56. SAXEI||🍁Mencoba Berdamai🍁

189 4 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
Vote
.
.
.
.
.
.
.
.
COMMENT
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa baca doa
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
«...........…...……………»

"Jangan nangis ya cantik, nanti mutiaranya jatuh."



Hari ini menjadi hari yang paling membahagiakan bagi Xeira. Sebab berminggu-minggu kerinduan yang menggempur-gempur hatinya memberontak ingin segera keluar akhirnya terlaksana.

"Ternyata benar ya Kak," tutur Xeira yang berada di dekapan Sarez. Posisi Xeira yang duduk di pangkuan Sarez membuat Sarez leluasa mencium pucuk kepala Xeira.

"Hmm?"

"Kata Dylan, rindu itu berat. Ternyata bener."

Sarez tersenyum simpul.

"Jangan tinggalin aku ya Kak..." lirih Xeira. Sarez hanya bergumam menikmati kehangatan dan kenyamanan yang ia ciptakan.

Xeira yang tak puas karena tak direspon Sarez langsung sebal dan melepas pelukannya lalu menyilangkan tangannya di depan dada. Walau begitu, ia masih duduk di paha Sarez sebab ia tak bisa berpindah tempat, kan lumpuh.

"Kenapa sayang, hmm?" Sarez menoel pipi gadisnya itu.

Xeira membalas gumaman tak jelas mengikuti Sarez.

"Gemes banget, pacar siapa sih ini." Sarez menggigit pipi kanan Xeira.

"Aww. Sakit Kak!" tampiknya kesal.

"Makanya kalau ditanya itu jawab, bukan malah gerutu gajelas."

"Kan kamu juga gitu!" sungutnya.

"Masa sih?" ejek Sarez.

Xeira yang sudah sangat dongkol dengan Sarez mencari ancang-ancang untuk turun dari pangkuan Sarez, entah ngesot atau gimana yang penting ia bisa lepas dari singa jantan itu.

Sarez tak tinggal diam. Ia langsung menahan Xeira dan memegang perut gadisnya. "Iya iya sayang. Aku, Sarez Antaxean Degamour gak aman pernah ninggalin Queena Axeirava Rarendra dengan alasan apapun, sampai maut memisahkan."

Xeira menahan malu mendengar ucapan Sarez yang menurutnya ucapan khas playboy, tapi ia suka. Ya Tuhan, Xeira baper rasanya ia ingin melompat dari ketinggian 96.863 kaki.

Xeira tiba-tiba ingat dengan cibaynya. "Kak?" tangan Xeira meraba-raba.

"Kenapa sayang?"

"Aku tadi bawa cibay, dimana ya?"

"Hmm? Cibay?" Sarez masih tak paham maksud Xeira.

"Iya Kak. Ambilin..." rengeknya sedikit memaksa.

"Cibay itu apa?"

Xeira menepuk keningnya. Ia lupa kalau jiwa Sarez sama seperti papanya yang tak tahu cibay.

"Sebenernya ada apa sih sama orang-orang kaya. Makanan bocil SD SMP SMA masak pada gak tau sih!" gerutunya. Sebenarnya ia juga kaya, waktu masih SD ia juga tinggal bersama Gendra. Tapi jiwa merakyatnya masih ada, ia bahkan suka sekali beli makanan dipinggir jalan, apalagi cireng yang masih dipanggul gitu gerobaknya, sudah menjadi langganannya tiap sore.

"Gak higienis sayang..."

"Sok higienis," gumam Xeira tak didengar Sarez.

Melupakan soal cibay, Xeira ingin bertanya langsung pada tujuannya. Sebenarnya ia sedikit ragu menanyakan hal tersebut, tapi ia juga ingin tahu masalah yang terjadi akhir-akhir ini. Xeira memainkan kancing baju Sarez.

SAREIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang