27. SAXEI ||🍁pingsan🍁

510 22 10
                                    

Happy Reading
-
-
-
V O T E
'
'
'
C O M M E N T

______________________________________

'Kata bahagia tak bisa ku-ungkapkan dalam kata-kata. Dibalik senyuman ini aku bahagia bersamamu selamanya.'

♡♡♡♡♡


Hari ini Xeira sudah siap dengan seragam sekolahnya, menenteng tas ransel yang cukup berat membuatnya sesekali mendengus kesal. Hari senin, hari terberat. Mata peajaran penuh, upacara dipagi hari, pulang sore, tugas rumah banyak. Melelahkan.

"Kenapa murung gitu?" tanya Sarez lembut. Setiap pagi Sarez selalu stay di depan rumah Xeira.

"Males aja pergi sekolah," balas Xeira cemberut.

"Xeira yang aku kenal gak kaya gini. Kenapa?" Sarez mengusap pipi Xeira. Xeira jadi teringat Bunda-nya, dulu almarhum Tiyas pernah berkata kalau Xeira tidak boleh dikuasai rasa malas, karena malas itu perbuatan setan. Dia harus membuktikan ke Papanya kalau dia bisa.

"Gapapa lupain. Sekarang udah gak males kok."

"Beneran? Padahal mau aku ajak bolos loh."

"Ish ngajarin yang nggak bener!" tampik Xeira.

Sarez terkekeh. "Yaudah yuk naik. Keburu ujan," apa yang di ucapkan Sarez memang benar. Entah mengapa hari ini mendung seperti sedang sedih yang tak mau memunculkan keindahan biru, dan sinar matahari pun sepertinya juga sudah bersekongkol untuk tidak menyinari bumi pertiwi.

Disinilah Xeira dan Sarez berada, di dalam sebuah warung kecil pinggir jalan. Ucapan Sarez sangat mujarab, lihat saja sekarang. Hujan deras mengguyur jalanan.

"Kak kalau telat gimana?" Xeira sedikit berteriak sebab takut Sarez tak dengar karena suara percikan hujan yang lebih keras.

"Bolos aja sekalian."

"Kan! Kak Sarez tuh nggak pernah bener kalo ngasih usul."

"Terus maunya gimana sayang?"

"Ih jangan manggil sayang.." Xeira menutup wajahnya malu.

"Kenapa ditutup, cantiknya jadi gak kelihatan."

"Ish aku baperr.." rengek Xeira.

"Sejak kapan pacar aku manja gini, hmm?"

"Sejaaakk.. Sejak kapan ya, sejak masih di beri hidup," ujar Xeira kemudian tertawa lepas. Sarez bahagia melihat Xeira kembali girang seperti ini, setidaknya dia tak teringat dengan masalah keluarganya. Tawa Xeira berhenti saat melihat sosok yang sangat dia kenal berlari kearahnya.

"KEN!"

♡♡♡♡♡


"Kamu kenapa hujan-hujan gini sih Ken?" sudah ke lima kalinya Xeira bertanya seperti itu.

"Ken mau ketemu Kak Quen."

"Kamu kan bisa telfon Kakak, jadi nggak perlu ujan-ujanan gini."

"Kak.. Ken pengen sama Kak Quen aja. Ken nggak mau ikut Papa ke Singapura.." Ken memeluk Xeira tak peduli bajunya yang basah. Xeira tak mempermasalahkan itu.

"Ken, kamu tahukan kehidupan Kakak seperti apa. Kakak nggak bakal bisa nurutin semua kemauan kamu, kamu nggak bisa hidup mewah seperti yang Papa kasih."

SAREIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang