HAPPY RADING
.
.
.
.
.
VOTE AND COMMENT!!
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA BACA DOA!
.
.
.«...............................»
"Bukan kehilangan yang kuinginkan, tetapi kebersamaan bersamamu tiap titik langkah kakiku."
«............................»
Bukan part yang bertuliskan satu tahun kemudian, bukan pula part yang bertuliskan happy ending, tapi part sedih yang mendalam, luka yang menganga, suasana hati mencengkam. Sebuah gundukan tanah bertabur bunga segar dengan nisan pitih bertuliskan "Sarez Antaxean" terpampang jelas disana. Seluruh pasang mata menatap kuburan baru dengan rasa tak percaya. Satu persatu pelayat meninggalkan makam, ucapan bela sungkawa terus terdengar disepanjang detiknya. Bukan hanya dari pihak sekolah, tapi juga kolega bisnis Ravender. Bahkan ada yang datang dari Australia untuk ikut proses pemakaman.Eliza sudah undur diri dari setengah jam yang lalu. Wanita berstatus ibu satu anak itu tak mampu menopang tubuhnya, setelah pemakaman selesai Ravender langsung menyuruh bodyguard dan para maid untuk membawa istrinya pulang dan istirahat. Sedangkan Ravender masih dipemakaman untuk menemui para kolega bisnisnya. Bukan berarti Ravender tidak ingin menemani istrinya, tapi keberadaan Ravender untuk tetap di pemakaman adalah atas paksaan Eliza.
Pemakaman yang masih dipenuhi lautan manusia tak membuat anggota Zarcos beranjak pergi. Mereka masih setia mengamati tiap butiran pasir yang menutupi tubuh sang leader.
"Sampai kapanpun lo bakal tetap jadi leader kita," ucap Arsen menatap nanar nisan.
Neptu merangkul pundak Arsen lalu mengangguk setuju akan ucapan Arsen.
"Lerzo mana?" tanya Arsen. Neptu yang menyadari Lerzo tidak ada disekelilingnya seketika khawatir, ia takut Lerzo tersesat karena terlalu sedih kehilangan Sarez. Sedari kemarin, Lerzo terlihat sangat kehilangan sosok Sarez, ia memilih diam dan tak banyak bicara.
Neptu bertanya pada salah satu anggota Zarcos yang dijawab gelengan pertanda tak tahu.
"Biar gue yang cari, lo tetep disini."
"Gue ikut!"
Arsen dan Neptu mulai mencari Lerzo di sekitar pemakaman. Tak butuh waktu lama bagi keduanya menemukan adik kelas mereka itu, disebuah danau tak jauh dari TPU Lerzo terlihat duduk sendirian di tanah basah.
"Jangan sendirian, digondol Kunti nyaho lo!" gurau Neptu. Tak melihat pergerakan apapun dari Lerzo membuat Neptu dan Arsen merelakan celana mahalnya untuk bertatap muka dengan tanah.
"Lo gak inget ucapan Sarez?"
Lerzo menarik sebelah alisnya.
Arsen memandang lurus ke depan. Ia akui dirinya tak pernah serius dan selalu dipenuhi kerandoman, tapi ia bukan manusia tanpa perasaan yang mengabaikan temannya kala merasa sedih. Arsen mulai flashback ke masa lalu dimana Lerzo pertama kali mengenal Zarcos. "Sedetik lo terpuruk, dua kali musuh bergerak maju. Kalau satu jam lo udah kayak mayat mati, udah sejauh mana musuh mau ngehancurin kita? Jangan beri celah buat orang ngehancurin sesuatu yang menurut lo berharga."
Ya, ucapan itulah yang pertama kali diucapkan sosok leader mereka saat Lerzo bergabung di Zarcos, rumah kedua bagi para pemuda yang butuh support.
"Sebenarnya ada hal lain yang mau gue bicarain." Lerzo menatap Arsen dan Neptu bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAREIRA
Teen Fiction[AREA ZARCOS CROSSED] [Part lengkap] »Apa adanya dan belum revisi« _____ "Jangan pernah sentuh Xeira atau lo semua bakal mati!" tegas Sarez Antaxean Degamour. *** SAREZ ANTAXEAN DEGAMOUR, merupakan ketua geng 'ZARCOS' yang memiliki sejuta pesona. hi...