22. SAXEI ||🍁kincir angin🍁

474 23 0
                                    

Happy Reading
-
-
-
Jangan lupa tinggalkan jejak

______________________________________

'Jodoh sudah diatur dan kita hanya menjalankan saja. Bahagia diatas penderitaan orang lain lebih menyakitkan dari pada menunggu jodoh yang tersesat dihati orang lain.'

♡♡♡♡♡

Tiga bulan Xeira menjalankan hari-harinya tanpa sang Bunda. Dengan Sarez yang selalu disisinya dan selalu mensupportnya. Hari ini Sarez akan mengajak Xeira untuk jalan-jalan.

"Mau kemana sih Kak?" teriak Xeira dijok belakang.

"Nanti juga tau."

"Udah tiga kali jawaban Kak Sarez itu mulu, aku pengen tau."

Seiring berjalannya waktu, hubungan Sarez dan Xeira semakin membaik dan bahkan mereka terkadang juga memakai aku-kamuan. Masalah Xeira ingin putus itu sudah dia lupakan. Karena dia sekarang tahu, suatu hubungan tidak akan selesai dengan kata putus, dan dengan putus bukan meringankan beban namun menambah beban pikiran. Sarez dan Xeira juga sudah sepakat jika ada masalah akan menyelesaikannya baik-baik.

"Nanti juga tau."

"Empat."

Sarez terkekeh mendengar balasan Xeira.

"Udah sampai?" tanya Xeira karena motor Sarez berhenti.

"Lampu merah sayang."

Blush

Xeira menutup wajahnya malu karena dipanggil sayang.

"Kamu pakai blush on?"

"Kak Sarez.." rengek Xeira.

Sarez terkekeh kemudian menjalankan motornya karena lampu hijau menyala. Sepuluh menit Sarez mengendarai motornya dengan diselingi candaan tentunya.

"Udah sampai Kak?"

"Hmm."

Xeira turun dari motornya dan melepaskan helmnya namun susah.

"Kak bantuin."

"Copot sendiri."

"Kak Sarez ih, susah tau."

"Bisa make masa gak bisa nyopot."

"Tadikan yang makein Kak Sarez," balas Xeira cemberut.

"Sini," pinta Sarez. Xeira tersenyum lebar kemudian mendekatkan dirinya pada Sarez.

Cup

Tubuh Xeira menegang saat mendapat kecupan dipipinya. Xeira memegang bekas ciuman Sarez.

"Kak Sarez ih, dilihatin orang. Malu," cicit Xeira.

"Kalau gak ada orang berarti gak malu?"

"Auah nyebelin," Xeira memajukan bibirnya beberapa senti.

"Mau dicium tuh bibir?"

"Kak Sarez..." Xeira menghentakkan kakinya kesal.

"Canda sayang," Sarez mengusak rambut Xeira sayang.

SAREIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang