Kasus pembunuhan berantai yang tak kunjung menemukan titik terangnya itu sungguh membuat Changbin dan Timnya tersiksa. Kemudian ditambah dengan Bapak Kepala Kepolisian yang terus mengoceh, minta mereka untuk menangkap sang pembunuh secepatnya, tanpa peduli bagaimana rumitnya di lapangan yang tentu saja sama sekali tidak membantu.
Sangat berhasil membuat semuanya semakin mengesalkan. Siapa juga yang mau membiarkan psikopat itu berlama-lama berkeliaran di tengah masyarakat. Membiarkan masyarakat terus merasa khawatir dan tidak aman setiap harinya.
Lihat saja, akan Changbin pastikan untuk menangkap psikopat itu dengan kedua tangannya sendiri dan memastikan orang bejat tersebut tidak akan bisa melihat dunia lagi.
“Sial!” gerutu Changbin kesal setelah menerima panggilan dari Jeongin yang memintanya untuk segera kembali ke kantor kepolisian. “Tidak bisakah mereka membiarkan aku tidur lebih lama.”
Changbin baru saja tiba di rumahnya satu setengah jam yang lalu. Akhirnya, setelah berhari-hari ia hanya dapat tidur di kantor kepolisian atau di dalam mobil guna mengintai siapapun yang mereka curigai sebagai si psikopat.
Namun ketika akhirnya ia dapat menyentuh kasurnya yang empuk, belum juga kedua matanya itu tertutup sempurna, telfon genggamnya sudah kembali berdering menampilkan nama sang sahabat, Jeongin.
Dan tidak perlu berpikir dua kali, Changbin pun segera menerima panggilan telfon tersebut karena ia pikir sahabatnya itu akan memberikan kabar terbaru mengenai kasus hilangnya sang keponakan tersayang, Jisung. Namun naas, bukannya kabar Jisung yang ia dapatkan justru perintah agar ia segera kembalilah yang ia terima.
“Ya! Cepatlah kemari. Tuan Pengacara Chan mengacau di ruang Tim Divisi kami,” ungkap Jeongin di seberang sana yang membuat Changbin memijat pelipisnya, semakin bertambah pusing.
Jika saja Changbin tahu ini bukan tentang Jisung maka sudah pasti ia tidak akan sudi mengangkatnya. Bahkan sekalipun jika itu tentang sang kakak, Changbin lebih memilih untuk tidur.
“Bajingan.”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya Changbin di kantor kepolisian, tepatnya di bagian Divisi Orang Hilang, suasananya sudah sangat kacau. Dapat ia lihat Jeongin dan para rekan kerjanya yang lain terlihat begitu frustasi, angkat tangan menghadapi Tuan Pengaca Chan, alias kakaknya yang mengamuk meminta mereka lekas menemukan Jisung.
Chan terlihat sangat emosi, ia tidak dapat mengendalikan dirinya dan juga tak henti menyumpahi para petugas kepolisian yang ada di dalam ruangan. Suasananya sangat kacau, pantas Jeongin menelfonnya seperti itu.
Ini masih jam tujuh pagi, kantor kepolisian baru saja dibuka. Bukan hanya Chan saja yang merasa frustasi dan lelah, tapi semua petugas kepolisian juga lelah. Karena pasti ada saja dari mereka yang belum tidur akibat menumpuknya pekerjaan.
“Maaf.” Changbin membungkukkan badannya sembilan puluh derajat, mewakili permintaan maaf untuk sang kakak sebelum akhirnya menyeret pria yang lebih tua darinya itu berjalan keluar dari kantor kepolisian.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER DAY ~
FanfictionKetika hari esok tak lagi terasa sama. Barulah ia sadar bahwa- "There is always that ONE MISTAKE that changes EVERYTHING" HAN JISUNG x 3RACHA x STRAY KIDS