"Kalau begitu kau milikku sekarang."
Baru saja Yuri selesai mengatakannya, Sehun sudah kembali melanjutkan jalannya meninggalkan Yuri yang berdecak sebal.
"Oh Sehun, kau milikku sekarang!", Pekik Yuri namun Sehun sama sekali tidak menghiraukan teriakan Yuri.
"Yakk! kau tidak boleh meninggalkan aku seperti ini, aku kan tuanmu!", teriak Yuri berjaga-jaga kalau suaranya tidak akan sampai pada pria yang sudah beberapa langkah di depannya.
"Aish, sialan. sia-sia aku berteriak.", maki Yuri lalu mulai berjalan sambil berpegangan erat pada pegangan di salah satu sisinya.
"Sehun, aku takut.", ucapnya tanpa memekik ataupun berteriak dan Sehun yang mendengar itu pun akhirnya berhenti dan menoleh ke arah Yuri yang sebenarnya masih bergumul dengan dirinya sendiri untuk melanjutkan atau kembali saja ke tempatnya datang tadi.
Dengan ekspresi Yuri yang terlihat lucu saat ini, Sehun berusaha dengan keras untuk tidak mentertawakan wanita itu.
"Kau bisa kembali kalau tidak bisa melanjutkannya.", Balas Sehun membuat Yuri menatap ke arahnya sambil memanyunkan bibirnya.
"Tidak mau. Kalau aku menyerah artinya aku kalah. Aku Kwon Yuri yang hanya tahu caranya melangkah maju.", Balas Yuri lalu ia mulai menegakkan tubuhnya dan bersiap untuk berjalan walau ada sisa-sisa ketakutan di wajahnya, namun wanita itu sudah terlihat lebih percaya diri.
"Aku hanya tahu melangkah maju, karena kau ada di depanku, Oh Sehun.", batin Yuri. Wanita itu menatap pria yang ada di depannya dan hanya berfokus padanya. Setelah menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya sekaligus, Yuri mulai melangkahkan kakinya untuk maju dan segera menghampiri Sehun dan langsung melingkarkan tangannya di pinggang Sehun saat ia berhasil mencapai Sehun.
"Lihat, aku berhasil."
~
Hari pun berlalu hingga tiba saatnya Yuri dan Sehun harus pulang. Keduanya sekarang sudah berjalan memasuki bandara dan Yuri tidak sengaja melihat sebuah toko souvenir yang menarik perhatiannya.
"Bisakah kita kesana sebentar?", Pinta Yuri pada Sehun.
"Boleh ya?", Tanya Yuri sekali lagi dan Sehun pun terlihat melirik ke arah Dohwan lalu melihat arloji yang melingkar di tangannya.
"Kau punya waktu lima belas menit dari sekarang, kalau kau tidak kembali dalam wak..", Belum sempat Sehun menyelesaikan perkataannya yang sebenarnya tidak ingin ikut ke toko itu tapi Yuri sudah lebih dulu menariknya diikuti para pengawal yang berjaga di sekeliling mereka.
Sesampainya di toko, Yuri memilih beberapa souvenir yang akan dibelinya sementara Sehun hanya berdiri di tempatnya sepanjang waktu karena terlalu malas mengikuti Yuri yang terus saja berpindah-pindah saat memilih yang ingin dibelinya.
"Kau tidak ingin membeli apapun wangjanim?", Tegur Dohwan yang dengan setia berdiri di belakang Sehun.
"Tidak ada yang menarik.", Jawab Sehun namun matanya tidak sengaja melihat sebuah benda yang mampu menarik perhatiannya tergantung di dekat tempatnya berdiri saat ini.
"Dream catcher.", Sehun menolehkan kepalanya pada Dohwan yang sebelumnya mengeluarkan suaranya.
"Suku indian menggunakannya sebagai jimat penangkap mimpi buruk.", Tambahnya saat menyadari Sehun yang sepertinya ingin tahu lebih lanjut tentang benda itu.
"Benarkah?", Tanyanya untuk meyakinkan sekali lagi dan Dohwan pun menjawab pertanyaan itu dengan sebuah anggukan ringan.
"Woah, berapa banyak buku yang telah kau baca eoh?", Tanya Sehun merasa terpukau akan pengetahuan Dohwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Been There, Done That (Completed)
FanfictionKisah yang menceritakan kedua insan di bawah pemerintahan monarki. Oh Sehun, merupakan sang pewaris tahta kerajaan dan Kwon Yuri, adik seorang anggota parlemen. "Kita semua pasti pernah mengalami hal yang sama setidaknya sekali dalam hidup kita."...