Sehun menurunkan Yuri di atas tempat tidur milik wanita itu. Baru saja ia akan berlalu pergi namun Yuri malah menahannya supaya tidak pergi.
"Jangan pergi. Bagaimana jika aku membutuhkan sesuatu?", ucap Yuri dengan ekspresi wajah yang sedikit dibuat-buat.
"Ada banyak sekali pelayan yang bisa melakukannya untukmu.", Balas Sehun yang berusaha melepaskan tangannya.
"Aish, tidak perhatian.", gerutu Yuri yang sudah melepaskan pegangan tangannya pada lengan Sehun lalu berbaring membelakangi pria itu.
Sehun hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan perubahan mood seorang Kwon Yuri. Ia pun berjalan keluar dari kamar itu.
Mendengar suara pintu kamar yang tertutup, Yuri pun segera beranjak dan mengubah posisinya menjadi duduk dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Ketika suara pintu yang terbuka terdengar, Sehun kembali muncul dengan sekantung es yang ada di tangannya.
"Kompres dulu kakimu.", titah Sehun sambil memberikan kantung es itu pada Yuri. Dengan senang hati Yuri menerima itu dan mulai meletakkannya di atas kakinya yang terkilir tadi, namun matanya sama sekali tidak lepas dari Sehun yang masih berdiri disana.
"Bagaimana pembicaraanmu dengan wanitamu itu?", Tanya Yuri memecah keheningan membuat kedua manik mata mereka bertemu.
"Ahh, tidak begitu lancar ya?", Tebak Yuri dari ekspresi wajah yang ditampilkan Sehun dan pria itu juga tidak menjawab pertanyaannya.
Keheningan kembali melanda keduanya. Kali ini Yuri hanya melirik Sehun yang masih dengan setia berdiri di tempatnya semula tanpa melakukan apapun.
"Yakk, daripada kau hanya diam seperti itu, bisakah kau membantuku berganti pakaian?", Sehun menghela nafasnya pelan entah sejak kapan sudah terbiasa dengan perilaku wanita itu yang err bisa dibilang sedikit vulgar.
"Lakukan sendiri, aku sibuk.", lagi-lagi Yuri menahan tangannya saat ia akan berbalik untuk pergi.
"Kalau begitu temani aku disini semalaman. Kemarilah.", Yuri menepuk tempat kosong di sebelahnya dengan posisi tubuh yang sedikit menggoda.
Sehun melepaskan pegangan tangan Yuri pada lengannya dan akhirnya melangkah keluar meninggalkan Yuri yang menggerutu sebal di tempatnya karena diabaikan.
~
Sehun menjatuhkan tubuhnya di atas sofa hitam pekat yang berada di dalam kamar luasnya itu. Tangannya sudah bergerak memijat pelipisnya karena kepalanya terasa sangat pening karena banyak sekali yang ada dipikirannya saat ini.
Suara ketukan pintu memaksa Sehun untuk kembali beranjak untuk membuka pintu kamarnya yang memang dikuncinya tadi.
"Aku mengganggumu?", Tanya Suho yang menjadi tamu di kamar Sehun.
"Tidak, masuklah.", Sehun membuka pintu kamarnya lebih lebar untuk mempersilahkan Suho masuk.
"Bagaimana keadaan Yuri?", Tanya Suho membuka suaranya saat baru saja duduk di sofa yang sebelumnya ditempati Sehun.
Mendengar itu, Sehun merasa sediki heran namun ia mengabaikan itu dan menjawab pertanyaan Suho dengan berkata, "Hanya terkilir, besok juga ia pasti sudah bisa berjalan lagi."
Suho menganggukkan kepalanya dan ekspresi wajahnya tidak dapat menyembunyikan kelegaannya setelah mendengar kabar Yuri.
"Hyung, aku tidak tahu kau bisa sekhawatir itu pada seorang wanita, seingatku kau hanya tertarik pada pekerjaanmu.", Suho menautkan kedua tangannya di depan tubuhnya merasa gugup sekaligus bingung harus menjawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Been There, Done That (Completed)
FanfictionKisah yang menceritakan kedua insan di bawah pemerintahan monarki. Oh Sehun, merupakan sang pewaris tahta kerajaan dan Kwon Yuri, adik seorang anggota parlemen. "Kita semua pasti pernah mengalami hal yang sama setidaknya sekali dalam hidup kita."...