14

1.1K 236 56
                                    

Sepertinya hari ini semesta sedang berbaik hati kepada Hyunjjin. Terbukti dari betapa beruntungnya Hyunjin hari ini. Yang dimulai dari berhasilnya ia membolos kelas tambahan hanya untuk pergi mengunjungi rumah tuan pengacara Chan.

Kemudian disusul dengan kabar bahwa sang ayah tidak akan pulang malam ini. Ada beberapa pekerjaan yang harus beliau selesaikan dan tidak bisa ditinggal meskipun itu hanya untuk satu malam.

Hyunjin mengerti, ayahnya adalah seorang kepala kepolisian. Para rekan kerjanya pasti tengah membutuhkan kemapuan ayahnya saat ini.

Jika biasanya, Hyunjin akan merasa kesepian dan tidak ingin ayahnya lembur. Maka kali ini berbeda. Hyunjin justru sangat bersyukur dan berterimakasih kepada setumpuk pekerjaan yang membuat ayahnya harus berdiam diri di kantor lebih lama.

Sehingga membuatnya tidak perlu memikirkan sebuah alasan logis yang dapat membuat ayahnya percaya dan tidak memarahi nya jika beliau tahu bahwa hari ini ia membolos kelas tambahan.

Setidaknya hari ini ia tidak membohongi sang ayah.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah meletakkan tas sekolahnya secara asal, Hyunjin segera merebahkan diri di atas kasur dengan masih mengenakan seragam sekolah yang hampir seharian ini ia kenakan.

Sama sekali tidak ada niatan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu. Dan hal ini merupakan suatu hal yang sangat jarang terjadi pada, Hyunjin.

Karena biasanya selelah apapun itu, Hyunjin pasti lebih memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum akhirnya menyentuh sang kasur yang hampir seharian di tinggalkan.

Kacau.

Pikiran, Hyunjin kacau. Hanya beberapa jam berada di kediaman tuan Pengacara Chan sudah mampu membuat dirinya kacau seperti ini.

Setelah beberapa kali menghela napas, atensi Hyunjin beralih menjadi menatap ke arah jendela kamarnya yang masih belum tertutup oleh gorden. Membuatnya dapat melihat gelapnya langit malam beserta rintikan air hujan yang mulai turun membasahi kota.

Berbeda dengan kedua matanya yang terlihat fokus memperhatikan suasana malam yang tergambar melalui jendela kamar. Pikiran Hyunjin justru kembali pada saat dimana ia berada di kamar Jisung. Pada saat ia mendapati kertas karton berwarna hitam yang ternyata masih Jisung tempel di jendela kamar miliknya.

Sesuatu yang sangat sederhana. Bahkan sama sekali tidak terlihat mencurigakan. Tapi kenapa hal itu justru sangat mengganggu pikiran, Hyunjin.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah dibuat mengingat kembali kenangan antara dirinya dengan sang sahabat melalui beberapa polaroid yang terpajang di area kamar. Langkah, Hyunjin beralih menjadi ke arah jendela.

Kertas karton berwarna hitam yang sengaja ditempel untuk menutupi kaca jendela oleh sang pemilik kamar berhasil mencuri perhatian, Hyunjin sepenuhnya.

“Anak itu benar-benar membenci sinar matahari yang mengganggu tidurnya”

Intrupsi, Chan yang membuat Hyunjin sedikit tersentak di tempat. Sama sekali tidak menduga akan kehadiran, Chan. Atau lebih tepatnya, dikarenakan dirinya yang terlalu fokus sehingga membuat ia seketika mengabaikan segala sesuatu yang terjadi disekelilingnya.  

Sebuah senyuman simpulpun Hyunjin berikan sebagai jawaban. Sangat setuju atas kalimat yang baru saja ia dengar.

Sebelum akhirnya atensinya kembali teralihkan pada jendela kamar. Yang dimana kali ini tangannya nampak terulur untuk membuka jendela kamar tersebut. Membiarkan angin sore untuk masuk memenuhi kamar serta menyapa wajah tampannya.

Sejujurnya, ada banyak hal yang tiba-tiba saja memenuhi pikiran Hyunjin tepat setelah ia melihat kertas karton berwarna hitam yang ternyata masih Jisung tempel pada jendela kamarnya.

Namun, semilir lembut angin sore yang ia rasakan seakan menghipnotis Hyunjin sehingga membuat perasaannya menjadi sedikit lebih baik dari sebelumnya.

Rindu.

Hyunjin merindukan saat-saat seperti ini. Hyunjin rindu saat dimana ia menghabiskan waktunya seharian di kamar Jisung seperti ini.

Rindu.

Hyunjin merindukannya.

Hyunjin merindukan kehadirannya.

Hyunjin merindukan Jisung.

###

ANOTHER DAY ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang