Sebagai seorang pengacara yang telah memiliki nama serta kepercayaan publik. Tentu saja membuat Chan menjadi seorang ayah yang sangat sibuk. Terlebih dua tahun belakangan ini, tepatnya setelah meninggalnya Felix.
Yang awalnya hanya berniat untuk mencari lebih banyak kesibukan. Agar ia tidak kembali larut dalam kesedihan. Justru membuat Chan tanpa sadar lebih banyak menghabiskan waktunya untuk pekerjaan.
Mengabaikan fakta bahwa saat ini ia masih seorang single father. Ia masih memiliki Jisung. Yang tentu saja membutuhkan kehadirannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah merasa dirinya sudah siap untuk berangkat ke kantor. Dengan setelan rapi yang membuatnya terlihat lebih berkarisma. Chan akhirnya berjalan keluar dari kamar. Dan segera bergegas menuju dapur untuk sarapan.
Namun entah mendapatkan dorongan darimana, langkah Chan justru terlihat berbelok menuju ke arah kamar sang anak. Yang dua tahun lalu telah berubah status menjadi anak semata wayangnya.
Jisung.
Tapi jika Chan pikirkan lagi, tindakannya ini merupakan hal yang tidak biasa.
Ia bahkan tidak ingat, kapan terakhir kali ia meneriakkan nama Jisung, untuk membangunkan sang anak agar tidak terlambat ke sekolah. Atau bahkan ia tidak ingat, kapan terakhir kali ia pergi ke kamar sang anak seperti saat ini.
Entahlah. Chan hanya merasa bahwa tiga hari belakangan ini, suasana rumah terasa agak berbeda. Ia merasa ada sesuatu yang hilang.
“Ji?” Panggil Chan setelah ia mengetuk pintu kamar sang anak.
“Jisung?” Ulang Chan lagi karena tidak mendapatkan sahutan apapun.
Sepertinya sudah berangkat.
Batin Chan akhirnya menyakinkan dirinya sendiri. Karena sebenarnya, memang bukan hal yang aneh lagi. Jika sang anak sudah berangkat ke sekolah lebih dahulu tanpa memberitahunya. Bisa dibilang, Jisung tumbuh menjadi anak yang lebih mandiri dan dewasa dibanding anak-anak seusianya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dengan langkah pelan, Chan berjalan menuju parkiran tempat dimana mobilnya berada saat ini. Setelah sebelumnya, ia memenuhi panggilan dari wali kelas Jisung. Yang tiba-tiba saja memintanya untuk bertemu.
Sebenarnya, Chan akan merasa lebih baik jika ia dipanggil akibat ulah kenakalan sang anak. Atau akibat nilai rapot sang anak yang jauh dari kata baik.
Tapi sayangnya, wali kelas Jisung memintanya untuk bertemu bukan untuk kedua hal itu.
Melainkan, akibat Jisung yang sudah tiga hari berturut-turut tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Dan entah kenapa hal itu justru membuat perasaan Chan menjadi tambah tidak tenang.
Jisung, sudah membolos tiga hari berturut-turut. Dan hal ini merupakan hal yang tidak biasa.
Karena meskipun ia tidak terlalu baik dalam pembelajaran. Jisung tidak pernah membolos.
Bukankah hal itu mustahil?! Bukankah Jisung selalu berangkat ke sekolah setiap hari?!
Tapi setelah Chan melihat riwayat panggilan pada smartphone miliknya. Sepertinya akan sangat susah baginya untuk tetap tenang dan berpikiran positif.
Karena ternyata, ia memiliki lebih dari lima belas panggilan tak terjawab, dari sang anak tepat tiga hari yang lalu.
###

KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER DAY ~
FanfictionKetika hari esok tak lagi terasa sama. Barulah ia sadar bahwa- "There is always that ONE MISTAKE that changes EVERYTHING" HAN JISUNG x 3RACHA x STRAY KIDS