28. SAXEI ||🍁kehancuran Adiez🍁

604 20 1
                                    

Happy Reading
-
-
-
V O T E
-
-
-
C O M M E N T

______________________________________

'Hal tersulit menjalin hubungan adalah pura-pura bahagia. Jika kamu (para laki-laki) yang hanya bisa membuat pasanganmu sedih. Tinggalkan. Biarkan dia bahagia. Karena bahagianya seorang wanita tak lebih berharga daripada harta.'

♡♡♡♡♡

"MAKSUD LO APA ANJING HUKUM CEWEK GUE?!"

Apa yang ditakutkan Lerzo menjadi kenyataan. Kemarahan Sarez saat melihat Xeira pingsan membuat siswa-siswi bergedik ngeri. Sekarang Sarez tengah berhadapan langsung dengan orang yang membuat gadisnya pingsan. Beberapa kali Sarez membogem rahang Jervo namun Jervo tak membalasnya.

"Rez udah Rez! Bisa mati anak orang!" Arsen mencoba menarik lengan Sarez untuk menjauhkan dari Jervo.

"Lepasin gue anjing!!" Sarez menghempas cekalan Arsen.

"Baru pertama kali gue lihat Sarez semarah ini," ujar Neptu pada Arsen.

"Gue angkat tangan," pasrah Arsen membalas.

"Lebih baik lo ke UKS lihat kondisi Xeira. Pasti Xeira bisa hentiin semua ini," usul Neptu bijak.

"Lo bener. Gue segera balik!" Arsen berlari menuju UKS. Xeira di temani Lerzo di sana. Kebetulan hari ini Ritaz tak masuk karena sedang keluar kota, Ritazlah yang hanya bisa mengatasi semua ini, namun apalah daya. Tak mungkin kan jika Arsen meminta Ritaz ke sini hanya untuk masalah pertengkaran. Dan sekarang mereka yang harus repot. Mereka bukannya mengeluh melainkan bingung sendiri apa yang harus dilakukan. Melihat Sarez yang kesetanan membuat nyalinya menciut untuk maju membawa Sarez mundur.

"Xei. Lo udah sadar? Buruan lo ikut gue!" Arsen yang baru saja datang langsung melontarkan kalimat itu.

"Ada apa Kak?" tanya Xeira masih lemas.

"Sa-Sarez! Udah lo ikut gue!" Arsen langsung menarik Xeira keuar UKS. Namun aksinya di hentikan Lerzo.

"Xei masih sakit oon! Lo tahu dia sakit apa?!"

"Cuma pingsan kan?"

"Tadi Xeira mimisan goblok!"

"Udah-udah.. Aku gapapa kok Zo.." putus Xeira kemudian mengikuti kemana Arsen menariknya. Lerzo yang melihat kepergian Xeira seketika merasa iba. Berat sekali beban wanita itu. Namun dia juga tak bisa melakukan apapun. Apalagi saat dia melihat Xeira mimisan.

Arsen semakin melangkahkan kakinya cepat membuat Xeira kewalahan mengimbangi. Xeira menajamkan matanya saat melihat perkelahian antara murid dan guru.

"Kenapa Kak Sarez berantem?!"

"Itu dia. Karna lihat lo pingsan."

Segitu khawatirnya Sarez sampai memukul Pak Jervo, pikir Xeira. Ini masih pingsan bagaimana jika terjadi sesuatu lebih pada Xeira. Mungkin Sarez akan menghabisi orang itu.

"Kak stop!" Xeira memeluk tubuh Sarez dari belakang. Sarez membalikkan badannya menatap intens Xeira.

Sarez menangkup kedua pipi Xeira. "Kamu gak papa?" 

"Gapapa Kak.. Ngapain sih Kak Sarez berantem gini?!" Xeira mendecak kesal. Kemudian matanya teralih melihat guru mudanya yang sudah banyak luka lebam di setiap inci wajahnya, hal itu sontak membuat Xeira bergidik ngeri. Xeira maju berdiri di depan Pak Jervo.

"Maaf Pak sebelumnya. Ini salah saya."

"Tidak masalah."

Sarez menarik tangan Xeira menatap nyalang gadisnya. "Ngapain minta maaf?"

SAREIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang