita itu kelelahan karena aktivitas yang dilakukannya hari ini.

Been There, Done That (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang