41. SAXEI||🍁Cemburu🍁

472 10 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
Jangan lupa membaca doa biar berkah

»------------------«

"Mau cemburu bukan siapa-siapa?"

"Hello epribadih!" teriak Arsen membawa minuman dingin di tangan kanan dan kiri.

Merasa tidak ada balasan, Arsen melempar botol yang masih utuh ke arah Neptu.

"Sakit bangsat!"

Arsen yang bodo amat berlalu memilih duduk di sebelah Sarez yang diam termenung. "Minum Bos?" tawarnya dijawab gelengan Sarez.

"Pssttt..." panggil Arsen pada Neptu.

"Paan?" jawabnya sewot.

Arsen memberi isyarat tangan pada Neptu. Awalnya Neptu tidak paham apa yang dimaksud Arsen, namun setelah Arsen mengatakan 'Bos kenapa' tanpa suara barulah Neptu paham.

Neptu mengedikkan bahunya pertanda tak tahu.

Arsen memilih diam daripada bertanya. Saat ini mereka bertiga tengah berada di rooftop sekolah untuk bolos. Beberapa minggu lagi ujian kelulusan akan dilaksanakan, dan masa-masa SMA akan berakhir yang artinya waktu untuk membolos semakin berkurang. Kalau SMA belum merasakan bolos sekolah, berarti belum merasakan putih abu-abu sesungguhnya. Karena masa SMA adalah masa yang asik untuk dinikmati. Nakal boleh tapi tahu batasan.

Di rooftop yang menenangkan, pikiran Sarez masih tertuju pada ucapan Ritaz tadi.

"Keluarga Nezfa bukan orang sembarangan. Lo bisa aja aman, tapi pikirin keselamatan Xeira."

Sarez meraup wajahnya frustasi, kemudian bangkit meninggalkan Arsen dan Neptu. Tujuannya sekarang adalah Xeira. Melihat Xeira baik-baik saja akan membuatnya tenang.

Di kelas XI IPA 1 suara ricuh terdengar kala pembagian kelompok presentasi penjas atau pendidikan jasmani. Mereka semua diminta untuk menjelaskan dan mempraktekkan permainan softball sebelum olahraga minggu depan.

Selesai pembagian kelompok, para siswa diberi waktu limabelas menit untuk diskusi dengan kelompoknya masing-masing. Xeira mendapat kelompok pertama yang beranggotakan tiga orang, tapi berhubung salah satu temannya tidak masuk jadi ia hanya berdua saja.

"Gimana?" tanya Xeira memulai obrolan. Sedari tadi partnernya terus ngegame padahal sudah sepuluh menit berlalu. Jujurly, Xeira sedikit gugup karena ia sangat jarang berkomunikasi dengan cowok di depannya itu. Mungkin karena ia kurang berinteraksi.

"Gampang!"

"Huuftt..." Xeira menghela napasnya. Sudah tiga kali jawabannya tetap sama, gampang!

"Baik anak-anak, waktu diskusi habis. Sekarang presentasi ke depan. Mulai dari kelompok satu!" tutur Pak Zaky, guru baru olahraga di SMA GHS. Lumayan tampan lah, sebelas duabelas dengan pak Jervo.

Masih ingat Pak Jervo?

Guru yang pernah menjadi bahan samsak Sarez Antaxean karena menghukum Xeira hingga pingsan.

Rafel dan Xeira maju ke depan. Xeira yang tidak tahu menahu tentang softball hanya mengikuti saja apa kata Rafel.

"Permainan softball sangat mudah kalau lo pada bisa," ucap Rafel enteng. Sorakan terdengar di seluruh ruangan.

SAREIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang