30

1.2K 183 105
                                    

Sesuai dengan arahan dari hasil rapat sebelumnya, Changbin bersama dengan Wonpil akhirnya kembali ke tempat kejadian perkara, dimana ditemukannya korban pembunuhan yang telah diketahui bernama Woojin.

Mereka datang kembali untuk mencoba mencari bukti atau petunjuk lainnya yang mungkin saja waktu itu terlewat dari penglihatan mereka.

Dan setelah tiga puluh menit berjalan menyusuri daerah sekitaran tempat kejadian perkara, Changbin akhirnya mengetahui bahwa daerah tersebut hanya berjarak satu pemberhentian dari tempat seharusnya Jisung turun ketika ia hendak pulang ke rumah.

Mungkin waktu itu Jisung ketiduran sampai tidak menyadari bahwa ia sudah melewati tempat pemberhentian yang seharusnya. Atau mungkin juga Jisung sengaja tidak turun di halte yang seharusnya, karena mungkin ia memiliki keperluan lain sehingga membuatnya turun di pemberhentian berikutnya.

Entahlah, sejauh ini Changbin hanya bisa menduga. Ia dan Tim belum menemukan bukti yang cukup untuk dapat membuktikan kiranya dugaan manakah yang benar.

Kemudian sesuai dengan saran dari Wonpil, mereka akhirnya pergi menuju ke sebuah minimarket yang terletak agak jauh dari tempat kejadian perkara.

Dua hari sebelumnya minimarket tersebut tengah tutup karena sedang masa perbaikan. Mengakibatkan petugas kepolisian belum sempat melakukan investigasi atau wawancara dengan pemilik ataupun karyawan minimarket tersebut.

Dan syukurnya hari ini minimarket tersebut sudah mulai kembali dibuka. Membuat Changbin dan Wonpil dapat melanjutkan tugas para petugas sebelumnya yang tertunda. Dengan harapan bahwa mereka akan menemukan petunjuk yang berarti setelahnya.

“Selamat datang dan selamat berbelanja” sapa seorang laki-laki yang berdiri di depan mesin kasir. Menyapa dengan ramah Changbin dan Wonpil yang baru saja masuk ke dalam minimarket.

Changbin dan Wonpil yang memang tujuan awalnya datang adalah untuk melakukan investigasi memilih untuk langsung berjalan ke arah kasir dan menunjukkan identitas mereka. Membuat sang kasir yang diketahui bernama Young-hyun tersebut seketika terkesiap di tempat.

Pemuda itu segera mengingat-ingat kembali apa saja yang telah ia lakukan belakangan hari ini. Apakah ia telah melakukan suatu kesalahan sehingga membuat pihak kepolisian mendatanginya ke tempat kerja.

“Kami dari pihak kepolisian, yang bertanggung jawab di Divisi Urusan Pidana, datang untuk menanyakan beberapa hal berkaitan dengan kejadian ditemukannya mayat tempo hari" jelas Wonpil menyadari ekspresi bingung yang Young-hyun tunjukkan.

"Oleh karen itu kami harap anda dapat bekerja sama dan membantu kami dalam proses penyelidikan. Bisa kami minta waktunya sebentar?” tambah Changbin mencoba untuk terlihat ramah serta memberikan kesan bersahabat.

Meskipun tanpa perlu dicobapun sebenarnya ia adalah orang yang ramah. Hanya saja penampilan luarnya yang sering kali membuat orang lain, terutama yang baru pertama kali bertemu dengannya seketika merasa terintimidasi dan salah menilai. Entah Changbin harus merasa bersyukur atau justru mengutuk nasibnya itu.

“Mayat?” ucap Young-yhun akhirnya bersuara. Terlihat sangat terkejut dengan informasi yang baru saja ia dengar. Sedangkan Changbin dan Wonpil hanya memberikan reaksi berupa anggukan kepala sebagai respon mereka.

Euhm,, bukannya saya tidak bersedia” lanjut Young-hyun berhati-hati, takut kalimat yang ia ucapkan akan menyinggung dua petugas kepolisian yang ada di hadapannya itu. Bisa-bisa nanti dirinyalah yang mendapatkan masalah dan harus berhadapan dengan mereka. Sungguh, ia tak mau hal itu terjadi padanya.

"Tapi sejujurnya saya baru kembali bekerja hari ini. Sudah satu bulan saya mengambil cuti untuk tidak bekerja, akibat saya harus pergi ke luar kota untuk merawat nenek saya yang jatuh sakit" tutur Young-hyun kembali menjelaskan situasi dirinya.

"Dan tentu saja saya dapatkan membuktikan hal itu, sehingga Pak Detektif dapat memastikan bahwa apa yang saya ucapkan itu memang benar adanya"

Young-hyun nampak memberikan ponselnya kepada Changbin. Membiarkan para detektif itu mengecek sendiri bukti dirinya yang izin absen bekerja guna merawat neneknya yang kala itu jatuh sakit.

“Tapi jika Pak Detektif ingin menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan kejadian beberapa hari belakangan ini" ucap Young-hyun lagi. Merasa perlu untuk membantu dua detektif yang ada di hadapannya itu.

Karena bagaimanapun juga mereka baru saja menyebutkan kata 'mayat', yang tentu saja membuat bulu kuduk Young-hyun berdiri. Kasusnya pasti tidak sesederhana itu.

"Mungkin Pak Detektif bisa langsung menanyakannya ke rekan kerja saya. Karena selama saya tidak bekerja, dialah satu-satunya yang menjaga toko" sambung Young-hyun menjelaskan.

Dan ucapannya itu berhasil membuat kedua mata para detektif menjadi lebih bersinar. Seperti mendapatkan sebuah keajaiban yang luar biasa.

"Nah itu dia orangnya, ya! Lino!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Changbin dan Wonpil membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam untuk mendapatkan kesaksian dari karyawan yang diketahui memiliki nama asli Lee Minho namun kerap dipanggil Lino tersebut.

Dan dari kesaksian yang diberikan oleh Minho, Changbin dan Wonpil mendapatkan buah tangan berupa rekaman CCTV serta beberapa informasi tambahan mengenai Woojin.

Suatu hal yang baik daripada tidak mendapatkan hasil apapun, seperti yang sebelum-sebelumnya. Meskipun itu artinya sama dengan mereka mendapatkan tugas tambahan.

Yang akan membuat mereka kembali tidak tidur. Semata-mata untuk mengecek rekaman CCTV yang baru saja mereka dapatkan, serta membolak-balik informasi yang ada untuk menemukan satu dua kejanggalan ataupun petunjuk baru.

“Sebaiknya kita langsung balik ke kantor, tadi Sungjin mengirimkan pesan dan meminta kita segera balik, sesuai perintah dari Ketua Tim” jelas Wonpil ketika ia masuk ke dalam mobil dan segera duduk di kursi pengemudi.

Menyusul Changbin yang sudah lebih dahulu berada di dalam. Rekannya itu lebih memilih untuk duduk di kursi penumpang, tepat di sebelahnya. Lalu tanpa menunggu tanggapan dari Changbin, Wonpil segera menyalakan mesin mobil dan bersiap melajukannya menjauh dari minimarket.

Membiarkan Changbin yang masih terfokus menatap ke arah luar. Tepatnya ke bagian area pintu masuk minimarket. Mungkin sekitar satu menit yang lalu, seorang remaja yang masih mengenakan seragam sekolah tiba-tiba datang menghampiri salah satu karyawan.

Hanya melihat interaksi dua pemuda berbeda usia itu, Changbin dapat melihat bahwa mereka sangat dekat. Selintas seperti interaksi dirinya dengan sang keponakan, Jisung.

Dan yang membuat Changbin terpaku adalah karena ia cukup familiar dengan pemuda yang lebih muda. Meskipun belum pernah pernah bertemu langsung, hanya melihat rupa dari sebuah foto, tapi Changbin sangat hapal rupa pemuda itu.

Seungmin mengenal Minho?

###

ANOTHER DAY ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang