21

1K 213 139
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tidak jauh berbeda dengan para pengunjung kamar Jisung yang lain. Changbin pun juga termasuk ke dalam golongan orang-orang yang tertarik pada bagian jendela kamar. Yang ditutupi oleh sebuah karton berwarna hitam tersebut.

Tidak tahu dimulai dari siapa dan kapan. Tapi jendela kamar Jisung tiba-tiba saja menjadi bagian yang paling terkenal saat ini. Mungkin sekembalinya Jisung nanti ia dapat menjadikan jendela kamarnya tersebut sebagai ladang uang. Menetapkan tarif harga untuk setiap satu kali kunjungan.

Sungguh pemikiran yang cerdas.

Terhitung sudah lima menit lamanya, Changbin hanya berdiam diri menghadap ke arah jendela yang telah ia buka sebelumya. Membiarkan hembusan angin pagi dini hari menyapa dirinya. Bersamaan dengan sinar rembulan yang terkadang ditutupi oleh awan malam.

Changbin mencoba untuk membayangkan dirinya berada pada posisi Jisung. Ketika anak itu menyadari bahwa seseorang tengah mengawasinya. Mengikutinya kemanapun ia pergi bahkan mengawasinya saat ia berada di dalam rumah. Tempat paling nyaman dan aman kata orang-orang di luar sana.

Membayangkan Jisung yang terpaksa harus kembali menempelkan kertas karton berwarna gelap di kaca jendelanya. Sebagai bentuk upayanya untuk menjaga diri dan membuat dirinya merasa lebih aman saat berada di dalam rumah sendiri.

Setelah sebelumnya ia lepaskan berkat paksaan dari Hyunjin. Takut dan gelisah yang ia rasakan harus dipendam seorang diri. Akibat tidak ada seorang pun yang mempercayai ucapannya.

Bohong jika Changbin mengatakan bahwa sebelumnya, Jisung tidak pernah mencoba untuk memberitahu kepadanya tentang penguntitan tersebut.

Bukan hanya melalui pesan seluler. Tapi sang keponakan juga kerap beberapa kali mencoba secara langsung untuk memberitahu tentang dirinya yang merasa tengah di ikuti oleh orang asing.

Tapi sama hal nya dengan reaksi yang diberikan oleh Hyunjin. Changbin pun hanya menganggap ucapan Jisung sebagai omong kosong.

Hanya sebuah bualan yang sengaja Jisung ciptakan untuk menarik perhatiannya. Sampai akhirnya, Jisung memutuskan untuk berhenti membahas perihal penguntitan tersebut.

Bukan karena ia sudah aman. Tapi karena ia sadar, percuma. Tidak akan ada yang berdiri di sisinya. Tidak akan ada yang mempercayainya.

Jika bukan dirinya sendiri yang berusaha untuk melindungi diri. Lalu siapa yang akan melakukannya?

Bodoh.

Rutuk Changbin kepada dirinya sendiri akibat kesadarannya yang sudah sangat terlambat.

Percuma ia mengabdikan diri sebagai anggota kepolisian. Menjadi anggota terbaik di Divisi Urusan Pidana.

Percuma.

Jika untuk melindungi anggota keluarganya sendiripun ia tak mampu.

Bodoh.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

March 14th, 2020

Salah satu kebiasaan Jisung di akhir pekan adalah pergi menginap di kediaman Changbin. Sang paman tercinta. Tidak selalu sebenarnya. Lebih ke saat ia ingin dan butuh.

Seperti saat ini, Jisung memutuskan menginap karena ia berniat untuk yang terakhir kalinya mencoba memberitahu Changbin.

Mengenai kegelisahannya akibat seminggu terakhir yang serasa tengah di ikuti dan di awasi. Dan apabila, Changbin tetap tidak mempercayainya barulah Jisung akan berhenti.

“Ya! Berhentilah berpikir aneh. Berhentilah berpikir bahwa kamu adalah seorang idol terkenal yang memiliki banyak penggemar sampai mereka rela mengikutimu pergi kemana pun”

Jelas Changbin setelah ia selesai mendengarkan cerita Jisung yang kembali membahas tentang penguntit.

Entah sudah berapa kali sang keponakan membahas hal tersebut sampai membuat dirinya bosan. Lagipula ia juga tidak menemukan tanda-tanda mencurigakan yang akan sampai membuat keponakannya tersebut akan di ikuti.

“Tapi-”

“Sudah! Sudah! Jangan dipikirkan lagi. Sebaiknya kamu pergi tidur daripada berkhayal aneh seperti ini” Perintah Changbin memotong ucapan Jisung.

Benar-benar cerita yang tidak masuk akal.

Hanya orang tidak waras dan bosan hiduplah yang akan berani menguntit anak dari pengacara Chan, keponakan dari detektif Changbin.

Itu sangat tidak mungkin.

###

ANOTHER DAY ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang