15

1.1K 231 105
                                    

March 08th, 2020

Setelah sebelumnya, Jisung dipaksa untuk mengerahkan hampir seluruh energinya hanya untuk membuat Hyunjin pulang ke rumahnya.

Selanjutnya, Jisung kembali harus menggunakan sisa energinya untuk membersihkan sisa-sisa sampah makanan yang berserakan disetiap penjuru kamarnya. Yang membuat kamarnya lebih terlihat seperti sebuah kandang babi.

Dan semua ini adalah akibat dari tidak lain dan tidak bukan karena dirinya yang bersedia menampung Hyunjin hampir seharian penuh di kamarnya.

Bisa Jisung bayangkan akan segila apa kamarnya jika tadi, Hyunjin benar-benar menginap di rumahnya. Tempat pembuangan akhir, mungkin seperti itulah nasib kamarnya nanti.

“Tuh, ‘kan benar hujan” Ucap Jisung kepada dirinya sendiri saat melihat rintikan air hujan yang mulai turun membasahi kota.

Memberikan suasana yang jauh lebih terasa dingin bersamaan dengan terbenamnya matahari yang hampir seharian ini bersembunyi di balik awan berwarna kelabu.

“Syukur Hyunjin tadi akhirnya mau pulang. Beneran bisa jadi tempat pembuangan akhir ini kamar, kalau tuh anak tetap batu gak mau pulang karena alasan hujan”

Keluh Jisung yang kembali mengingat betapa susahnya untuk menyuruh Hyunjin pulang ke rumahnya sendiri. Meskipun sudah puluhan kali Jisung mencoba untuk membujuknya.

Sepertinya Hyunjin memang benar-benar mecintainya. Jadi selalu ingin berada di dekatnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Menyadari bahwa hari yang mulai kian menggelap, pertanda waktu malam akan datang. Serta hujan yang mulai semakin deras. Jisungpun berjalan ke arah jendela untuk menutupnya.

Sebuah senyuman tipis nampak terukir pada wajah Jisung saat ia melihat ke arah kaca jendela kamarnya. Yang sudah tidak didapati lagi kertas karton berwarna hitam yang sebelumnya selalu ada di sana. Dan tentu saja, Hyunjin adalah penyebab utama hilangnya kertas karton tersebut.

Ya! Berhentilah menjadi seorang zombie.

Nikmatilah mentari pagi serta indahnya senja selayaknya manusia pada umunya.

Meskipun kau membencinya. Tapi belajarlah menjadi manusia.

Mengingat kembali omelan, Hyunjin tersebut entah bagaimana membuat, Jisung tidak bisa menahan senyumnya. Hyunjin, memang telalu gengsi untuk hanya mengatakan bahwa ia peduli.

Tidak ingin terlalu lama memikirkan sifat malu-malu sang sahabat. Tangan Jisungpun segera terulur untuk menutup jendela. Namun, kegiatannya harus kembali terhenti karena melihat seseorang yang tengah berdiam diri di bawah sana.

Kamarnya yang terletak di lantai dua tentu saja memberikan akses lebih kepada Jisung untuk dapat melihat orang-orang yang melewati area depan rumahnya.

Dan orang itu jelas menarik perhatian Jisung. Dengan hanya berdiam diri di bawah temaram lampu di area depan rumahnya. Kemudian, terlihat mengenakan celana jins serta hoodie berwarna hitam.

Meskipun saat ini tengah hujan tapi orang tersebut terlalu tidak mungkin untuk diabaikan begitu saja.

Hyunjin?

***

ANOTHER DAY ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang