Cheongdam-dong, Seoul
D-2 pernikahan..
Pukul 6 sore, Kwon Jiyong yang sedang duduk di balik jendela kaca menatap keluar pada butiran-butiran salju yang terus turun sejak siang tadi. Asap tipis membumbung dari 2 cangkir kopi panas yang terletak di atas meja kecil sebelahnya.
"Ketika putri-putriku masih kecil balkon ini adalah tempat favorit mereka untuk bermain...", seseorang yang duduk di kursi lain bercerita padanya.
Sang captain menoleh, menatap pria yang duduk tak jauh darinya dan sedang mengedarkan pandangan pada salju di luar sana.
"Dan kurasa sampai sekarang, balkon adalah tempat favorit si bungsu...", balas Jiyong sambil tersenyum.
Pria dengan rambut yang sempurna memutih itu terkikik, menampilkan guratan-guratan penuaan di area mata dan sepanjang rahangnya.
"Ahh, dimana dia?" Tanyanya sambil menoleh ke belakang,
"... anak itu, besok lusa akan menikah masih saja pergi bermain..""Dia hanya pergi menemui teman-teman lamanya."
Jiyong melirik Tag Heuer di pergelangan tangan, "...jangan khawatir, aku akan menjemputnya pukul 7 nanti, Paman..", timpalnya.Pria tua sang kepala keluarga Kim menatap Jiyong teduh, "sampai kapan kau akan memanggilku seperti itu, huh? Kau akan menjadi menantuku.." Ujarnya.
Jiyong menyungging dua sudut bibirnya, "Ah ye, aboji...."
Tuan Kim ikut tersenyum dan mengangguk-anggukan kepala, lantas kembali membuang pandangan pada ranting-ranting pohon yang terlapisi gumpalan salju.
"Apa dia banyak merepotkanmu selama ini?"Jiyong yang baru saja menyesap cangkirnya segera menggeleng. "Tidak.. sama sekali tidak. Karena kami sangat jarang bertemu, mungkin aku-lah yang sering merepotkannya."
Tuan Kim menghela nafas panjang.
"Aigoo... putri kecilku akan segera menikah."Jiyong melirik pada pria tua di sampingnya yang tampak menerawang sambil memandang langit yang mulai gelap.
"Aboji, dia tumbuh menjadi gadis cantik dengan hati yang sangat jernih", ucap Jiyong.
"— Jiwon dan Taehee noona, Anda mendidik mereka dengan luar biasa."
Tuan Kim tersenyum lagi.
"Tidak juga, sejak umur 13 tahun Jiwon hidup mandiri bersama kakaknya, mungkin kau sudah tau tentang itu. Daripada ikut kami kembali ke Amerika dia lebih memilih di sini, bersekolah dan memulai masa-masa trainee-nya.""Ehem, aku tau tentang itu.."
Jiyong mengangguk sekali, "...meskipun begitu tetap saja Anda mendidik mereka dengan sangat baik. Aboji jika aku boleh jujur, sejak awal kami berkencan keinginan untuk segera menikah selalu menggebu dalam diriku, kepribadian Jiwon membuat keyakinanku semakin hari semakin dalam.."Tuan Kim menoleh sekilas pada sang masterpiece, ingatannya sesaat kembali ketika dia dan istrinya pertama kali mengetahui bahwa si bungsu berkencan dengan seorang G-Dragon. Alih-alih bangga, mereka malah merasa biasa saja dan cenderung tidak yakin.
"Apa Taehee banyak menyusahkanmu?" Goda Tuan Kim.
Jiyong mengambil nafas dalam, "Kurasa itu wajar karena dia sangat menyayangi adiknya. Yahh hmmmbb... di awal berkencan Taehee noona memang sedikit menakutkan", jawab Jiyong, lantas mereka tertawa bersamaan.
Tuan Kim mengambil cangkirnya dan menyesap perlahan.
"Ah ya Jiyongie, aku tau kau sangat sibuk, tapi kau tetap datang kemari, aku sangat berterimakasih untuk itu...", ucapnya dengan low-tone yang membuat Jiyong semakin mengerti darimana Jiwon juga memilikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours {G-Dragon x Kim Jiwon, 2020}
Diversos"bukankah sudah ku peringatkan padamu sejak awal, semua tidak mudah.." "tak masalah untukmu, tapi bagaimana dengannya?" "dunia kalian terlalu berbeda, leader!" Ketika seorang musisi kebanggaan negara dan seorang aktris papan atas menjalin hubungan...