Kim Jiwon terlebih dahulu mengambil tempat pada sebuah kursi di sudut ruangan berdinding kaca, cafe yang di sebutkan si wanita dewasa beberapa saat lalu. Tak lama kemudian si wanita yang adalah sulung Kwon datang dan duduk di hadapannya.
"Eonni, aku tidak menyangka bertemu denganmu di sini", ujar Jiwon, sebaik mungkin menyembunyikan gugupnya.
"Hmm.." Dami balas tersenyum, ".....brand itu adalah milik teman baikku, sedikit banyak aku ikut membantu mereka..", jelasnya.
"Ah benarkah? Eonni, kau memang sudah sangat berpengalaman di bidang fashion. Koleksi mereka sangat bagus, mungkin aku bisa kalap belanja jika kau tidak datang menghampiriku", puji Jiwon sambil tertawa kecil.
Wanita di seberangnya juga ikut tertawa. "Benarkah kau menyukainya? Mana yang kau suka? Akan kukirimkan ke apartemenmu nanti."
"Haha, jangan begitu eonni..." Jiwon tertawa dan menolak halus. Sedikit berdecih dalam hati, kenapa wanita di hadapannya ini mirip sekali dengan sang pemuda yang dirindukannya. Tidak hanya garis-garis wajah dan tampilan glamour nya, tapi juga perlakuan mereka kepada Jiwon.
Jiwon menyembunyikan gugupnya sebaik mungkin. Menahan dengusannya agar tidak terdengar Dami, helaan nafas akibat rasa rindu yang tiba-tiba menyergap dan malah semakin terasa saat ini.
Dalam beberapa waktu dua perempuan itu tampak asyik berbincang mengenai fashion dan semacamnya. Suasana cafe yang cukup sepi, alunan musik yang disetel lirih dan pemandangan matahari yang tampak mulai menghilang di ufuk barat memang sangat mendukung untuk dilewati dengan obrolan hangat.
"Jiwonie..", panggil Dami lirih.
"Hmm?" Jiwon menoleh, menatap Dami yang sekian detik lalu selesai tertawa dan kini malah memandangnya serius.
"Sudah sangat lama sejak terakhir kau berkunjung ketika makan malam di rumah orangtuaku saat itu..", ujar Dami pelan.
".... dan terakhir kali aku mendengar kabar ketika kau jatuh sakit dan harus dirawat. Maaf, aku dan eomma sedang di luar negri saat itu, kami tidak bisa menjengukmu," lanjutnya.
Jiwon tersenyum canggung, "gwencana.. tidak masalah, eonni", ujarnya menyembunyikan rasa gugup. Sejujurnya sejak awal perbincangan serius seperti ini adalah hal yang sangat ia takuti.
"Kau tidak pernah mampir ke rumah kami, eomma merindukanmu", kata Dami.
"Hmm.. jeongmal mianhae, aku juga sangat merindukan bibi. Apa paman dan bibi sehat?" Tanya Jiwon hati-hati.
Dami manggut-manggut, "heem, mereka sehat dan baik-baik saja."
"Ahh.. syukurlah, senang mendengarnya..", Jiwon kembali mengembang senyum manis.
Kwon Dami sungguh menyadari perubahan raut wajah gadis di depannya yang menjadi canggung. Sejujurnya sejak pertama menangkap sosok Jiwon di kursi tamu undangan ingin sekali ia segera menghampiri dan menariknya dari kerumunan, mengajaknya mengobrol empat mata seperti ini.
Ada banyak hal yang ingin ia bicarakan. Tentang apapun. Mengenai gadis itu, mengenai adiknya."Eonni..", panggil Jiwon.
Dami meletakkan cangkir machiato yang baru saja dihisapnya, kemudian kembali mendongak menatap gadis cantik di depannya yang tampak menatapi pemandangan taman kota di bawah sana.
Gadis cantik inilah, yang selalu dibanggakan oleh sang adik lelaki satu-satunya.
Gadis ini, yang bahkan adiknya mengakui telah merubah seluruh hidupnya, dan Kwon Dami sangat membenarkan, si bungsu banyak berubah.
Bahkan dulu ia bertanya-tanya, perempuan mana yang membuat seorang leader masterpiece dunia –yang juga sering berganti pacar- bertekuk lutut dan berjanji untuk setia sehidup semati?
![](https://img.wattpad.com/cover/243118644-288-k593105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours {G-Dragon x Kim Jiwon, 2020}
Random"bukankah sudah ku peringatkan padamu sejak awal, semua tidak mudah.." "tak masalah untukmu, tapi bagaimana dengannya?" "dunia kalian terlalu berbeda, leader!" Ketika seorang musisi kebanggaan negara dan seorang aktris papan atas menjalin hubungan...