T I G A P U L U H

5.8K 336 10
                                    

"Apa maksud Revan nyuruh siapin hati dan jiwa biar gak meronta-ronta? Apa karena Revan gak hadir?" ucap Aora bertanya-tanya. Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya menetes dengan sendirinya.

Tiba-tiba alunan musik sendu mulai dimainkan. Balon warna-warni terbang menjulang ke langit.

Perlahan Revan muncul entah darimana, orangtua Aora dan orangtua Revan juga mulai menampakkan diri dari tepi jembatan cinta.

"Revan--" Aora lega. Sangat lega. Saking leganya air matanya kembali menetes bahagia.

Revan tersenyum. Alunan instrumen piano yang merdu membuat suasana semakin romantis.

Salah satu organizer menyerahkan mic kepada Revan, volume instrumen piano sedikit dikecilkan dan Revan mulai berbicara.

"A-O-R-A," Revan mengeja pelan nama Aora.

"A-- Aku sayang kamu tanpa paksaan, apalagi bayaran Ra."

"O-- Orang gila mana yang bisa nahan perasaan ini?"

"R-- Rasa ini cuma buat kamu, bukan buat aku bagiin ke orang-orang."

"A-- Aku sayang kamu atas dasar kata hati, bukan katanya."

Spontan arti ejaan yang Revan lontarkan membuat Aora tersenyum bahagia. Ia sangat lega mendengar Revan menyatakam cintanya seperti ini di hadapan kedua orangtuanya.

"Jujur Ra. Sebelum gue ngelakuin hal itu sama lo, gue rasa gue mulai jatuh cinta sama lo. Gue tau gue salah karena cuma nganggep lo sebagai pelampiasan, tapi gue rasa--

"Rasa pelampiasan itu jadi rasa cinta Ra."

Aora meneteskan air mata setiap kata demi kata yang Revan lontarkan. Semua kalimat itu begitu menyentuh hati Aora.

"Aora, will you marry me?"

Deg!

"A-Aora ma-mau revan!!" tanpa aba-aba Aora langsung memeluk Revan dengan erat.

Tiba-tiba, "EKHEM!!!" Sandy dan Dedi saling berdehem untuk mengode keras anak-anaknya.

Otomatis Aora langsung melepaskan pelukannya dan tersenyum malu-malu salah tingkah.

"Ra, sini tangan kanan lo," ucap Revan sembari berlutut. Lalu mengeluarkan kotak berisikan cincin bermata berlian.

Aora mengangguk. Ia menjulurkan tangan kanannya dan membiarkan Revan memasangkan cincin di jari manisnya.

Dedi, Rini, Sandy, Diana ikut tersenyum bahagia, tapi tidak dengan Vraska. Vraska merasa sangat jealous melihat keromantisan saudara tirinya dan Aora.

---

Setelah acara lamaran, Revan dan Aora makan bersama di dining room.

Tiba-tiba Vraska menghampiri kedua sejoli itu dan duduk dengan santai.

Aora yang tadinya makan dengan lahap langsung berhenti mengunyah, pasalnya ia sangat kaget dengan kehadiran Vraska itu.

"V-Vraska?"

"Anjir. Ngapain lo kesini?" Revan otomatis sewot melihat laki-laki yang datang tanpa diundang tersebut.

"Serah gue dong. Kan kita berkeluarga," ucap Vraska tanpa dosa.

"Ber-berkeluarga?" Aora langsung menatap Revan penuh tanda tanya.

Baby Girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang