ANOTHER DAY ~

26

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Seungmin rasa mulutnya sudah penuh akan busa akibat terlalu banyak berbicara. Mengutarakan apapun yang ada dibenaknya, yang ia anggap akan membuat pemuda tersebut mengurungkan niat bodohnya itu.

Tapi sepertinya semuanya berakhir dengan sia-sia. Karena pemuda yang ada dihadapannya ini tetap bertahan pada posisi awalnya, berdiri membelakangi Seungmin. Benar-benar terlihat tidak berminat untuk mengalihkan atensinya.

“Ya! Kamu tuli? Tidak bisa mendengar apa yang aku ucapkan?” kesal Seungmin akhirnya. Bahkan ia juga mulai menaikkan intonasi suaranya. Akibat sudah terlalu kesal karena sedari tadi diabaikan.

Mungkin akibat merasa sudah sangat terganggu oleh suara Seungmin yang begitu berisik. Pemuda tersebut akhirnya terlihat berbalik badan. Sehingga membuat mereka sontak saling berhadapan.

Akibat posisi mereka yang sudah saling berhadapan seperti saat ini. Seungmin dapat melihat dengan jelas raut wajah pemuda tersebut. Bukan eskpresi kesal, sedih maupun putus asa yang terlihat dari wajah pemuda tersebut. Yang terlihat justru ekspresi kebingungan.

“Kamu berbica denganku?” ujar pemuda tersebut akhirnya bersuara dengan masih mempertahankan eskpresi bingungnya. Dan juga jari telunjuk tangan kanan yang menunjuk ke arah dirinya sendiri.

"Ha?!"

Membuat Seungmin menganga tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Terlebih ketika ia melihat pemuda tersebut nampak melepaskan salah satu AirPods yang terpasang di telinga kanannya.

Sialan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Tunggu sebentar, jadi ini artinya sedari tadi kamu tidak mendengar apa yang aku ucapkan?” tanya Seungmin tepat ketika ia sudah kembali mendapatkan kesadarannya,

“Lalu jangan bilang kamu ada disini bukan untuk-“ lanjut Seungmin dengan atensi yang mengarah ke arah sepasang sepatu yang terletak disamping pemuda tersebut.