Sehun menceritakan semua yang telah di dapatkannya hari itu pada Yuri tentang semua kebenaran yang ia ketahui juga bertanya tentang alasan wanita itu tidak memberitahukannya dahulu namun ia tetap diam membisu sama sekali tidak menjawab.
Yuri yang seakan sudah menebak tentang kebenaran yang Sehun baru ketahui itu sehingga ia sudah tidak terlihat terkejut lagi namun melainkan menampilkan penyesalan juga kesedihannya.
Saat itu juga Yuri langsung pergi meninggalkan Sehun dan masuk ke dalam kamarnya. Sementara Sehun masih bertahan di taman itu sambil merenungi semua yang telah terjadi.
"Kenapa semuanya jadi seperti ini?", gumam Sehun sambil memijat pelipisnya karena kepalanya terasa sangat pusing saat ini.
Sementara di sisi lain, Yuri memilih untuk menidurkan dirinya dan berusaha untuk memejamkan matanya namun sepertinya usahanya itu sia-sia nyatanya semakin ia memejamkan matanya, justru kejadian lalu yang ingin dilupakannya terus datang menghantuinya bagai sebuah film lama yang terputar dan ia tonton kembali.
Wanita itu akhirnya beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah balkon kamarnya itu lalu mendudukan dirinya di kursi yang berada disana dan membiarkan rambutnya berterbangan karena angin peralihan musim gugur yang terasa semakin menusuk ke dalam kulit.
Suara ketukan pintu di belakangnya sama sekali tidak dihiraukannya, ia masih saja terus termenung di tempatnya itu bahkan ia sudah menaikkan kedua kakinya ke atas kursi dan memeluknya dengan erat sambil menyandarkan kepalanya pada kakinya itu.
"Yuri, boleh aku masuk?", Suara Sehun terdengar dari luar sana yang Yuri yakini pria itu jugalah yang mengetuk pintu itu sebelumnya.
"Aku masuk ya?", Yuri masih saja bergeming di tempatnya. Ia tidak ingin bertemu dengan siapapun untuk saat ini, ia tidak ingin membahas apapun untuk saat ini. Sejujurnya ia juga tidak tahu bagaimana harus menghadapi Sehun setelah pria itu mengetahui tentang masa lalu yang masih ingin disembunyikannya.
Tanpa menunggu balasan dari Yuri, Sehun akhirnya masuk ke dalam kamar itu namun tidak mendapati Yuri berada di dalam kamar. Barulah saat ia melihat pintu balkon yang terbuka ia segera menuju ke sana karena ia yakin Yuri berada disana.
"Yuri..", Sehun menyentuh bahu Yuri yang hanya terbalut gaun tidur tipisnya itu.
"Bisa kau tinggalkan aku sendiri?", Yuri membuka suaranya yang terdengar parau. Sehun tidak menjawab namun kali ini ia sudah melepaskan jaket yang dikenakannya lalu memasangkannya pada tubuh Yuri yang sudah terasa dingin karena cukup lama berada di luar dengan pakaiannya yang seadanya itu.
"Kenapa aku harus pergi? Aku akan selalu di sisimu.", Yuri mengangkat kepalanya untuk menatap manik mata Sehun dan pria itu benar-benar serius akan ucapannya itu.
Sehun mengambil tempat kosong di sebelah Yuri lalu meraih tangan Yuri sambil mengelusnya pelan. Wanita itu masih terus saja menatap Sehun dan terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu.
"Maaf, karena tidak bisa menjaganya dengan baik.", Ucap Yuri akhirnya saat ia merasa sudah jauh lebih tenang dan yakin untuk mengatakannya.
Sedangkan Sehun hanya terdiam karena ia tidak tahu harus menjawab apa karena perasaannya benar-benar sangat tidak karuan saat ini. Di satu sisi, ia ingin mengerti situasi Yuri yang pastinya sangat terpukul, tapi di sisi lainnya, ia juga merasa kecewa akan keputusan Yuri yang merahasikan itu darinya.
"Aku takut kau mungkin akan menolakku. Awalnya aku ingin sekali mempertahankannya tapi ternyata takdir berkata lain. Bayi itu pergi terlalu cepat.", Yuri kembali membuka suaranya dan mengutarakan semua yang ada di dalam hatinya. Tangannya meremas erat ujung gaun tidurnya yang menutupi seluruh kakinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Been There, Done That (Completed)
FanfictionKisah yang menceritakan kedua insan di bawah pemerintahan monarki. Oh Sehun, merupakan sang pewaris tahta kerajaan dan Kwon Yuri, adik seorang anggota parlemen. "Kita semua pasti pernah mengalami hal yang sama setidaknya sekali dalam hidup kita."...