Sehun melihat kedua orang itu bergantian. Yuri yang awalnya terlihat terkejut melihat Suho dalam sepersekian detik langsung merubah sikapnya lagi seperti semula.
"Suatu kehormatan bisa bertemu denganmu disini Pangeran Suho.", Ucap Yuri sambil membungkukkan tubuhnya namun dengan cara angkuhnya dan hanya berlangsung dalam hitungan detik sebelum wanita itu kembali pada posisinya semula dan mengulurkan tangan kanannya pada Suho mengajak pria itu untuk bersalaman.
"Suatu kehormatan bagiku juga karena bisa bertemu dengan pengusaha sukses seperti dirimu Nona Kwon.", Suho menerima uluran tangan Yuri dan tangan mereka saling tertaut dalam beberapa detik sebelum Yuri yang melepaskannya terlebih dahulu.
"Cih, lihatlah betapa tidak sopannya wanita itu, lain kali aku akan menyarankan hukum penggal padanya.", Sehun berdecih sambil menatap sebal wanita yang sudah semakin menjauh dan sudah menghilang di belokan koridor istana.
Sementara Sehun masih terus memaki dan menghujat seorang Kwon Yuri, ia sama sekali tidak menyadari kalau Suho belum mengatakan apapun lagi sejak datang hingga akhirnya mereka sampai di kamar Sehun.
~
Setiba di rumahnya, Yuri langsung menuju kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk yang begitu ia rindukan karena beberapa kegiatan melelahkan yang ia lakukan hari itu.
Suara dentuman pintu yang terbuka dengan cukup keras namun bukan bantingan keras mampu mengalihkan pandangan Yuri ke arah pintu dimana sang kakak sudah berdiri disana dengan gaya khasnya yang sejujurnya sangat menyebalkan bagi Yuri.
"Pulanglah, aku tidak ingin melihat wajahmu saat ini.", Usir Yuri bahkan alih-alih menggunakan tangannya, wanita itu menggunakan kakinya pada Jiyong.
"Belajarlah berperilaku sopan mulai sekarang. Aku si sama sekali tidak masalah dengan sikap burukmu ini tapi bagaimana jika nanti tidak sengaja kau melakukan hal aneh di depan raja tanpa kau sadari karena sudah terbiasa begitu.", omel Jiyong yang dianggap remeh oleh Yuri bahkan wanita itu malah menggerakan telapak kakinya ke kiri dan ke kanan seakan menirukan Jiyong yang bicara.
"Yakk, aku tidak akan membantumu kalau tiba-tiba kau dijatuhi hukuman penggal.", Yuri langsung menurunkan kakinya lalu beranjak dari tidurnya sambil bergidik ngeri membayangkan perkataan sang kakak.
"Tidak boleh, nanti tidak ada yang secantik aku lagi kalau kepalaku dipenggal.", Jiyong hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap urakan adiknya.
"Aigoo, si gila itu.", gumam Jiyong pelan lalu bergabung untuk duduk di sebelah Yuri sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur Yuri.
"Jadi untuk apa tuan Kwon Jiyong yang sibuk mengurus negara repot-repot datang menemui adiknya yang cantik ini?", Tanya Yuri.
"Kudengar tadi kau ke istana.."
"Woah, informasi tersebar dengan sangat cepat.", potong Yuri membuat Jiyong mendelik ke arahnya tajam.
"Raja akan segera mengumumkan kabar pernikahan kalian."
"Secepat itu?", Tanya Yuri kaget.
"Eoh, jadi bersiap-siaplah menerima hujatan besar karena kelakukanmu selama ini.", Yuri menghembuskan nafasnya kuat-kuat namun diakhir ia malah tersenyum sambil merangkul kakaknya itu.
Jiyong hanya menggelengkan kepalanya mendengar perkataan Yuri setelahnya, katanya, "Oppa, mereka menunjukkan betapa terkenalnya aku diluar sana."
Wanita itu langsung beranjak untuk membersihkan tubuhnya meninggalkan Jiyong yang menatap heran punggung adiknya yang terlihat semakin mengecil lalu hilang di balik pintu kamar mandi yang ada di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Been There, Done That (Completed)
FanfictionKisah yang menceritakan kedua insan di bawah pemerintahan monarki. Oh Sehun, merupakan sang pewaris tahta kerajaan dan Kwon Yuri, adik seorang anggota parlemen. "Kita semua pasti pernah mengalami hal yang sama setidaknya sekali dalam hidup kita."...