Tidak seperti malam sebelumnya. Malam kali ini suasana kantor kepolisian, khususnya di Divisi Urusan Pidana nampak sangat sibuk dan rusuh.
Setelah beberapa jam yang lalu, mereka mendapatkan kabar bahwa telah kembali ditemukannya sebuah mayat. Yang di duga sebagai hasil dari pembunuhan berantai yang sampai saat ini kasusnya belum terselesaikan.
Dimana jika dikalkulasikan, ini adalah mayat kedelapan yang ditemukan pada tahun ini.
Tapi yang lebih membuat Tim Divisi Urusan Pidana geram saat ini adalah bukan hanya karena kasus pembunuhan tersebut. Tapi lebih dikarenakan ulah detektif Changbin. Yang tiba-tiba saja menghilang di saat moment penting seperti saat ini.
Bagaimana bisa detektif penting sepertinya, main pergi begitu saja tanpa izin terlebih dahulu kepada sang komandan Tim. Ah,, Benar-benar membuat susah saja.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Satu-satunya yang membuat Changbin rela meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang detektif, di Divisi Urusan Pidana adalah karena informasi dari Jeongin. Yakni salah satu rekan kerja Changbin di Divisi Orang Hilang.
Yang mengungkapkan bahwa tuan pengacara Chan, baru saja melaporkan tentang anaknya yang menghilang.
Sebelumnya, Chan memang sudah menghubungi Changbin dan bertanya mengenai Jisung. Karena memang biasanya, baik Jisung maupun Felix senang mengganggu pamannya yang sampai saat ini, masih tinggal seorang diri.
Alias belum memiliki kekasih. Jadi, mungkin saja tiga hari belakangan ini sang anak menginap di tempat pamannya.
Atau mungkin, Jisung pernah menghubungi Changbin. Tapi sayangnya, hasilnya nihil. Jisung benar-benar menghilang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Kak” Lirih Changbin pelan saat ia sudah tiba di kediaman sang kakak. Yang saat ini terlihat jauh dari kata baik-baik saja.
Duduk seorang diri di ruang tengah rumah dengan atensi yang terfokus pada smartphone yang sengaja diletakkan di atas meja.
Berharap, Jisung akan kembali menghubunginya. Atau sekedar menunggu informasi terbaru dari pihak kepolisian.
Melihat penampakan sang kakak yang seperti ini, jelas membuat Changbin menghela napasnya berat.
Karena biasanya, ia akan melihat sosok Chan yang nampak berwibawa dan berkarisma dengan setelan rapi miliknya. Ditambah dengan embel-embel pengacara yang saudaranya itu miliki.
Tapi kali ini, Changbin tidak dapat melihat semua pesona itu pada sosok Chan. Ia hanya bisa melihat sang kakak yang nampak frustasi, menyedihkan dan penuh akan penyesalan.
“Jisung pasti akan pulang, ‘kan?” Ucap Chan setelah sang adik duduk tepat di sampingnya.
Sedangkan Changbin yang mendengar pertanyaan sang kakak tersebut, kembali menghela napasnya. Mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.
“Euhm. Jisung pasti akan pulang. Pihak kepolisian pasti akan menemukannya” Jelas Changbin yang sebenarnya juga tidak yakin seratus persen.
Saat ini, dibanding rasa simpatinya terhadap frustasinya Chan. Changbin lebih ingin memarahi sang kakak karena tidak mendengarkan ucapannya dahulu.
Ia sudah ribuan kali memohon dan meminta Chan untuk tidak terlalu fokus pada Felix. Untuk tidak terlalu fokus pada pekerjaannya. Untuk dapat lebih memperhatikan Jisung.
Karena jika sudah seperti ini, yang tersisa hanyalah penyesalan. Sudah sangat terlambat untuk memperbaiki semuanya.
Akan sangat baik jika mereka benar-benar dapat menemukan Jisung. Tapi jika tidak?
###
![](https://img.wattpad.com/cover/235401410-288-k999299.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER DAY ~
FanfictionKetika hari esok tak lagi terasa sama. Barulah ia sadar bahwa- "There is always that ONE MISTAKE that changes EVERYTHING" HAN JISUNG x 3RACHA x STRAY KIDS