Sandy berusaha mengejar Revan, tapi kecepatan kakinya telah kalah telak dengan anaknya itu.
Revan sangat marah. Dengan kasar ia membanting pintu kamarnya.
Pikirannya kini sangat kacau, tak sengaja matanya memandang hiasan kaca yang sewaktu dulu Diana berikan sebagai hadiah ulang tahun.
Dengan penuh rasa amarah campur kecewa, Revan mengambil benda itu lalu membantingnya dengan keras.
Serpihan demi serpihan nampak berceceran di kamar Revan. Sandy dan Diana yang mendengar suara itu spontan kaget dan menjadi sangat khawatir.
"Nak, kamu gakpapa kan?" Diana mencoba mengetok pintu kamar Revan.
"Lo pergi dari rumah gue!" teriak Revan dari dalam.
"Revan--- Maafin mama nak. Mama tau mama salah."
"Ya emang lo salah! Yang ngomong lo bener siapa anjing!"
Brak...
Revan menendang meja besi di kamarnya karena terlalu kesal mendengar suara Diana.
"Iya Revan. Mama minta maaf."
Sungguh Revan sudah tidak tahan lagi. Tanpa pikir panjang, Revan mengambil serpihan kaca yang ukurannya cukup besar, lalu ia bawa menghadap Diana.
Revan membuka pintu kamarnya dengan kasar, matanya yang tajam terus menatap mata Diana yang layu.
"Lo pergi dari sini atau gue bakal bunuh lo sekarang?" Revan mengacungkan serpihan kaca berukuran cukup besar tadi.
"Rev--" Diana gugup. Ia sangat ketakutan melihat benda tajam yang dibawa Revan. Bagaimanapun juga benda itu dapat membahayakan dirinya maupun bagi Revan sendiri.
"Revan! Taruh itu! Bahaya Van!" teriak Sandy dengan panik.
"Kenapa? Papa mau belain nih orang?" tanya Revan dengan sinis.
"Revan! Dengerin papa! Kita bisa bicarain semua baik-baik. Ngerti?!"
"Bicarain apa pa? Bicarain apa?! Revan udah gak ngerti lagi sama cewek jalang ini pa!"
"Stop Revan! Papa tau kamu marah, papa tau perasaan kamu. Tapi kamu tetep harus jaga bicara kamu Rev."
"Hah gimana? Coba ngomong ulang," Revan berlagak seolah tadi menulikan telinganya sendiri.
"Papa tau kamu marah, papa paham perasaan kamu. Tapi gimana pun juga kamu tetep harus jaga bicara kamu Rev."
"Ngomong apa tadi? Ngomong apa!" emosi Revan memuncak.
"Kalo papa tau dan PAHAM perasaan Revan, terus kenapa tadi papa berduaan sama dia di kamar?"
"Gak habis pikir Revan pa. Asal papa tau, papa terlalu dikuasai sama nafsu pa. Papa dibutakan sama nafsu!" kali ini Revan benar-benar salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Girl (Completed)
Teen FictionBIASAKAN FOLLOW SEBELUM BACA YA!! Jgn lupa vote jugaaa!!! SEQUEL DI PUBLISH JIKA TEMBUS 500K VIEWERS <><><><><><><><><><><> Kesalahan yang Revan dan Aora perbuat menyebabkan mereka terjerumus ke dalam pernikahan. Tapi tunggu dulu! Saat mereka menjal...