Baby Girl (Completed)

D E L A P A N B E L A S

"Haahhh? Kamu bakal nikahin Aora?!"

Jantung Revan berdetak sangat cepat kali ini. Tapi bagaimana pun juga ia tetap berusaha menetralkan jantungnya agar tidak terpancing emosi.

"Iya pa."

"Kamu masih umur berapa, Revan? Masa depan kamu masih panjang!"

"Revan gak tau mau ambil langkah gimana lagi pa! Revan cuma mau tanggung jawab sebagai cowok yang udah ngehamilin anak orang. Udah itu aja!"

Prak!!

Sebuah tamparan kecil mendarat di pipi Revan.

Revan tahu, jika Sandy sudah menampar dirinya seperti ini, berarti kesalahan yang ia perbuat sudah sangat fatal.

Untungnya Revan menyadari kesalahannya dan tidak lupa diri.

"Jadi seorang papa itu gak mudah, Rev. Keliatannya aja gampang, tapi jadi orangtua itu bukan pekerjaan yang bisa dianggep remeh."

"Iya pa, Revan ngerti."

"Terus kenapa waktu itu kamu ngelakuin hal yang gak pantes sama Aora? Apa kamu gak tau resikonya?"

"Revan tau. Tapi Revan gak mikir sejauh itu."

"Goblok."

---

Revan merebahkan tubuhnya di kasur setelah berdebat kecil dengan Sandy. Sejenak dia terpikir oleh omongan yang tadi ia lontarkan kepada papanya.

"Hmm nikah di usia muda bakal jadi beban buat gue gak ya?" tanya Revan dalam hati.

"Apa perlu gue cerita tentang tadi ke Aora? Perlu kali ya."

Revan mengambil telepon genggam di rak sebelah tempat tidurnya.

Revan membuka aplikasi instagram lalu mencari username milik Aora.

Setelah menemukan, Revan segera mengirimi Aora direct message.

Kring.. Kringg

Dering ponsel Aora berbunyi sangat keras. Tanpa pikir panjang ia langsung mengangkat telepon itu.

"Hallo?"

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo Ra."

"Iya ngomong aja atuh," jawab Aora sembari memakan cemilan.

"Papa gue tau kalo lo hamil," ucap Revan terus terang.

"Uhuuk uhuukk," Aora tersedak saat mendengar apa yang diucapkan Revan.

"Uhuukk uhuukk a-apa?!"

"Lo gak kenapa-napa kan, Ra?" tanya Revan saat mendengar Aora batuk-batuk dari dalam telepon.