If You (2)

359 31 1
                                    

Kim Jiwon semakin tersedu, kedua lengannya dengan cepat menghambur pada tubuh kurus laki-laki di depannya, memeluk begitu erat tak ingin lagi berpisah.

"Oh Tuhan terimakasih.. terimakasih banyak..", ucapnya di sela tangisan yang menggugu.

Kwon Jiyong sontak membalas pelukan pada tubuh mungil si gadis yang sejak dulu ia ikrarkan adalah soulmatenya. Harum english-pear menyeruak indera, bau yang sangat menenangkan dan juga sangat dirindukannya.

"bogoshipo.. neomu bogoshipo..", bisik sang leader lirih.

"Uljima.. walau kau tetap cantik saat menangis tapi kau tau aku sangat benci airmata ini."

Dua tangan Jiyong menangkup wajah si gadis yang basah oleh airmata. Ibu jarinya menghapus anakan sungai yang tercipta di sana.

"Hiks..kau sendiri juga menangis", balas Jiwon sesenggukan, bolamatanya lekat pada setiap inchi pergerakan pemuda tampan di depannya.

Jiyong tersenyum tipis, merasakan hangatnya telapak tangan si gadis yang balas menghapus airmatanya.

"Ah ya, duduklah dan tunggu sebentar aku akan mengambil sesuatu", seru sang leader melepaskan kedua tangannya dari wajah mungil Jiwon dan lekas menuju dapur.

Jiwon mengernyit penasaran, lantas menuju rak sepatu di dekat pintu untuk menyimpan stiletto nya, kemudian kembali dan mendudukkan diri di sofa cordury empuk di tengah ruangan. Untuk sesaat mengedarkan pandangan pada seisi apartemen mewah itu. Sedikit berbeda di berbagai sisi, hanya bufet kaca saja yang menurutnya tak berpindah satu centi pun.

"Happy birthday to you, happy birthday to you.."

".. happy birthday, happy birthday.. happy birthday to you..."

Nona Kim sontak menoleh mendengar suara merdu sang superstar yang sedang menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali", ujar Jiyong dan berlutut di depan gadis Kim. Tangannya membawa piring kecil dengan sepotong Matcha cheesecake berhias lilin angka 28 yang menyala.

Jiwon tampak mengulum senyum lantas meniup lilin di depannya. "Ulangtahun tidak begitu penting untukku..", ujarnya.

"Tapi itu penting bagiku..", Jiyong meletakkan piring di atas meja kemudian kembali menatap gadisnya,
".....harusnya kau mengucap permohonan sebelum meniup lilin."

"Segala doaku sudah terkabul, entah di hari ulangtahun atau hari-hari biasa doaku tetap sama.." Balas Jiwon cepat.

"Ohya? Tentang apa?"

Jiwon mengambil nafas dalam, membuang muka ke arah kaca jendela besar.
"Tentang pemuda yang kucintai, kuharap dia hidup dengan baik dan kembali tak kurang satu apapun.."

Kwon Jiyong tersenyum tertahan, matanya mengerjap mengagumi rona wajah di hadapannya. Ciptaan Tuhan yang begitu sempurna.
"Lantas apa pemuda itu kembali dengan baik?"

"Kurasa begitu. Adalah hadiah terindah melihatnya hidup dengan bahagia.."

"Ahh.. dia beruntung sekali dicintai oleh gadis sepertimu.." Jiyong manggut-manggut.

Nona Kim menunduk, mengulas senyum tipis.
"Tapi mungkin aku melukainya dengan kata-kata burukku."

"Aku tidak percaya gadis sebaik dirimu mampu berkata buruk, mungkin pemuda itu yang terlalu jahat", ujar Jiyong mengamati raut si gadis yang kini menekuk.

"Aku sudah bertingkah jahat. Aku banyak membebaninya. Dan aku berpikir apa aku pantas untuk kem---"

"Kim Jiwon!!!"
Sela Jiyong tegas. Dua tangannya meraih jemari lentik gadisnya. Jiwon sontak mendongak, menampakkan netranya yang kembali berselaput air.

"......hentikan ucapanmu itu, Ji."

"Hmmm?" Gumam Jiwon.

"Berapa banyak airmatamu yang terjatuh karena aku? Rumor-rumor tentangku yang sangat menyakitkanmu... Itu semua membuatku merasa tidak pantas memintamu menungguku. Di sini, aku yang tidak memperlakukanmu dengan baik," tutur Jiyong menyendu.

"-----tidak sepertimu yang rajin merapal doa, aku terlalu sibuk dan tidak pernah menyempatkan waktu untuk sekedar berdoa.."

Jiyong memberi jeda, menatap dalam-dalam bolamata tercantik di depannya yang balik menatapnya sendu.

"-----tapi beberapa hari terakhir aku bersimpuh, kugunakan semua waktu doaku untuk meminta agar Tuhan membawamu kembali padaku," lanjutnya.

Airmata tampak kembali membasahi pipi mulus gadis Kim.

"Saling mencintai, tapi saling menghindar karena takut melukai..", ucap Jiwon dengan senyum nanar.

"cihh, miris sekali, bukan?" Balas si captain tak kalah sendu.

♫♫ if you.. if you..

♫♫ ajik neomu neutji  anhatdamyon

♫♫ Dasi doragal suneun eopseulka

(Jika belum terlambat, tidak bisakah kita kembali bersama)

♫♫ If you.. if you..

♫♫ Neodo nawa gachi himdeuldamyon

♫♫ Uri jogeum swige gal suneun eopseulka

(Jika kamu berjuang sepertiku, bisakah kita membuat segalanya lebih mudah?)

Kim Jiwon bertepuk tangan sendiri ketika pemuda yang tengah berlutut di depannya menyanyikan penggalan lagu milik groupnya tersebut. Senyumnya mengembang di antara airmata yang masih meleleh.

"Ck! Sudah kubilang jangan menangis. Keras kepala sekali!" Jiyong yang juga berkaca-kaca kembali mengusap pipi mulus bidadarinya.

------***------

I'm Yours {G-Dragon x Kim Jiwon, 2020}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang