52. SAXEI ||🍁Salah Musuh🍁

173 2 0
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA
VOTE AND COMMENT
.
.
.
.
.
.
.
.
Baca doa biar berkah!
.
.
.

«.............................................»

"Coca cola, hidupkan semangatmu!"



























Brum!

Brum!

Brum!

Deru motor menyambut malam penuh kesunyian. Mendengar bisingnya knalpot, membuat penghuni sebuah bangunan persegi panjang yang menjulang tinggi itu keluar.

Tiga motor berjajar rapi tepat di depan pintu gerbang yang menjadi akses masuk markas geng Galvo.

"Weish. Ada kaum sebelah bertamu nih," celetuk Ciko, salah satu anggota Galvo.

"Kita ada urusan sama Gerlan," ucap Neptu.

"Masuk."

Sesuai perintah Leader mereka, Ciko mempersilahkan ketiga pemuda itu untuk masuk ke dalam markas. Sebetulnya ia sudah tahu maksud dari kedatangan mereka. Neptu, Lerzo dan Ken langsung turun dari motor kebanggaannya dan berjalan beriringan untuk masuk ke dalam markas musuh.

"Psstttt, Bang!" Panggil Ken bersuara lirih.

Neptu mengernyitkan dahinya. "Hmm?"

Ken berlari kecil menyamakan langkah Neptu yang terlampau tergesa-gesa. "Kita gak bakal mati kan disini?" bisiknya.

"Kalau Lo kayaknya bakal mati," balas Neptu ngasal. Ken mendelik tak suka mendengar jawaban yang kurang menyenangkan.

"Gue tanya serius juga, malah dijawab kek tai!" gerutu Ken.

Ken melirik Lerzo yang berjalan di sampingnya. "Bang-"

"Lo gak diem gue sumpel kaos kaki," ancam Lerzo membuat Ken mendengkus sebal. Wajar saja Ken takut, ia baru pertama kali berurusan dengan geng motor. Ya walaupun ia termasuk bocil yang jago bela diri tapi tidak memungkinkan adanya pengeroyokan membuat ia mati mengenaskan, takut bukanlah sesuatu yang diharamkan bukan?

Mereka bertiga berhenti di tengah ruang yang cukup unik, terdapat meja billiard, papan berisi strategi, papan darts, dan berbagai alat musik seperti studio.

"Wih keren juga nih markas," pungkas Neptu yang baru mengerti isi markas musuh. Jika dilihat dari luar, markas Galvo terlihat usang bahkan seperti rumah hantu, tapi nyatanya dari dalam sungguh memukau memanjakan mata.

"Kalian duduk dulu, gue panggilin Gerlan."

"Lah ketua lo kemana, ngumpet?" kepo bocil satu itu.

Ciko menatap Ken melotot. "Bukan urusan Lo chilll!" ucap Ciko penuh penekanan. Setelah itu Ciko pergi memanggil Gerlan untuk memberi kabar kalau anggota Zarcos menampakkan batang hidungnya. Tanpa meminta izin, mereka langsung duduk di sofa. Markas memang cukup ramai namun yang membuat mereka heran adalah saat melihat musuh di dalam markas, anggota Galvo tetap santai dengan aktifitasnya masing-masing. Bahkan salah satu dari mereka juga memberikan beberapa kaleng soda di meja sebagai jamuan.

SAREIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang